Kenaikan Harga CPO Belum Menguntungkan Petani

sentralberita|Medan~ Harga minyak kelapa sawit (CPO) pada perdagangan kemarin sempat mendekati level 2.695 ringgit per ton.

Kenaikan harga CPO tersebut terjadi seiring dengan kenaikan harga minyak mentah dunia, kondisi persediaan CPO yang anjlok seiring dengan musim kering ditambah dengan kabut asap yang mengganggu sebelumnya, dan terdorong dengan kondisi iklim politik Malaysia dan India yang memanas.

“Namun kenaikan harga CPO itu belum menguntungkan petani,” kata Gunawan Benjamin, pengamat ekonomi kepada wartawan di.Medan Senin (25/11).

Ia menyebutkan kali ini, harga CPO yang mengaloami kenaikan justru bertolak belakang dengan kinerja harga kedelai. Justru harga kedelai turun disaat CPO naik. Tidak seperti sebelumnya dimana saat harga kedelai mengalami kenaikan, harga CPO cenderung untuk mengikutinya.

 Tren kenaikan harga CPO sejauh ini masih dipengaruhi oleh dua faktor besar paling utama. Yakni Sisi persediaan yang turun ditambah dengan ketidakharmonisan hubungan politik India – Malaysia.

 Sisi persediaan memang tuirun belakangan, yang membuat hara CPO mengalami kenaikan. Namun, yang perlu dicatat adalah, kenaikan harga CPO disaat musim paceklik, ini tidak berpengaruh signifikan kepada petani sawit.

Baca Juga :  Pemko Medan Dorong Kepala Sekolah Sosialisasikan Program KEJAR OJK, Bangun Generasi Muda Cerdas Finansial

 Karena memang kenaikan harga tersebut mengkompensasi produktifitas yang mengalami penurunan. Petani justru relatif lebih diuntungkan dengan faktor politik yang mendongkrak harga sawit belakangan ini. Sementara dari sisi permintaan, saya menilai konsumsi CPO yang diperuntukan untuk campuran Bio Diesel memang bisa mendongkrak permintaan.

Nah, petani bisa berpatokan kepada konsumsi CPO tersebut sebagai landasan dalam melihat prospek bisnis sawit dalam jangka panjang. Indonesia di tahun depan akan mengkonsumsi CPO sebanyak 30% sebagai campuran bio diesel, sementara Malaysia baru akan menerapkan 20% atau B 20. Jadi sentiment ini yang sebenarnya lebih menggambarkan apa yang akan terjadi pada bisnis sawit di tahun tahun yang akan datang.

Untuk itu, kita berharap pemerintah serius untuk mengeksekusi kebijakan B30 tersebut. Perang dagang yang terjadi belakangan ini, justru menimbulkan ketidakpastian terhadap harga sawit. Harga CPo kerap naik turun tanpa arah yang jelas jika mengikuti perkembangan perang dagang yang juga belum menemukan titik pasti kapan akan berakhir.

Baca Juga :  Zulkarnaen SKM Terima kasih kepada Seluruh Masyarakat Kota Medan

 Sentimen kenaikan harga minyak mentah dunia memang berpengaruh terhadap CPO. Namun lagi-lagi harga minyak mentah ini adalah sentiment eksternal yang belakangan juga terus berubah-ubah. Tren pergerakan mata uang Ringgit disisi lain juga kerap berfluktuasi. Sehingga tidak bisa dipastikan mata uang Ringgit tersebut sebagai acuan dalam melihat prosfek harga CPO dalam jangka panjang.

Jadi, untuk menumbuhkan rasa optimis dari petani sawit. Yang paling masuk akal dan berkesinambungan adalah dengan menyerap sawit sebagai bahan baku yang komposisinya terus dinaikkan. Kalau bergantung kepada hubungan politik Malaysia-india, harga minyak mentah dunia, perang dagang, hingga pergerakan kurs mata uang.

Memang berimbas kepada harga CPO, namun kerap berubah dan cenderung  berfluktuasi secara liar. Jadi CPO belum sepenuhnya ditopang oleh faktor fundamental yang kokoh. (SB/Wie)

-->