Akhyar Ungkap LRT & Listrik Tenaga Sampah Tidak Terlaksana karena Secara finansial Belum fleksibel, Pemko Medan Tak Sanggup

sentralberita|Medan~Plt Pemko Medan IrAkhyar Nasution menyampaian, bahwa berapa waktu lalu, Pemko Medan telah menginisiasi pembangunan Light Rail Transit (LRT) di kota Medan, namun belum bisa terlangsana karena secara finansial belum fleksibel.

Di dalam perencanaan, Kementerian Perhungan menyiapkan infrastrukturnya 11 triliun si investor menyiapkan modal angkutan dan pengoperasionalannya sekitar 2 triliun.

Setelah dihitung-hitung pengoperasionalannya belum fleksibel, karena karateristik berkenderaan orang Medan terbiasa mengunakan kenderaaan pribadi, sehingga merubah kenderaan pribadi menjadi kenderaan umum menyebabkan take over, penghasilan dari penjualan penganggukutan tersebut lebih rendah, sehingga belum fleksibel secara finansial.

Jadi dihitung-hitung satu tahun itu fiscal guard lebih kurang 350 milyar, nah ini siapa yang menutupinya. Kementerian Perhubungan, “tugas kami sudah membangun habis itu kalianlah subsidi” ujar Akhyar.

Baca Juga :  Rico Waas Pertemuan Dengan Wakil Ketua Komwil I Apeksi, Bahas Struktur Kepengurusan

Disitu Pemko Medan tidak sanggup menutupi fiscal guard 350 milyar satu tahun, jadi programnya bypass the service dalam rangka menyiakan terbiasa menggunakan kenderaan umum, jika terbiasa hal seperti itu, LRT itu akan fleksibel secara ujar Akhyar
finalsia,”unkap Akhyar.

Plt Pemko Medan menyampaikan hal tersebut saat bersilaturrami Unit Wartawan Pemko Medan, Selasa (22/9/2020) di Taman Candika Medan Kelururahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor. Pertemuan diiringi dengan dialog dan tukar pikiran sekaligus Akhyar pamitan sementara karena akan cuti terkait sebagai Balon pilkada Kota Medan.

Hal lain dalam pertemuan yang dihadiri dihadiri Kadis Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Medan HM Husni, Camat Medan Johor Zulfakhri Ahmadi, Kabag Humas Setdako Medan Arrahman Pane dan Kabid Komunikasi Publik Dinas Kominfo Syaiful Amri itu disampaikan Akyatr soal sampah.

Baca Juga :  Polda Sumut Berikan Pengamanan di KPU dan Bawaslu untuk Mencegah Potensi Gangguan

Menurutnya, telah puluhan menerima investor yang katanya bisa mengkonversi sampah untuk listrik dan bisa untuk segala macam, tapi hingga saat ini tidak ada terealisasi, karena memang juga pembangkit listrik tenaga sampah tidak juga fleksibel secara finansial.

Biaya produksi listrik dari tenaga sampah sekitar 11-12 persen dolor per KWH, sementara PLN hanya membeli sekitar 9 persen per KWH. Jadi tetap pada fiscal gguard, dan investor terkait minta agar Pemko menutupinya, Pemko Medan tak sanggup memutupinya, turur Akhyar(SB/01)

-->