Hakim Skors Sidang Ingin Sholat, JPU Kompak Tinggalkan PN Medan

sentralberita|Medan~Suasana di Ruang sidang Cakra 3 Pengadilan Negeri (PN) memanas, belasan Jaksa Penuntut Umum (JPU) sampai meninggalkan ruang sidang setelah Majelis Hakim yang di ketuai Eliwarti meminta jalannya sidang agar diskor karna ingin menunaikan ibadah Sholat Ashar.
Akibat dari di skornya sidang karna Hakim hendak Sholat, suasana yang awalnya hening di ruang sidang Cakra 3 Pengadilan Negeri (PN) Medan, Kamis sore (12/11) sore sekira pukul 16.25 WIB tiba-tiba berubah riuh.
“Emangnya hakim aja yang bisa ninggalkan ruangan ini, ayok kita pulang aja, ayo pulang-pulang,” kata seorang pengunjung sidang menirukan ucap JPU saat meninggalkan ruang sidang Cakra 3 Pengadilan Negeri (PN) Medan Kamis (12/11) sore
Sentara informasi di peroleh dari kejadian itu belasan JPU didominasi dari Kejari Medan spontan komplain setelah mendapatkan informasi majelis hakim diketuai Eliwarti akan melanjutkan persidangan beberapa menit setelah selesai Sholat Ashar
“Habis sidang ini sidang diskorsing dulu. Kebetulan sudah mau habis waktu sholat ashar,” kata Eliwarti.
Namun setahu bagaimana para JPU dari Kejari Medan dan Kejati Sumut yang telah berjam-jam terperangkap antrean sidang spontan berdiri dan bersungut-sungut.
“Jadi mau jam berapa lagi dimulai lagi sidangnya? Jam berapa pula lagi nanti siap sidangnya?” demikian antara lain komplain mereka.
Teriakan komplain para penuntut umum didominasi Kaum Hawa itu pun kedengarangan ke ruangan sidang lainnya sekaligus mengundang perhatian pegawai pengadilan.
Tidak lama kemudian para JPU tersebut bersama-sama keluar dari pintu depan PN Medan.
“Maaf ya Pak. Saya nggak bisa kasih komentar. Bapak-bapak saja lah yang menilai dan melihat kejadiannya tadi,” kata Eliwarti didampingi rekannya Mian Munthe.
Laporkan ke Pimpinan
Menyikapi aksi walk out (WO) para JPU tersebut, Humas PN Medan T Oyong mengaku baru saja mendapatkan informasi hal itu dari majelis hakim dimaksud.
Juru bicara pengadilan negeri Kelas IA Khusus itu membenarkan bahwa pengendali di ruang sidang adalah majelis hakim. Diskorsingnya persidangan bukanlah merupakan aib.
“Sampai sekarang kami belum tahu apa alasan hukum sehingga rekan-rekan penuntut keluar dan tidak mau lagi sidang. Kasusnya akan kita laporkan ke pimpinan,” pungkasnya.
Hingga pukul 20.30 WIB tadi belum ada tanggapan resmi dari petinggi di Kejari Medan terkait insiden WO para jaksa tersebut. (SB/FS)