Pertumbuhan Fintech RI Menggembirakan
sentralberita|Medan~Saat ini pertumbuhan financial technology (Fintech) atau keuangan digital di Indonesia, termasuk fintech syariah sangat menggembirakan baik dari sisi jumlah maupun transaksi yang dijalankannya.

Hal itu diungkapkan Sukarela Ginting, Deputy Commissioner of OJK Institute and Digital Finance kepada wartawan di Medan Jumat (7/2/2020).
Dia tampil sebagai pembicara sekaligus moderator pada dialog Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Institute Digital Discruption yang mengusung tema “Mendorong Inovasi Digital dan Peran Regulator Industri Keuangan dan Universitas” di Hotel JW Marriot Medan Jumat (7/2/2020).
Dua pembicara lainnya Eka Namara Ginting, Senior advisor SYSTEMIQ Ltd dan A Sunu Widyatmoko, Wakil Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama (AFPI).
Sukarela menyebutkan pertumbuhan fintech yang menggembirakan itu dapat dilihat dari jumlah fintech peer to peer (P2P) lending yang sudah terdaftar di OJK mencapai 110-an dengan nilai transaksi hampir Rp10 triliun, termasuk di dalamnya fintech syariah.
Selain fintech P2P, jelas Sukarela, OJK juga menerima sekira 95 startup baru terdiri dari 18 klaster dengan macam macam bisnis seperti agregator, insuretech dan blockchain.
“Ini sangat menggembirakan,” ungkapnya.
Semangat untuk berinovasi sangat tinggi. “Oleh karena itu, dengan perkembangan dan dorongan regulasi yang tepat, kolaborasi dengan industri atau asoiasi, bisa kita arahkan perkembangan fitnech yang sehat, bertanggungjawab dan memberi solusi bagi masyarakat,” katanya.
Sedangkan untuk fintech ilegal alias bodong, Sukarela mengatakan baru-baru ini Satgas Waspada Investasi melakukan penutupan 100an fintech ilegal.
“Ini tantangan bagi regulator, industri, stakeholders untuk menertibkan fintech ilegal ini. Karena sebenarnya kalau dlihat fintech yang terdaftar dan memenuhi peratutan OJK, perkembangannya bagus,” ujarnya.
“Kita tidak ingin fintech ilgal ini merusak kepercayaan masyarakat yang berdampak pada keuangan digital kita,” jelas Sukarela.
Ia menyebut pihaknya akan terus mengupayakan engagement, kolaborasi dengan universitas, stakehodkers dan lainnya, sehingga dengan berkolaborasi bisa sama-sama memecahkan masalah yang ada dan mendapatkan solusi ke depannya. Untuk mendorong transformasi dan inovasi digital ini termasuk mencerdaskan masyarakat. Karena masyarakat pelaku utama dalam keuangan digital ini yang harus diberdayakan.
Jadi tidak hanya mengajarkan ke mereka bagaimana bertranksaksi, tapi jugabagaimana mereka bertanggungjawab dengan usaha, aspek-aspek keuangan, memiliki semangat dalam melakukan pengembangan usaha. “Ini tugas besar ke depan,” ungkapnya.
Sukarela menegaskan OJK Institute pada tahun ini akan mengembangkan fintech center dan Program Studi (Prodi) S2 di Universitas 11
Maret, sedangkan kerjasama pengembangan digitalisasi keuangan sudah duluan terjalin di berbagai kampus di Indonesia, termasuk USU juga di Universitas di luar negeri.
“Kita dorong sehingga bisa bersama-sama menyongsong transformas digital ini,” kata Sukarela.
Eka Namara Ginting, Senior advisor SYSTEMIQ Ltd menyebut kehidupan saat ini tak bisa lepas dari digitalisasi. Dengan adanya internet yang bisa menjalankan transaksi keuangan digital dan Komunikasi lainnya, dalam sekejab kita dapat terhubung dengan dunia. Saat ini jumlah nomor HP capai lebih 1,5 juta dimana rata-rata satu orang punya dua HP. Penetrasi HP di Indonesia mencapai 90-98 persen.
“Dengan adanya internet yang menguasai dunia maka hampir semua sekarang banyak kegiatan dilakukan secara digital, lebih cepat dan praktis,” ungkap Eka Namira.
A Sunu Widyatmoko, Wakil Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama (AFPI) yang juga praktisi fintech P2P Lending memaparkan mereka
memberikan pinjaman secara online. Pinjaman khususnya kepada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang selama ini belum dijamah perbankan. “Jika dalam perkembangannya memiliki kemajuan dan UMKM itu butuh dana lebih besar lagi, mereka bisa menghubungi perbankan.
“Jelas tak ada saingan di sini dan masih cukup.besar kue yang bisa dimanfaatkan fontein,” ungkap Sunu.(SB/Wie)