BI-TNI AL Lepas KRI Lemadang 632, Edarkan Rupiah di 6 Pulau Terpencil


Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumut Wiwiek Sisto Widayat (empat kanan) bersama Komandan Lantamal I Belawan Laksamana Pertama TNI Abdul Rasyid (tengah) di KRI Lemadang 632 yang membawa kas keliling 3 T BI ke enam pulau terluar di tiga provinsi di dermaga Lantamal I Belawan Kamis (29/8) sore.

sentralberita|Belawan~Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) kerjasama dengan TNI AL Belawan melepas (kick off) KRI Lemadang 632 untuk berlayar mengedarkan uang rupiah dan penukaran uang rupiah layak edar di 6 pulau terpencil yang ada di 3 Provinsi.

Acara pelepasan Tim Kas Keliling di Kepulauan 3 T yakni Terluar, Terdepan dan Terpencil di wilayah NKRI kerjasama BI dengan Angkatan Laut RI berlangsung di Pangkalan Utama TNL AL (Lantamal I) Belawan Kamis (29/8) sore.

KRI Lemadang dengan Tim Kas Keliling 3 T itu dilepas Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumut Wiwiek Sisto Widayat bersama Komandan Lantamal I Belawan Laksamana Pertama TNI Abdul Rasyid.

Hadir di sana Mabes AL Letkol Antonius Hendro Prasetyo, Komandan KRI Lemadang 632 Mayor Laut (P) Pungki Kurniawan, Kadiv PGUK Departemen Pengelolaan Uang BI Pusat Hendarwan, Kepala Grup Kantor Perwakilan BI Provinsi Sumut Andiawiana S, Kepala Divisi Budi dan Demina Sitepu, Ketua Perbarindo Syarifuddin Siregar serta kalangan perbankan seperti Bank Sumut, Bank Mandiri dan BCA. KRI Lemadang 632 meninggalkan dermaga Lantamal I Belawan tepat pukul 17.00 WIB menuju Pulau Weh, Aceh.

Baca Juga :  BPODT Gelar Pelatihan Copywriting, Fotografi, dan Videografi untuk Pengembangan Pariwisata Danau Toba

Enam pulau terluar yang dikunjungi yakni Pulau Weh dan Pulau Nasi (Aceh), Pulau Berhala (Sumut), Pulau Rupat, Tebing Tinggi dan Bengkalis (Kepulauan Riau). Uang yang dibawa sebanyak Rp3,4 miliar lengkap pecahan denominasinya mulai dari Rp100.000, Rp50.000, Rp20.000, Rp10.000, Rp5.000, Rp2.000, Rp1.000 dan Rp500 (logam).

“Pelepasan Kas Keliling 3 T oleh BI Sumut melalui KRI Lemadang 632 sebagai upaya pemenuhan uang di masayarakat terpencil dan uang layak edar untuk kedaulatan.Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Wiwiek.

Kas Keliling 3 T ini baru bersama pertama kali dilakukan Kantor Perwakilan BI Sumut. “Ke depan akan dilakukan lagi di pulau terluar, terpencil yang padat penduduk dan uangnya lusuh dan tetap kerjasama dengan Lantamal I Belawan,” ungkap Wiwiek.

Sesuai UU nomor 23 tahun 999 dan diperbaiki terus sampai UU nomor 9 tahun 2007 memiliki kewenangan untuk melakukan pengedaran dan mengeluarkan uang rupih. UU nomor 7 tahun 2011 bahwa uang rupiah menjadi satu-satunya uang yang beredar di NKRI yang harus dijadikan sebagai alat mempersatukan bangsa kita dan alat pembayaran nasional di NKRI.

Baca Juga :  Paripurna DPRD SU untuk Pandangan Akhir Fraksi atas Ranperda Standard Kepariwisataan Provinsi Sumut

Wiwiek menyebut pengedaran uang yang menjadi tanggung jawab tidak mudah, karena peran yang strategis sejak dari perencanaan ,pencetakan, pengedaran, penarikan dan penghapusan (pemusnahan),

Dalam implementasinya, BI terus berusaha bagaiamana agar uang rupiah tersedia sesuai dengan denominasinya, kebutuhannya, waktunya dan kelayakan edarnya. Jadi kalau di masyarakat menjadi penduduk di NKRI tidak ada rupiah, menjadi tugas BI. Tidak hanya cukup jumlah, tapi juga tidak rusak. “Yang tidak layak edar harus diganti,” tegas Wiwiek.

Sejak 2015 BI melakukan MoU dengan TNI AL untuk melakukan upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat akan uang rupiah di seluruh pelosok NKRI. “Meski tren uang di dunia cashless society, uang non tunai namun yang kertas tetap ada di dompet,” katanya.

Jumlah uang rupiah yang keluar dari Kantor Perwakilan BI Sumut terus mengalami pertmbuhan. Tahun 2016 ada Rp15,4 triliun, tahun 2019 sampai bulan Juli sudah mencapai Rp12,7 triliun. BI juga terus melakukan inovasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan uang dengan kas keliling ke beberapa pasar dan pusat keramaian. (SB/wie)

-->