Awas Modus Investasi Saham, Rekening Dibobol
sentralberita | Jakarta ~ Kasus penipuan menggunakan modus ajakan investasi saham semakin marak. Banyak grup-grup di aplikasi pesan singkat yang menawarkan investasi kepada anggota di grupnya. Penipu beraksi dengan meminta anggota grup mengirimkan sejumlah uang untuk berinvestasi di suatu saham dengan iming-iming imbal hasil yang besar.
Aksi seorang penipu yang membuat grup Telegram bodong menelan korban. Adinda (bukan nama sebenarnya) yang merupakan salah satu korban penipuan di grup Telegram sudah kehilangan uang hingga belasan juta rupiah. Kepada detikcom, ia menceritakan bagaimana dirinya bisa menjadi korban dari grup bodong tersebut.
“Jadi awalnya saya mau belajar saham. Saya cari-cari tahu dari akun-akun Instagram pemain saham. Saya juga main TikTok. Nah dari situ saya dapat informasi sebuah grup yang menawarkan belajar investasi saham, jadi ada kelasnya gitu,” kata Adinda ketika dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (14/2/2021).
Ia mengatakan, grup itu bernama Ternak Uang Official di aplikasi Telegram. Pembuat dari grup itu mencatut identitas seorang influencer yang sering memberi konten edukasi investasi saham. Identitas influencer tersebut dipakai sang penipu, mulai dari nama hingga foto profil.
“Saya lihat ada influencer, Timothy Ronald yang buka kelas belajar saham. Saya tertarik untuk ikut kelasnya, ada kelas 1-2 hari untuk pemula. Saya klik link-nya itu masuk ke Telegram saya. Setahu saya, Timothy Ronald ini punya Telegram. Tapi ada akun lain yang juga pakai nama dan foto Timothy. Nah saya salah klik link, jadi saya masuknya ke grup Telegram dari penipu itu,” kata Adinda.
Ia mengatakan, dirinya bergabung dengan grup tersebut pada akhir 2020. Sampai awal bulan Februari ia mulai tertarik untuk berinvestasi dengan cara yang ditawarkan di grup tersebut. Sampai saat itu pula, dirinya masih belum menyadari bahwa grup tersebut adalah grup yang dibuat seorang penipu yang mencatut identitas orang lain.
“Nah itu saya mengisi formulir data diri. Saya nggak tahu kenapa saya kasih semua nama, alamat, email, dan nomor ponsel saya. Saya pertama ikut investasi itu Rp 5 juta, itu saya transfer,” jelas Adinda.
Adinda mengirimkan uang itu melalui rekening BCA yang dimilikinya ke rekening BRI Syariah yang diberikan oleh sang penipu. Setelah itu, sang penipu meminta Adinda melakukan verifikasi dengan mengunjungi sebuah link. Dari sanalah pembobolan rekening Adinda dimulai.
“Di situ saya asal klik saja, terus pas dibuka ternyata itu nomor kartu ATM saya dan nomor pin saya kasih ke dia,” ungkapnya.
Setelah itu, sang penipu mengatakan verifikasi gagal. Sang penipu meminta Adinda untuk memberikan rekening bank lain yang dimilikinya. Adinda sempat curiga dan mengatakan dirinya hanya memiliki satu rekening. Namun, sang penipu mengetahui bahwa sebenarnya Adinda memiliki dua rekening bank lain.
“Kayaknya dia sudah hack Gmail dan nomor ponsel saja. Jadi ketahuan saya punya rekening bank lain. Dia mengancam saya untuk tidak mempersulit. Saya bingung, kan saya sudah transfer Rp 5 juta. Nah kayaknya pas dia meminta-minta rekening lain yang saya miliki, dia sambil mentransfer saldo rekening BCA saya ke rekeningnya,” tutur Adinda.
Setelah itu, Adinda mengaku tak bisa mengakses mobile banking BCA miliknya. Ia pun mencoba membuka internet banking, dan ternyata saldo rekeningnya sudah dikuras sang penipu.
“Pas saya buka saldo itu tinggal Rp 53.000. Jadi dia sudah transfer semua uang saya ke rekening dia, di situ saya langsung menjerit. Minta ke orang itu untuk mengembalikan uang saya. Tapi saya diblokir,” paparnya.
Adinda mengaku, dirinya kehilangan Rp 12,5 juta dari rekening tabungannya. Setelah itu, ia pun langsung mendatangi kantor cabang BCA dekat tempat tinggalnya, dan membuat laporan. Ia juga mendatangi kantor cabang BRI Syariah untuk membuat laporan dan memeriksa rekening yang digunakan penipu untuk menampung uang dari rekening Adinda.
“Dari BCA saya ke BRI Syariah. Karena yang saya kirim itu ke BRI Syariah, terus saya lapor pengaduannya. Katanya setelah dicek no rekeningnya orangnya ada di Singkawang, Kalimantan Barat. Kalau nomor rekeningnya atas nama Sri Endang Kurniati,” papar dia.
Ia juga mengadukan kasus ini ke Polres Jakarta Barat. Menurutnya, hingga saat ini laporannya masih dalam proses. “Kemarin sudah dibuat laporan pengaduan,” kata Adinda.
Dirinya sudah mencoba menghubungi akun Telegram sang penipu, sayangnya, menurut Adinda sang penipu sudah tak lagi menggunakan akun tersebut. Namun, menurutnya sang penipu masih aktif di Telegram dengan membuat akun baru
“Dia sudah buat akun Telegram lainnya, ganti username jadi Timothyronald02. Saya nggak berani coba yang kedua ini. Baru-baru ini saya handphone saya disadap, dan kayaknya pelakunya sama. Gmail saya juga mau dia bobol, dia coba-coba ambil untuk dipakai di ponsel dia. Untungnya saya dapat informasi dari Google, jadi akun saya masih saya pegang,” pungkasnya.
(dtf/red)