Sholat Idul Adha Muhammadiyah Asahan, Pengorbanan Nabi Ibrahim Harus Menjadi Bagian kehidupan di Tengah Pandemi Covid-19

Sholat Idul Adha Muhammadiyah Asahan, Pengorbanan Nabi Ibrahim Harus Menjadi Bagian kehidupan di Tengah Pandemi Covid-19

sentralberita|Kisran~Sholat Idul Adha yang diselenggarakan Muhammadiyah Asahan, Jumat (31/7/2020) pagi di halaman perguruan Muhammadiyah Mutiara Kisaran berlangsung hikmad dengan khotib Rahmat Hidayat, LC dari Majlis Tabligh PDAM Asahan.

Dengan mengikuti protokol kesehatan, sejak pagi ratusan Jamaah terlihat sudah berdatangan memadati halaman perguruan Muhammadiyah , para jamaah ini terlihat memakai masker tak ramai bersalaman.

Tepat pukul 7.30 wib panitia penyelenggara mengumumkan dilaksanakan sholat Idul Adha dengan terlebih dahulu mengatur shaf jamaah kaum muslimin dan muslimat khususnya warga Muhammadiyah Kisaran tersebut.

Dalam khutbahnya, Rahmat Hidayat bertemakan, “Meneladani Keberagamaan Nabi Ibrahim As” meyampaikan, meski saat ini di tengah suana pandemi covid-19, tapi tetap berusaha menjalankan perintah Allah SWT dan cara kita bersyukur kepada Allah SWT.

“Mudah-mudahan apa yang kita lakukan ini senantiasa mendapat naungan dari Allah SWT,”ujarnya.

Perayaan Idul Adha beserta ibadah qurban, katanya adalah merupakan ibadah yang mengingatkan keimanan, kesabaran, kejujuran dan keihklasan serta ketaatan kepada nabi Ibrahim AS, beliau adalah nabi yang dikasihi Allah karena keimanan yang sangat kuat dan ketaqwaan yang sangat tinggi.

Baca Juga :  Resepsi HAB ke-79 Kemenag RI, Kakanwil Kemenagsu: "Kalau Umat Jauh dari Agama Kementerian Agama Tidur"

Nabi Ibrahimlah yang dalam pencariannya menemukan Tuhan Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Besar, kepadaNya belia menyerahkan diri secara bulat tanpa ada keraguan.

Nabi Ibrahim meyakini apapun yang diperintahkan Allah merupakan suatu kebaikan yang harus ditunaikan tanpa ada penolakan, karena itu ketika ada perintah Allah Allah untuk meninggalkan Istri dan anaknya yang masih bayi di lembah tandus sunyi sepi,

beliau melaksanakan penuh ketaatan, yang pada akhirnya berujung kebaikan besar keluar mata mata air zamzam sebagai dari tarik untuk menetap di Makkah, maka jadilah sekarang sebuah kota yang dinamakan Almakkahtul Mukarromah yang dikunjungi jutaaan kaum muslimimin berziarah.

Ketatan, keiklhasan dan mengorbanan yang dilakukan Nabi Ibrahim AS harus menjadi bagian kehidupan kaum muslimin terutaa dalam keadaan darurat wabah seperti sekarang ini, dimana banyak orang yang kesulitan untuk memenuhi kebuthan hidup sehari-hari maka harus terpanggil membantu dengan harta yang dicantai sebagian kecil atau besar yang ada dalam keluaraga, lingkungan membantu kesengsaraan umat.

Baca Juga :  Turnamen Tenis Meja Piala Kapolda Sumut 2024: Meningkatkan Solidaritas dan Semangat Persaudaraan

“Namun kecintaan manusia kepada harta terkadang sangat berlebihan sehingga menjadikan cobaan berat bagi dirinya dan penghalang ketaatan bagi Allah SWT”ujar Rahmat.

Keengganan berinfak dan bersedah adalah karakter manusia kikir karena mereka sangat mencintai harta yang dimikinya walau banyak keutamaan bersedekah, lanjutnya.

Dalam khutbahnya, Rahmat menyampaikan, hidup adalah perjuangan dan setiap perjuangan memerlukan pengorbanan, tidak akan ada pengorbanan tanpa ada kesusahan.

Justru kesediaan seseorang untuk melakukan pengorbanan uang dan harta benda termasuk tenaga dan pikiran dan waktu akan benar-benar menguji keimananan sesorang.

Peristiwa berqurban Nabi Ibram As dan anaknya Ismail As merupakan suatu periswa yang menjadi renungan bagi manusia. Dengan kata lain semangat berkurban adalah meruapakan tuntutan paling besar yang ada dalam keluaraga dan lingkungan masyarakat, agama bangsa dan negara.(SB/01)

-->