Pertarungan Merebut Golkar Sumut

sentralberita|Medan ~ Partai Golkar Sumut musda ulang lagi, Why?
Karena mereka sedang mencari & menguji kepemimpinan tokoh yang tidak berpikir sektoral dan berjuang berdasarkan kelompok serta sentinen..
Inilah bukti pemimpin Partai Golkar sama dengan calon pemimpin Indonesia. Partai ini sedang mendesign masa depan Indonesia 2045 yang mereka sebut sebagai negara kesejahteraan (walfare state).
Partai ini tidak sedang bersaing/berkompetisi seperti memperebutkan piala di lapangan pertandingan tapi mereka sedang mempersiapkan kompetisi kenegarawanan untuk mencari calon pemimpin partai Sumut.
Partai ini sedang menjaga stabilitas politik baik nasional dan lokal, sedang berjuang 60 % pilkada serentak 2020 dengan slogan Golkar Bersih tanpa mahar dan mempersiapkan calon Presiden tahun 2024 dan juga mempersiapkan calon Gubernur 2023 di Sumut.
Langkah politik kekuasaan dan kompromi politik (potitik bertanding untuk bersanding) antar kader selalu menjadi ending permainan.
Secara nasional telah terbukti menyatunya dua kubu antara Bambang Sosaetyo dengan ketua terpilih Airlangga Hartarto, sebuah pemberlakuan tradisi terpilih secara ‘aklamasi menjadi jalan tengah (menjaga equilibrium) dan menghindari konflik. Begitu juga bukti bahwa Golkar selalu dalam lingkar kekuasaan atau disebut anak pemerintahan.
Dalam.’beberapa peristiwa mengejutkan di Sumut, DPP Partai Golkar memberi SK pemberhentian secara tiba-tiba kepada Bapak Ngongesa Sitepu dan ditunjuknya ketua Plt. Golkar Sumut Bapak Ahmad Doli Kurnia Tanjung, lagi-lagi Why?
Pertanyaan yang sulit dijawab dan argumentasi politis dan diplomatis, seseorang yang dipilih secara demokratis lewat musyawarah bisa diganti. Hal yang sama juga terjadi pada saudara kita Yasir Ridho Loebis, terpilih dalam musda tapi harus menerima keputusan ulang lewat keputusan mahkamah partai. Why?
Catatan penting perhelatan.ini mensyaratkan bahwa kader partai sedang diuji menjaga kekuatan besar kadernya untuk memperkuat konsolidasi, soliditas, sinergitas, kompromi dan.negosiasi menjadi alternatif partai ini merebut hati rakyat (slogan/tagline yang menggema suara rakyat, suara Golkar) dan memperkuat sebuah kekuasaan (pemerintahan) baik eksekutif maupun legislatif.
Perrtanyaan kenapa diulang akan terjawab pada perhelatan musda ulang nanti siapa yang terpilih dan apakah ini merupakan grand design merebut kekuasaan besar di Indonesia khususnya di Sumut ?
Ataukah sedang memberi ruang kompetisi baru atas kehadiran calon ketua yang katanya sudah dapat diskresi (Bapak Musa Rajekshah/ Wakil Gubernur Sumut). Partai Golkar secara resmi mengusung beliau pada Pilgubsu 2018 (Eramas).
Akankah Bapak Yasir Ridho Loebis mampu merebut simpati DPP Golkar dengan dukungan DPD II, termasuk menyebut diskresi belum jaminan merebut tiket ketua.
Atau DPP Golkar sedang memberkan kesempatan kepada masing-masing calon merebut simpati dan dukungan dan akhirnya membangun kompromi baru? Menarik dikaji oleh kalangan akademisi pertarungan merebut Ketua DPD Golkar Sumut.(SB/SH)