2020 Ekonomi Sumut Diperkirakan Menguat

sentralberita|Medan~Tahun 2020 ekonomi Sumatera Utara diperkirakan tumbuh menguat dibanding tahun 2019 yang didorong oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi ekspor.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Sumatera Utara Wiwiek Sisto Widayat mengatakan hal itu kepada wartawan di kantornya Kamis (9/1/2020). Saat itu Wiwiek didampingi wakilnya Ibrahim, Kepala Grup Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah Andiwiana Septonarwanto dan Kepala Divisi Pengembangan Ekonomi dan UMKM Demina Sitepu.
Wiwiek menyebut di sisi lapangan usaha (LU), pertumbuhan didorong oleh LU Utama seperti perdagangan, konstruksi, pertanian dan industri pengolahan.
Konsumsi rumah tangga (RT) diperkirakan tumbuh meningkat ditopang oleh perbaikan daya beli masyarakat. Investasi diprakirakan
terakselerasi seiring dengan berlanjutnya berbagai proyek multiyears yang mendukung konektivitas di Sumatera Utara serta
peningkatan investasi dari pihak swasta. Di samping itu, permintaan eksternal diprakirakan mengalami akselerasi di tahun 2020 seiring dengan perbaikan pertumbuhan ekonomi global.
Menurutnya pada tahun ini penerapan biodiesel 30 (B30) akan memberikan dorongan Sumut sebagai salah satu produsen CPO terbesar di Indonesia. Konsumsi ini akan terus bertambah kalau Upah Minimum Kota (UMK) meningkat yang disepakati pemerintah 5 persen ditambah adanya bantuan-bantuan lain seperti BPNT akan memberikan konsumsi yang positif. Pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan hanya 5,0-5,4 persen, masih jauh dari keinginan Gubsu yang akan membawa ekonomi Sumut diatas 6 persen. “Memang agak susah mencapai peningkatan ekonomi seperti itu kecuali ada dorongan lain seperti investasi,” katanya.
Wiwiek menyebut kenyataan pertumbuhan investasi cenderung menurun, tahun 2018 sebesar 10-11 persen, sedangkan tahun 2019 tumbuh 6 persen. “Kalau tak ada dorongan investasi, pertumbuhan ekonomi kita bisa tumbuh melambat,” jelasnya.
Kenyataan Sumut belum menjadi tujuan investasi karena beberapa kendala seperti birokrasi. Tapi kita sudah buat North Sumut Invest (NSI) yang menjadi pintu masuk investor untuk investasi di daerah ini. “Kita sedang rancang dengan Bappeda untuk website nya yang isinya proyek-proyek yang perlu adanya masuk investor asing. Jadi nanti investor akan liat di website tersebut mau investasi listrik misalnya, apakah ada di sana,” kata Wiwiek.
Namun menurutnya momentum pertumbuhan ekonomi terus berlanjut tercermin dari akselerasi lapangan usaha, lapangan usaha utama. Program replanting, implementasi diesel, kenaikan upah minimum provinsi (UMP) dan perbaikan harga komoditas serta berlanjutnya proyek multiyears infrastruktur diprediksi menjadi faktor pendorong perekonomian dari sisi lapangan usaha utama.
Meski terdapat peluang peningkatan permintaan domestik seiring dengan investasi swasta serta perluasan penerapan biodiesel, namun pertumbuhan ekonomi Sumut 2020 dibayangi resiko bias ke bawah.
Pada tahun 2019, katanya, pertumbuhan ekonomi Sumut selalu di atas nasional. Pada triwulan I sebesar 5,3 persen, triwulan II 5,5 persen dan triwulan III 5,11 persen. “Meski di atas nasional tapi tren menurun dibanding tahun 2018. Tahun 2019, pangsa pasar ekonomi Sumut sebesar 23 persen di Sumatera sekaligus terbesar di Sumatera dan sekira 5 persen di lndonesia.
“Namun kalau terjadi perang AS dengan Iran dan beberapa negara Arab maka ekonomi Indonesia akan ada di kisaran 5,1 – 5,2 persen,” katanya. (Wie)