UMSU Kembangkan OIF Ke Tapteng Seluas 2 Hektare

senntralberita|Medan~Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara berrencana mengembangkan Observatorium Ilmu Falak ke Barus, Tapanuli Tengah. Sebidang lahan di tepi pantai seluas 2 hektare sudah disiapkan untuk pembangunannya.
Rektor UMSU, Dr. Agussani MAP, saat digelarnya pengamatan gerhana matahari cincin di kampus pasca sarjana UMSU di Jalan Denai, Medan, Kamis (26/12/2019).
Dijelaskannya, sesuai dengan hasil konferensi atau seminar nasional bahwa Barus merupakan titik nol masuknya agama Islam. Karena itu, di lokasi itu pula lah, tepatnya di tepi pantainya, akan dibangun cabang OIF guna memotret benda-benda langit.
“Kami mohon doa, OIF akan kita kembangkan ke luar kota, yaitu di Tapteng. Di tepi pantai akan kita bangun cabang OIF dengan luas lahan 2 hektare lebih,” katanya.
Dengan pembangunan OIF di Barus, menurutnya akan memperlihatkan bagaimana peradaban Islam di Tapteng. Agussani mengatakan, pihaknya baru saja melakukan pertemuan dengan Bupati Tapteng dan Bappeda yang kemudian bersedia menyediakan lahan seluas 2 hektare.
“Beliau sudah bersedia menyiapkan lahan seluas 2 hektare dan nantinya akan dibangun seluas 5000 meter persegi untuk peralatan-peralatan dalam rangka untuk memotret benda-benda langit,” katanya.
Agussani menambahkan, dibangunnya OIF akan dapat menampilkan peradaban Islam dan akan mendatangkan wisatawan Muslim ke Tapteng. “Maka untuk itu mohon dukungan dari Prof Djohar Arifin sebagai anggota DPR RI komisi 10 dan Kemendkbud, yang nantinya merupakan cikal bakal dibukanya cabang OIF di Barus,” katanya.
Lebih dari itu, lanjut dia, menjadi cikal bakal lahirnya sebuah program studi ilmu falak dan observatorium. OIF memiliki peran penting dalam pengembangan falak, yakni ilmu yang mempelajari lintasan benda-benda langit-khususnya bumi, bulan, dan matahari-pada orbitnya masing-masing.
Tujuannya, untuk mengetahui posisi benda langit antara satu dengan lainnya, agar dapat diketahui waktu-waktu di permukaan bumi. “Pemotretan benda-benda langit, tentunya ini akan bermanfaat bagi keilmuan khususnya astronom dan ilmu falak,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, di halaman kampus pasca sarjana UMSU di Jalan Denai, Medan, pada Kamis pagi tadi (26/12/2019) digelar pengamatan gerhana matahari yang melibatkan ribuan warga Medan dan sekitarnya. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa antusias mengikuti acara sejak pagi hari, dimulai dengan sholat gerhana pada pukul 10.15 wib.
Gerhana matahari ini hanya sebagian saja bisa terlihat di Medan. OIF UMSU membagikan 3000 kacamata kepada warga yang hadir dan membangun kamera lubang jarum berukuran 15×7,5 meter yang memecahkan rekor ndonesia dan dunia oleh MURI.
Untuk diketahui, gerhana matahari cincin dapat dilihat dengan jelas di tujuh kota di Sumut yakni di Nias, Sipirok, Tarutung, Sibolga, Sibuhuan, dan Gunung Tua, dan Medan. Namun demikian, di Medan tidak terlibat penuh, melainkan sebagian.(SB/01)