Cabai Merah Turun, Sumut Deflasi 0,66 Persen

Kepala BPS Sumut Syech Suhaimi didampingi Kabid Statistik Distribusi Dinar Butar-butar (kanan) dan Kabid Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Taulina Anggarani (kiri) berbicara kepada wartawan di kantornya Jalan Asrama Medan Senin (2/12/2019).

sentralberita|Medan~Turunnya harga cabai merah di empat kota Indeks Harga Konsumen (IHK) membuat Sumatera Utara pada Nopember 2019 mengalami deflasi 0,67 persen. Sedangkan nasional inflasi pada Nopember 2019 sebesar 0,14 persen, tahun kalender 2,37 persen dan yoy 3 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara Syech Suhaimi mengatakan hal itu kepada wartawan di kantornya Senin (2/12). Saat itu dia didampingi stafnya Kabid Statistik Distribusi Dinar Butar-butar dan
Kabid Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Taulina Anggarani.

Tercatat Sumut dalam tiga bulan berturut-turut mengalami deflasi yakni. September -1,81 persen, Oktober 0,28 persen dan 0,66 persen.

Suhaimi menjelaskan harga cabai merah yang turun di empat kota IHK membuat seluruh kota IHK juga deflasi yakni Sibolga 0,48 persen, Pematangsiantar 0,10 persen, Medan 0,77 persen dan Padangsidempuan 0,05 persen. “Andil cabai merah komoditi paling utama di empat kota IHK Sumut,” katanya.

Andil deflasi di Sibolga cabai merah -0,8980, ikan kembung/aso-aso -0,1256, daging ayam ras -0,0666, cumi-cumi -0,0317, udang basah -0,0282 dan pepaya -0,0254. Komoditi yang merangsang inflasi yakni bawang merah, rokok kretek, tomat buah, ayam, kangkung, sala dan teter.

Baca Juga :  Wali Kota Ikuti Rakor dan Penguatan Sinergi Antara KPK RI, Kemendagri, dan BPKP

Menyusul di Medan andil deflasi cabai merah -0,6458, dencis -0,1213, angkutan udara -0,0490, cabai hijau -0,0229, telur ayam ras -0,0216, daging ayam ras -0,0210 dan sawi hijau -0,0187. Komoditi yang memicu inflasi antara lain bawang merah, upah pembantu RT, bawang putih, terong panjang, ikan kembung, ado-asp, minyak goreng dan bayam.

Di Pematangsiantar andil deflasi yakni cabai merah -0-2150, dencis -0,1129, daging ayam ras -0,0525, salak -0,0440, cabai hijau -0,0433 dan jeruk -0,0275. Andil inflasi sama dengan daerah tiga kota IHK lainnya yakni bawang merah, tomat buah, kangkung, lele, kembung, aso-aso, tongkol dan rokok putih.

Di Padangsidempuan andil deflasi cabai merah -0,1827, dencis -0,1384, kentang -0,0417, emas perhiasan -0,0013, teri -0,0087 dan udang basah -0,0082. Sedangkan komoditi yang memicu inflasi yakni bawang merah. Ikan sale, daging ayam ras, bawang putih, telur ayam ras, tongkol dan rokok putih.

Suhaimi menyebut khusus Medan, deflasi terjadi karena adanya penurunan indeks dari 143,39 pada Oktober 2019 menjadi 142,29 pada Nopember 2019. “Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya tiga kelompok pengeluaran,” ungkapnya.

Baca Juga :  Sejumlah Konjen dan Konsulat Asing Site Visit ke Sumut, Dorong dan Majukan Investasi Sumut

Kelompok pengeluaran itu yakni kelompok bahan makanan sebesar 2,90 persen, kelompok sandang sebesar 0,36 persen, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,26 persen.

Kelompok yang menunjukkan peningkatan indeks yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,14 persen serta kelompok kesehatan sebesar 0,03 persen. “Sementara itu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak mengalami perubahan indeks,” katanya.

Komoditas utama penyumbang deflasi di Medan karena turunnya harga cabai merah 15,63 persen, ikan dencis turun 13,29 persen- tarif angkutan udara 4,05 persen, cabai hijau 17,60 persen, telur ayam 3,64 persen, daging ayam ras 1,83 persen dan sawi hijau 10,94 persen.

Dari 23 kota IHK di Pulau Sumatera 18 kota tercatat deflasi, tertinggi di Tanjung Pandan sebesar 1,06 persen dengan IHK sebesar 146,21 dan terendah di Batam sebesar 0,01 persen dengan IHK 137,96.(SB/Wie)

-->