PW HIMMAH Sumut Gelar Diskusi “Membendung Arus Radikalisme di Sumatera Utara”

sentralberita|Medan~Rabu pagi (13/11), sekira pukul 08.45, aksi bom bunuh diri terjadi di halaman kantor Polrestabes Kota Medan. Tapi bukan alasan itu yang mendorong PW HIMMAH Sumut menggelar diskusi bertema “Membendung Arus Radikalisme di Sumatera Utara” pada Jumat kemarin (15/11).

“Kejadian itu hanya kebetulan saja, sebab diskusi ini sudah kami rencanakan sebelumnya. Bahkan undangan diskusi kepada narasumber sudah kami sebar dua hari sebelum kejadian di Polerstabes” terang Abdul Razak Nasution, Ketua PW HIMMAH Sumatera Utara.

“Akan tetapi, teror bom bunuh diri di Polrestabes Kota Medan menjadi fakta yang membuktikan bahwa radikalisme merupakan ancaman serius di Sumatera Utara. Maka diskusi semacam ini menjadi semakin relevan digalakkan,” tambah Razak.

Baca Juga :  Peringati Hari Pahlawan Nasional, Chairum Lubis SH : Semangat Juang Tak Pernah Padam

Diskusi yang digelar di Aula OK. Usman Kampus C UMN Al Washliyah Medan itu melibatkan beberapa orang narasumber, yaitu: Sugiat Santoso (Wakil Ketua DPP KNPI); Rahmat Jamil (Wakil Kepala MAN I Medan); Eko Marhaendy (Direktur Eksekutif Rumah Konstituen); AKP Parluatan Siregar (Wadir Bimas Polda Sumatera Utara); dan Nurul Yakin Sitorus yang berperan sebagai moderator.

Razak membuka diskusi dengan menegaskan empat hal. pertama, bahwa radikalisme itu merupakan “musuh pembangunan,” karenanya memerangi radikalisme merupakan tanggung jawab bersama seluruh elemen bangsa demi stabilitas pembangunan.

Kedua, penting dirumuskan langkah-langkah yang tepat memerangi radikalisme yang melibatkan seluruh elemen bangsa.

Ketiga, para stakeholder (pemangku kepentingan), terutama pihak Kepolisian, harus bersinergi dengan organisasi kemahasiswaan guna merumuskan kebijakan-kebijakan untuk memerangi radikalisme, mengingat organisasi kemahasiswaan ini secara umum mengelola mahasiswa melalui dunia pengkaderan.

Baca Juga :  Pertamina NRE Ajak Mahasiswa Universitas Pertamina Kuasai Kompetensi Green Skills

Keempat, kebijakan nyata yang penting ditempuh dalam upaya melibatkan mahasiswa memerangi radikalisme adalah pemberdayaan pengkaderan mahasiswa dengan kurikulum berbasis wawasan radikalisme.

Diskusi yang diikuti oleh sekitar seratus orang peserta dari berbagai elemen itu dimulai pada pukul 14.00 WIB dan berakhir pada pukul 17.00 WIB yang menghasilkan komitmen untuk bersama-sama memerangi radikalisme, khususnya di Sumatera Utara.(SB/01)

-->