Terdakwa Perobekan Al-Quran Mengaku Dirinya Disuruh Oleh Orang Tak Dikenal

sentralberita|Medan~Sidang lanjutan perobekan Al-Quran, hari ini beragendakan keterangan terdakwa, dimana dalam keterangannya terdakwa Doni Irawan Malay, mengaku dirinya disuruh oleh salah satu orang yang tak ia kenal.
Hal tersebut terungkap saat terdakwa ditanyakan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Nur Ainun soal mengapa terdakwa melakukan perobekan tersebut.
“Saya disuruh orang bu,” ujarnya menjawab pertanyaan Jaksa dihadapan Majelis Hakim Tengku Oyong, diruang Cakra II melalui sidang teleconfrence, Rabu(17/6/2020).
Kemudian ditanyakan kembali oleh Jaksa, kemana orang yang menyuruh terdakwa, ia menjawab singkat bahwa orang tersebut melarikan diri.
Kemudian dijelaskannya, bahwa dirinya tak ada diiming-imingi oleh oleh orang tersebut.
“Tidak ada saya diiming-imingi, orang diapun lari,” ujarnya.
Kemudian dikatakan jaksa bahwa ini kali kedua Al-Quran di mesjid raya Al-Mahsun sudah disobek orang, namun ia menyatakan bari sekali ini ia melakukan hal tersebut.
Kemudian dikatakannya, ia tak memiliki maksud lain dalam mengoyakkan Al-Quran tersebut, namun ia mengetahui bahwa iru adalah Al-Quran.
“Iya saya tau, saya juga muslim,” ujarnya.
Sebelumnya, Jaksa juga menghadirkan saksi lainnya, Seorang penjaga Aswita dan seorang tukang becak Asril Tanjung disekitar Mesjid Raya Al-Mahsun.
Aswita menjelaskan bahwa terdakwa Doni Irawan Malay sempat lari dari dalam Mesjid.
“Saya melihat dia ada keluar lari dari dalam Mesjid,” ujarnya.
Kemudian ia menjelaskan terdakwa sempat dipukuli oleh warga setempat, karena telah merobek Al-Quran tersebut.
Melainkan Asril Tanjung menjelaskan dirinya melihat ada serpihan-serpihan kertas bertuliskan tulisan arab.
“Saya hanya melihat ada serpihan kertas tulisan-tulisan arab berceceran dijalan,” ujarnya.
Kemudian setelah mendengarkan keterangan saksi, hakim menanyakan apakah ada yang salah, terdakwa menyatakan tidak.
Kemudian, hakim menunda persidangan pada pekan depan dengan agenda tuntutan.
Mengutip dakwaan Penuntut Umum, perbuatan Doni bermula pada 13 Februari 2020, sekira pukul 06.20, di sekitar jalan umum lokasi Mesjid Raya Al-Mashum Jalan SM Raja Kelurahan Mesjid Kecamatan Medan Kota.
“Terdakwa datang ke lokasi Mesjid Raya Al-Mashum di Jalan SM Raja Kel. Mesjid Kec. Medan Kota. Setelah itu terdakwa masuk ke dalam mesjid dan terdakwa langsung mengambil 1 buah kitab suci Agama Islam yaitu Al-Quran dari dalam rak tempat penyimpan kitab suci Al-Quran tanpa seizin dari Ketua BKM,” kata JPU di hadapan majelis hakim diketua Tengku Oyong di Ruang Sidang Cakra III PN Medan, Rabu(10/6/2020).
Jaksa melanjutkan, terdakwa lalu memasukkan 1 buah kitab suci Al-Quran tersebut ke dalam celananya. Kemudian dari dalam mesjid terdakwa masuk ke dalam tempat pengambilan air wudhuk laki-laki.
“Selanjutnya terdakwa langsung melepaskan sampul kitab suci Al-Quran tersebut dan membuang sampul kitab suci Al-Quran tersebut ke dalam tong sampah yang ada di dalam tempat pengambilan air wudhuk laki-laki tersebut kemudian lembaran-lembaran isi kitab suci Al-Quran tersebut terdakwa koyak-koyakkan dengan menggunakan kedua tangan,” kata jaksa.
Terdakwa kemudian, ke luar dari dalam tempat pengambilan air wudhuk tersebut sambil membawa isi kitab suci Al-Quran yang sudah dikoyak-koyakkan menuju jalan umum di Jalan SM Raja depan Hotel Sri Intan Kelurahan Mesjid Kecamatan Medan Kota.
“Kemudian di jalanan tersebut sekira pukul 07.15, Terdakwa membuang lembaran-lembaran isi kitab suci Al-Quran yang telah terdakwa koyak-koyakkan. Setelah selesai membuang lembaran-lembaran bertuliskan isi kitab suci Al Quran tersebut lalu terdakwa melarikan diri ke samping Hotel Sri Intan di Jalan Sinabung Kelurahan Mesjid Kecamatan Medan Kota,” jelas jaksa.
Tidak lama berselang, beberapa warga yang berada di sekitar lokasi pembuangan lembaran Al-Quran yang mengetahui perbuatan terdakwa langsung mengejar dan menemukan terdakwa dan sebahagian warga yang lainnya mengutip dan mengumpulkan lembaran-lembaran kitab suci Al-Quran yang terdakwa buang tersebut dari atas jalanan.
Setelah diinterogasi oleh warga masyarakat setempat selanjutnya petugas Kepolisian Medan Kota melakukan penangkapan terhadap Terdakwa.
“Perbuatan terdakwa sebagaimana diancam pidana menurut Pasal 156a huruf a KUHPidana,” kata jaksa.
Usai pembacaan dakwaan, majelis hakim menunda sidang hingga pekan depan dengan agenda mendengarkan keterangan saksi.(SB//FS)