ISNU Sumut Seminarkan Ruang Ibadah Refresentatif dalam Gedung, Fasilitas Umum dan Tempat Wisata

Sekretaris PW ISNU Sumut Imran Simanjuntak MA

sentralberita|Medan~PW Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama ( ISNU) akan menggelar Seminar Nasional dengan tema ‘ Evaluasi Publik Penempatan Ruang Ibadah yang Refresentatif dalam Gedung, Fasilitas Umum dan Tempat Wisata, Kamis (10/10/2019) di Tiara Convention Center Medan.

Demikian disampaikan Sekretaris PW ISNU Sumut Imran Simanjuntak MA kepada wartawan, Jumat (4/10/2019) usai rapat teknis panitia pelaksana di Medan.

Imran menjelaskan Keynote Speaker dalam seminar tersebut adalah Prof Dr KH Said Aqil Siradj, MA sedangkan narasumber lainnya yakni Drs H Ahmad Muqowwam, Drs H Musa Rajekshah MHum, Ir H Feby Joko Priharto, MBA, Dr H Ardiansyah LC, MA dan Drs Ance Selian serta moderator Dr Aswan Jaya M Ikomi.

Seminar ini digelar sebut Imran karena adanya keresahan dari masyarakat sebab banyaknya hotel, gedung pertemuan, tempat wisata dan fasilitas umum tidak memiliki ruang ibadah yang Refresentatif. ” Kita kerap menjumpai ruang ibadah seperti masjid dan musholla yang tidak representatif padahal itu berada di gedung mewah, hotel bintang lima, tempat pariwisata dan fasilitas umum,” sebut Imran.

Baca Juga :  Politeknik Negeri Medan Diduga ‘Pungli’ Mahasiswa Baru Bermodus Biaya Pemeriksaan Kesehatan dan Bebas Narkoba

Lebih lanjut Dosen STAI Samora Kota Pematangsiantar ini juga menjelaskan bahwa keberadaan kantor, hotel dan fasilitas publik lainnya yang dijadikan tempat ibadah dan pengajian akan menyulitkan negara dalam hal pendataan rumah rumah ibadah.

” Yang menjadi kekhawatiran ISNU justru pada pengajian pengajian secara ekslusif dilakukan oleh para pekerja profesional ( kantoran) dengan materi kajian yang tidak mendasar dan tersistematis dalam kajian kajian keislaman.

Kelompok profesional ini cendrung berasal dari dasar pemahaman agama yang beraneka ragam. Dengan perbedaan dasar latar belakang pemahaman agama menerima materi pengajian yang tidak terukur dikhawatirkan akan tersugesti dan menerima pemahaman yang keliru. Hingga akhirnya faham faham Islam Transnasional, Islam Fundamentalis dan Islam Radikal mengejawantah dalam pemikiran profesional profesional ini,” ujar Imran kembali.

Baca Juga :  Prodi Bahasa Indonesia UMSU Gelar Semarak Bulan Bahasa

Sama persis dengan pergumulan munculnya faham faham khilafah ujar Imran yang menjadi musuh utama NKRI saat ini. Pintu masuknya adalah mimbar mimbar yang jauh dari pantauan negara dan ulama ulama NU.

“Segmen kampus memiliki pola tersendiri, juga pola pelajar dan para profesional muda. Ada pola masuk kelompok kelompok Islam Transnasional ini. ISNU saat ini fokus mengeliminir kehadiran Islam Transnasional dari kelompok profesional muda melalui kajian kajian ilmiah salah satunya dengan seminar Nasional yang akan dilaksanakan ini dengan tujuan menghempang Islam Transnasional menuju Islam Moderat rahmatan lil alamin,” demikian Imran. (SB/01/rel)

-->