2,01 Triliun Tahun 2021 untuk Digitalisasi & Model Media, Sofyan Tan: Optimis Guru & Pengelola akan Lebih Terbiasa Memanfaatkan teknologi

Sofyan Tan menyerahkan eksternal hard disk yang berisikan materi pembelajaran jarak jauh

sentralberita|Medan~Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI menyiapkan anggaran Rp 2,01 triliun di tahun 2021 untuk kegiatan digitalisasi sekolah dan media.

Dari anggaran ini, Rp1,43 triliun lebih akan dikelola Direktorat Jendral (Ditjen) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendikan Dasar Menengah (Dasmen) untuk penyediaan Alat Permainan Edukatif (APE) untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Teknologi Informatika Komputer (TIK) bagi 16.844 sekolah di seluruh Indonesia, termasuk di Sumatera Utara (Sumut).

Sementara sisa anggaran diperuntukkan bagi kegiatan penguatan platform digital, bahan belajar dan model media Pendidikan digital serta layanan terpadu kemendikbud, kehumasan dan media.

Anggota Komisi X DPR RI Sofyan Tan mengatakan, dengan anggaran ini, maka pihaknya optimis, para guru dan pengelola pendidikan akan lebih terbiasa memanfaatkan teknologi informatika sehingga terbantu dalam mendidik anak didik.

“Dari alokasi anggaran TIK ini, para guru akan mendapat bantuan laptop, sehingga memudahkan guru menyusun modul pelajaran,” ujar Sofyan Tan dihadapan 125 guru dan Kepala Sekolah yang menjadi peserta workshop pendidikan yang digelar Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud, Selasa (13/10/2020).

Dikatakan Sofyan, selain anggaran untuk penyediaan APE dan TIK, Kemendikbud juga sudah mengalokasikan anggaran sebesar RP7,3 triliun untuk tunjangan profesi guru yang akan dibagikan kepada 363 ribu guru.
“Sementara khusus untuk Ditjen GTK, disiapkan anggaran sebesar Rp1,3 triliun yang diperuntukkan bagi guru-guru,” katanya.

Baca Juga :  Dibuka Ketua KONI Medan, Peserta Pencak Silat Naik 34,27 Persen di Ajang Porkot Medan 2024

Sofyan menyebutkan, salah satu program yang disiapkan Dirjen GTK Kemendikbud adalah program Pendidikan Guru Penggerak, yang tahun ini sudah berjalan.

“Di tahun 2020 ini, program Pendidikan Guru Penggerak sudah berjalan dan Kemendikbud menyiapkan anggaran untuk 10 ribu peserta yang pendaftaran gelombang kedua sudah resmi dibuka. Karena itu, saya mendorong, semua guru yang hadir disini untuk ikut seleksi program ini.

Kenapa? Karena kedepan, syarat untuk bisa menjadi Kepala Sekolah harus mengikuti dan lulus program ini,” sebut politisi PDI Perjuangan yang mewakili Dapil Sumut 1 yang meliputi Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Sumatera Utara, Drs. Alfian Hutauruk, Mpd yang hadir dan menjadi pembicara menyebutkan, hingga saat ini pandemi Covid-19 masih belum berakhir.

Hal ini harus terus menerus disosialisasikan karena banyak masyarakat yang beranggapan pandemi ini sudah berakhir.

“Kenapa ini kembali saya utarakan? Karena pada aksi demo yang berlangsung pekan lalu dan berujung ricuh, ada 97 pelajar yang diamankan dan sempat ditahan pihak kepolisian untuk dimintai keterangan. Dan yang membuat saya sedih dan hampir menangis karena ada pelajar SMP,” kata Alfian.

Alfian mengakui, selama ini guru dipersiapkan untuk mengajar secara tatap muka, dan tidak pernah dipersiapkan mengajar secara daring. Dan sekarang secara mendadak, saat ini guru diminta untuk bisa mengajar secara daring.

Baca Juga :  Keterbatasan Anggaran, Hakipdo Sumut Tetap Optimis Target 2 Medali Emas di PON 2024

“Saya sudah keliling Sumut, seperti Madina, Palas dan Paluta. Dari kunjungan itu saya melihat, bukan hanya orang tua mau pun peserta didik yang tak siap, tetapi juga ternyata banyak guru yang gak siap menghadapi pandemi ini. Padahal layanan pendidikan tidak boleh berhenti, “ tuturnya.

Alfian memastikan, pihaknya sudah memiliki data tingkat efektifitas pembelajaran daring di jenjang SMA/SMK di Sumut. Di wilayah Tapanuli dan Nias, rata-rata di bawah 50 persen sekolah yang melaksanakan pembelajaran secara daring.


“Mulanya semangat peserta didik ikut pembelajaran secara daring. Tapi saat ini justru peserta didik yang aktif tinggal 50 persen. Artinya dari 50 persen yang aktif di awal pemberlakuan belajar secara daring, kini tingga 50 persen lagi saja yang aktif. Kalau pun aktif, hanya Namanya saja,” sebutnya.

Dalam workshop yang juga menghadirkan Guru Besar Universitas Negri Medan Prof. Dr. Sri Minda Murni, M.S sebagai pembicara, Sofyan Tan menyerahkan eksternal hard disk yang berisikan materi pembelajaran jarak jauh, sehingga diharapkan akan membantu para guru menjalankan aktivitasnya mengajar secara daring. (SB/01)

-->