Peluang & Tantangan Kompetisi Jurnalis Perempuan di Era Digital 4.0

sentralberita|Banjarmasin~Dalam rangka memeriahkan Hari Pers Nasional (HPN) di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Minggu (9/2), puluhan Jurnalis Perempuan Indonesia dari Sabang Sampai Merauke berkumpul. Acara dirangkai dengan kegiatan Sarasehan Jurnalis Perempuan Indonesia yang bekerjasama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA).
Selain sebagai ajang silaturahmi juga dimanfaatkan untuk menambah referensi mengenai peluang dan tantangan berkompetisi jurnalis perempuan di era digital 4.0.
Deputi Partisipasi Masyarakat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Indra Gunawan dalam sambutannya mewakili Menteri KPPPA mengatakan bahwa kecepatan informasi semakin cepat dan mudah. ” Tapi, kami masih yakin bahwa media mainstrem masih menjadi sumber terpercaya.
Namun demikian, diharapkan Jurnalis perempuan lebih mampu memanfaatkan teknologi yang ada dalam mendukung kinerja jurnalis saat peliputan dan pemberitaan khususnya dalam ikut serta mewujudkam lima program prioritas KPPPA yaitu mengajak minat wirausaha perempuan, isu kekerasan terhadap perempuan dan anak, peran keluarga, khususnya dalam pengasuhan anak di keluarga. Serta perkawinan usia anak, dimana terdapat fenomena kawin diusia anak atau dibawah 18 tahun, dan mengurangi kekerasan terhadap anak,” kata Indra.
Menurut Indra, pihaknya sangat mensuport dan mendukung keberadaan FJPI dalam mempermudah, peluang kedepan untuk bisa berkiprah dibidang jurnalisme,” ujarnya lagi.
Nara sumber lainnya yang juga Pembina FJPI, Rita Srihastuti memberikan apresiasi atas kekompakan Jurnalis Perempuan.
” Saya jadi reporter sejak tahun 80an, tidak pernah membayangkan perempuan berkumpul bisa sekompak ini. Saya berpikir, semakin banyak perempuan semakin tidak kompak, itu tidak benar. Apalagi kalian ini organisasi wartawan.
Sungguh, kalian semua luar biasa. Oleh sebab itu, peluang dan tantangan kompetensi di era digital ini, diharapkan jurnalis perempuan tetap bekerja secara profesional dan menjunjung kode etik jurnalistik,” harap Rita.
Menurut Sekjend FJPI, Khairiah Lubis mengatakan sarasehan sebagai ajang silaturahmi FJPI di 8 wilayah.
” Dari Aceh sampai Papua serta akan dikukuhkan 2 cabang FJPI baru yang terbentuk di HPN 2020 yaitu FJPI Maluku dan FJPI Kalimantan Selatan,” jelas Awie demikian perempuan ini disapa sehari-hari.
Dalam kegiatan tersebut juga menghadirkan nara sumber, Pimpinan redaksi Trans 7 dan CNN Indonesia, Titin Rosmasari yang dengan apik membawakan materi mengenai tantangan jurnalis di era 4.0, serta Jurnalis dari Aceh, Sania, jurnalis Papua, Nethy Darma Somba dan Jurnalis Papua Barat, Olha Mulalinda sebagai nara sumber dalam tema diskusi jurnalis perempuan daerah konflik menghadapi era 4.0.(SB/DS/Rel )