Revolusi Industri 4.0 Bidang Perbankan dan Keuangan

Dewi Juliyanti Silaen
Institut Teknologi Del

Oleh: Dewi Juliyanti Silaen|sentralberita~Revolusi industri 4.0 diproyeksikan mempengaruhi perilaku personal secara mendalam yang dimulai pada akhir abad ke-18.

Di mana terjadinya peralihan dalam penggunaan tenaga hewan dan manusia, yang kemudian digantikan oleh penggunaan mesin yang berbasis manufaktur.

Revolusi industri 4.0 yaitu era yang ditandai dengan adanya konektivitas manusia, data, dan mesin dalam bentuk virtual atau dikenal dengan cyber physical yang semakin konvergen melalui teknologi informasi dan komunikasi.

Perkembangan revolusi industri membawa perubahan yang sangat cepat. Pada era ini ada pergeseran trend inovasi ke arah teknologi digital.

Kehadiran revolusi industri 4.0 akan mengancam lini usaha yang ada, karena profesi dan lapangan kerja digantikan oleh sistem otomatis dan robot maupun teknologi digital.

Baca Juga

Penggunaan tenaga robot berdampak pada biaya yang lebih murah, efektif dan efisien. Salah satu bidang yang menuju pergeseran era industri 4.0 terjadi pada bidang perbankan dan keuangan.

Era digital banking 4.0 atau kemajuan teknologi di industri perbankan dan keuangan menjadi peluang bagi perbankan di Indonesia untuk lebih berinovasi memberi layanan kepada nasabah.

Inovasi itu dibutuhkan unutk menyikapi persaingan seiring pesatnya pertumbuhan teknologi keuangan atau fintech.

Perkembangan digital akan menyebabkan disruption bagi perbankan jika tidak disikapi dengan baik sebab perilaku konsumen berubah.

Saat ini berkembang dengan pesat beragam bentuk layanan keuangan dari berbagai perusahaan startup nonbank dalam bentuk digital yang dengan mudah diakses serta digunakan dimanapun dan kapan pun juga.

Dunia digital sudah memasuki industri keuangan seperti e-commerce yang semakin meningkat transaksinya dari hari ke hari.

Masyarakat di era digital ini menginginkan dan menyukai kemudahan. Mereka dengan terbuka akan menerima segala keterbukaan dan kemajuan teknologi.

Di industri keuangan sendiri sudah ada berbagai uang elektronik yang dimaksudkan untuk mempermudah berbagai kegiatan manusia sehari hari.

Baca Juga :  79 Tahun, Nusantara Baru untuk Indonesia Maju

Dimana para ahli bisnis akan digantikan dengan penemuan baru seperti penemuan e-commerce baru yang akan menggantikan kerja/fungsi dari mereka sendiri.

Contoh dari e-commerce yaitu DANA. Sebagai dompet digital, Dana bertujuan membantu perekonomian digital Indonesia, dengan menghadirkan kemudahan dalam bertransaksi atau melakukan pembayaran baik secara langsung maupun online.

Adapun dampak positif masuknya era industri 4.0 pada bidang perbankan dan keuangan yaitu pada tingkat inklusi teknologi digital. Sehingga kreativitas, inovasi, efisiensi, dan produktivitas dapat dimanfaatkan secara optimal, dan dapat terselenggara denga tingkat keamanan tinggi.

Dompet digital DANA dirancang untuk memiliki kapabilitas yang dapat dimanfaatkan untuk memberdayakan ekosistem ekonomi digital dan digunakan oleh berbagai kalangan tanpa memandang kelas sosial, ekonomi, dan usia.

Sehingga, dengan memaka infrastruktur DANA, pengusaha UMKM dan startup dapat fokus mengembangkan produknya.Sementara bicara kecerdasan, DANA mampu menghadirkan user experience yang lebih baik.

