Tan Gozali : Pemerintah Harus Dorong Upaya Hilirasasi Produk Pertanian dan Perkebunan Rakyat Madina

sentralberita|Madina~Selama ini Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal (Madina) dinilai belum berperan aktif untuk mendorong hilirisasi produk hasil Pertanian dan Perkebunan masyarakat, pada hal jika hilirisasi produk ini didorong, diyakini dapat memberikan nilai tambah kepada para petani bahkan menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Madina.
Demikian disampaikan Bung Tan Gozali selaku Ketua DPD KNPI Mandailing Natal di Panyabungan, Kamis (19/9/2019).
Lebih lanjut dikatakan Tan Gozali, sebenarnya banyak Koperasi, UKM dan UMKM yang lahir mencoba untuk melakukan hilirisasi ini, tetapi tak dapat tumbuh dan berkembang, apalagi maju yang dikarenakan terkendala pada alat-alat produksi yang tidak memadai serta kualitas SDM-nya yang serba terbatas.
Pemerintah Daerah diharapkan dapat mendorong Koperasi dan UKM yang melakukan hilirisasi produk pertanian dan perkebunan yang lahir di Madina ini agar tumbuh dan berkembang hingga maju, sehingga petani mendapatkan nilai tambah dan juga dapat menambah PAD tentunya, Papar Tan.
Masih Tan Gozali, sebagai langkah terbaik, dan upaya Pemerintah untuk mendorong para pelaku hilirisasi ini sebenarnya sangat sederhana, hanya cukup dengan membuat pelatihan yang serius untuk para Petani tersebut, dan memberikan bantuan alat-alat produksi sederhana, sesuai dengan kebutuhan, dan jelas semua itu tergantung pada itikad baik Pemerintah, bantu Petani itu meningkatkan SDM dengan cara melaksanakan pelatihan live skill yang dibutuhkan, anggarkan di APBD dan berikan bantuan mesin sederhana yang mereka butuhkan, serta permudah pengurusan dan penerbitan izinnya, ucapnya.
Berdasarkan Temuan di lapangan, sebagai contoh bahwa hilirisasi memberikan nilai tambah kepada para petani, bahwa harga gabah kopi arabia dari petani di beberapa kecamatan masih dikisaran 25 ribu, namun di Kecamatan Ulu Pungkut harga kopi arabika dikisaran 30 ribu, hal itu karena hilirasasi yang dilakukan oleh KSU Kopi mandailing Jaya dengan produk hilirnya yang beranama Banamon Mandheling Coffee berhasil, sehingga harga disana relatif tinggi dibanding daerah lain.
Bahwa yang telah dilakukan oleh KSU Komanja berdasarkan setelah dianalisa telah memberikan nilai tambah kepada petani, karena harga kopi disana cenderung lebih tinggi dibanding Kecamatan lain.
Disarankan kepada manajemen KSU Komanja untuk masuk membeli kopi tanduk dari Kecamatan lain, dan ternyata daya serapnya hanya paling tinggi 1 ton setiap bulan, karena mengalami kendala pada alat produksi yang terbatas, dan kurangnya dukungan permodalan, dengan keadaan ini, harusnya Pemda dapat berperan aktif dengan memberikan Stimulus Permodalan dan bantuan Alat produksi yang layak, ungkap Tan Gozali.
Berbagai macam Produk-Hasil Pertanian dan Perkebunan lainnya di Mandailing Natal ini seperti Pengolahan Ubi Kayu, dari dulu hingga saat ini tidak ada kemajuan hanya karena ketidak mampuan SDM para petani tersebut, serta minimnya peralatan yang diperlukan, dengan keadaan ini, diharapkan Pemerintah agar segera melakukan hilirasi, demi kepentingan kemajuan Petani Madina ini.
Hilirisasi ubi kayu contohnya masak dari dahulu sampai sekarang tak ada perkembangan, inikan hanya karena SDM yang stagnan dan alat produksi yang digunakan juga tidak ada peningkatan, maka kewajiban Pemerintah Daerah untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya melalui pelatihan live skill dan bantuan alat produksi. Harapan kita tentu DPRD Madina yang baru juga harus proaktif serta mendorong kebijakan anggaran kedepan untuk hal-hal produktif seperti ini, Pungkas Tan Gozali.
Dikatakannya lebih lanjut, bahwa pencanangan ribuan hektar kopi, nenas, sereh wangi, pisang dan yang lainnya yang dilakukan oleh pemda Madina akhir-akhir ini juga hanya menjadi bahan olokan saja karena pemda dinilai telah gagal memberikan kepastian pasar kepada petani.
“Lihatlah akhir-akhir ini pencanangan produk unggulan oleh pemda hanya menjadi bahan olokan dan candaan ditengah-tengah masyarakat karena memang pemda gagal memberikan kepastian harga dan pasar kepada para petani selama ini, maka salah satu solusinya hanya dengan mendorong hilirisasi terhadap hasil pertanian dan perkebunan rakyat”. Ucapnya.
Terkait hal ini, Tan Gozali sangat membingungkan peranan Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perindustian dan Perdagangan, Dinas Pasar, Dinas Perizinan dalam mendorong hilirisasi produk pertanian perkebunan di Madina selama ini, seolah tidak peduli dengan kondisi ini, padahal semua Instansi Pemerintah terkait tersebut memiliki kewenangan dan dapat memberikan dukungan fasilitas sarana dan prasarana yang dibutuhkan, tetapi hal itu seolah tak dipergunakan untuk kepentingan masyarakat pendapat Tan Gozali.
“Apa yang dilakukan dinas terkait untuk hilirisasi produk petani di Madina, tidak ada kan. Padahal harusnya banyak yang dapat dilakulan. Apakah dinas pasar menyediakan tempat produk hilirisasi dipasarnya?. tidak kan. Apakah dinas perindustrian dan peradangan menyediakan satu tempat dijalan lintas untuk tempat produk?. Atau mereka memfasilitasi dengan distributor? Tidak adakan, padahal banyak yang dapat mereka lakukan untuk membantu, jangan hanya duduk dikantor aja dong. Sebutnya. (MAH)