Plt Bupati Asahan Bersama Polres Bagikan Masker Kepada Masyarakat

sentralberita|Medan~Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di beberapa provinsi di Indonesia belakangan ini, seolah menjadi bencana tahunan, Data dari WHO pada 2018, mengatakan dalam satu tahun setidaknya ada 543.000 anak-anak meninggal karena penyakit pernapasan terkait dengan polusi udara.

Polusi udara dianggap sebagai salah satu penyebab yang terlibat atas penyakit kanker pada anak-anak. Selain itu, wanita hamil yang terpapar polusi udara dapat memengaruhi

Karhutla tentu merugikan banyak pihak, khususnya masyarakat sekitar yang lingkungannya tercemar polusi udara dari kabut asap pembakaran. Siapa pun setuju, peristiwa kabut asap ini tidak baik untuk kesehatan. Saat terpapar kabut asap setidaknya orang akan mengalami batuk-batuk, sesak napas, dan iritasi mata.

Namun, efek dari partikel berbahaya tidak hanya berdampak pada iritasi eksternal saja namun juga internal, yakni gangguan pernapasan. setidaknya ada tiga masalah pernapasan yang akan dialami seseorang ketika terpapar polusi udara dalam rentang waktu tertentu.

Pertama adalah batuk dan iritasi tenggorokan. Hal ini bisa terjadi karena kadar ozon yang tinggi dapat menyebabkan iritasi dalam sistem pernapasan. Gejala batuk-batuk dan perih di tenggorokan akan dirasakan beberapa jam setelah seseorang terpapar kabut asap. Ozon dapat terus membahayakan paru-paru, bahkan setelah gejala mengilang.

Baca Juga :  Pemantau Pemilu IMM SUMUT Minta KPU Tidak Melanggar Aturan

Masalah kesehatan kedua yakni memburuknya gejala asma. Kabut asap buruk bagi kesehatan setiap orang apalagi bagi para penderita asma. Paparan polusi udara dan kabut asap dapat memperburuk gejala asma. Dari studi yang dipublikasikan oleh Asthma and Allergy Foundation of America (AAFA), sekitar 40 persen penderita asma akan mengalami serangan asma akut lebih banyak pada lingkungan berpolusi tinggi daripada lingkungan dengan polusi rata-rata.

Ketiga, kabut asap dapat menyebabkan kerusakan paru-paru. Gejala kerusakan paru-paru dapat berupa kesulitan bernapas dan nyeri pada dada. Kerusakan paru-paru dalam jangka panjang dapat menimbulkan beberapa penyakit kronis seperti TBC, pneumonia, bahkan kanker paru-paru demikian disampaikan Plt. Bupati Melalui Kepala Dinas Kesehatan Dr. Haris Yudhariansyah.

Dalam Rangka mengurangi dampak dari kabut asap yang dua hari terakhir ini menyelimuti Kabupaten Asahan Khususnya Kota Kisaran Plt. Bupati Asahan Bekerjasama dengan Polres Asahan Melakukan Pembagian Masker Kepada Masyarakat yang dipusatkan di Jalan Cokroaminoto tepatnya di depan Kantor Lantas Kamis, (19/09/2019), beliau juga menyampaikan bahwa jumlah Masker yang dibagikan hari ini sebanyak 2000 masker dari Dinas Kesehatan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Asahan sampai saat ini telah membagikan 5000 Masker.

Baca Juga :  Buka Puasa Bersama Petugas Cleaning Service Pemprov Sumut, Pj Gubernur : Kalian Garda Terdepan Menjaga Kebersihan

Lebih Lanjut Plt. Bupati Asahan menyampaikan bahwa apa yang dilakukan pada hari ini adalah wujud Keprihatinan terhadap apa yang dialami masyarakat pada saat ini, dampak dari Kabut asap sudah sangat menghawatirkan untuk itulah sebagai antisipasi dampak yang ditimbulkan maka Pemerintah Kab. Asahan Melakukan Pembagian Masker Kepada Masyarakat, disamping itu beliu juga menginstruksikan kepada Kadis Kesehatan untuk dapat memberikan pelayanan terhadap dampak dari kabut asap Kepada Masyarakat 24 Jam di setiap Puskesmas yang ada di Kab. Asahan.

Turut Hadir dalam Acara Tersebut Wakapolres Asahan, Plt. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Drs. Jhon Hardi Nasution, MSi, Kadis Kesehatan, Kadis Kominfo dan Beberapa OPD.(SB/ZA)

-->