Jika platform serupa lainnya memerlukan pin atau tanda tangan atau one time password (OTP) saat masuk, DANA tidak. Sehingga transaksinya sangat mudah. Aplikasi Dana dilengkapi dengan empat fitur, yaitu Pindai, Isi Saldo, Kirim dan Minta.

Fitur Pindai memungkinkan pengguna melakukan pembayaran dengan cara memindai kode QR pedagang mitra Dana. Pengguna Dana juga dapat mengirimkan uang via aplikasi kepada pengguna lain.

Dampak positif lainnya yaitu kemudahan dalam transaksi menjadi kelebihan utama dompet digital. Dengan menggunakan dompet digital, kita tidak perlu lagi membawa dompet tebal penuh uang tunai, kartu debit/kredit, atau mengantre untuk melakukan tarik tunai di ATM maupun di bank.

Selain itu, dompet digital juga lebih aman dan mudah dibawa saat bepergian.Dalam keadaan darurat, menggunakan dompet digital dapat
memudahkan kita.

Misal, ketika harus membayar belanjaan online tetapi tidak bisa membayar secara langsung karena sedang berhalangan, Anda bisa guna kan layanan dompet digital, di samping dampak positif yang sangat besar, tentunya perubahan pola ini memiliki dampak negatif yang sangat besar pula.

Menurut pengamat teknologi digital, Heru Sutadi, penggunaan e-wallet juga tak bisa dikatakan aman 100 persen. Pengguna juga harus mampu memproteksi diri agar bila terjadi pencurian ataupun kejahatan bisa diminimalkan kerugiannya.

Baca Juga :  Distorsi Politik dan Ekonomi Dalam Sengkarut Pembangunan Nasional

Salah satu yang perlu dicatat, menurut Heru, beberapa dompet digital menggunakan data KTP. Hal ini menyimpan potensi berbahaya jika pengamanan di dalamnya tak baik.

Belum lagi penipuan yang terjadi pada beberapa penggunanya, menjadi beberapa alasan tak amannya dompet ini. Dan juga industri 4.0 diperkirakan akan berdampak bagi kelangsungan hidup manusia, dimana perubahan ini menyebabkan berkurangnya jumlah tenaga kerja.

Di sisi lain pada saat yang sama kehadiran revolusi industri 4.0 juga akan mengancam lini usaha yang ada, karena profesi dan lapangan kerja digantikan oleh sistem otomasi dan teknologi digital. Penggunaan tenaga teknologi digital akan berdampak pada biaya yang lebih murah, efektif dan efisien.

Disruptif teknologi hadir begitu cepat dan banyak perusahaan yang mundur. Di era industri 4.0 saat ini akan banyak peluang-peluang yang bisa dikembangkan dan akan banyak mengubah industri dan karakter pekerjaan, untuk bisa bersaing di era ini kita harus bisa membaca dan responsif terhadap perubahan dan membekali diri dengan keterampilan terkini.

Oleh Karena itu hal yang harus kita persiapkan dalam menghadapi revolusi industri 4.0 dengan meningkatkan kompetensi di bidang teknologi digital, kemampuan beradaptasi, keterampilan berpikir kritis dan kemampuan berinovasi.

Khususnya pada bidang perbankan dan keuangan pihak bank harus pintar memposisikan dirinya di era revolusi industri 4.0 ini.

Bank harus sudah mulai memikirkan bagaimana caranya mendesain suatu aplikasi untuk memenuhi kebutuhan nasabah dengan pola pikir start up. Di sisi lain juga untuk bidang perbankan dan keuangan nasional diminta untuk mengantisipasi adanya perubahan digitalisasi terutama menyambut revolusi 4.0 yang telah berkembang saat ini.

Seperti bermunculnya e commerce digital baru tadi yang mana sudah hampir menggantikan fungsi dari perbankan itu sendiri.

Untuk mengantisipasi hal tersebut sehingga industri keuangan juga harus bersiap diri menyongsong revolusi industri 4.0.(SB/01)

-->