Menggatikan Ayahnya yang Meninggal Dunia, Faisal Tunaikan Ibadah Haji Bersama Ibunya

sentralberita|Medan~Calon jamaah haji (calhaj) kloter 22 asal Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) dan Kota Medan, tiba di Asrama Haji Medan, Minggu (4/8) siang. Kloter 22 yang berjumlah 348 calhaj ini, merupakan kloter terakhir yang akan di berangkatkan ke Tanah Suci.
Diantara seluruh calhaj tersebut, salah satunya jamaah asal Kota Medan, berkesempatan di wawancarai sejumlah awak media. Namanya, Faisal Ridoan Rangkuti (34) warga Jalan Mandala By Pass, Medan. Dalam keberangkatannya ke Tanah Suci, ia mendampingi Ibunya, Masraya Matondang binti Marahalim Matondang (55).
Faisal bercerita, seharusnya sang Ayah lah yang menemani Ibunya tersebut, ke Makkah. Namun, Allah SWT berkehendak lain, empat bulan menjelang keberangkatan, sang Ayah di panggil sang pencipta.
“Jadi ada kebijakan dari Kementerian Agama, bahwasannya bisa digantikan sama ahli waris atau anak kandungnya. Jadi saya ditelepon sama Kementerian Agama kota Medan, bahwasannya saya yang akan menggantikan porsi almarhum Ayah,” ungkap Ridoan.
Diwaktu yang singkat itu, kata Faisal, dirinya tak menemui hambatan apapun dalam proses menggantikan porsi Ayahnya. Atas izin Allah SWT, katanya, dia bisa berangkat haji.
“Semuanya tidak disangka-sangka, belum ada niat memang untuk kesitu (haji). Tapi ini memang udah ketentuan Allah SWT, mungkin inilah yang terbaik untuk saya. Dan bagi almarhum Ayah, saya dapat nanti mendoakannya disana,” terangnya.
Sesampainya di Makkah nanti, Faisal berharap bisa mendoakan anak istri, keluarga maupun seluruh masyarakat Indonesia.
Faisal melanjutkan, alm Ayahnya merupakan seorang pedagang rumah makan (RM) Rangkuti, di Jalan Mandala By Pass No 31 Medan. “Dan saya sekarang sebagai anak yang paling besar, yang meneruskan apa yang jadi amanah keluarga besar kepada saya,” pungkas anak pertama dari dua bersaudara ini.
Sementara, sang Ibu, Masraya Matondang bercerita, saat itu ia merasa terpukul atas berpulangnya sang suami. Pada hal waktu itu, ia dan alm sudah sempat melakukan manasik. “Bulan 3 tanggal 10 (2019), suami saya meninggal. Sudah manasik kami itu 4 bulann. Kemudian datanglah bantuan, untuk anak saya menggantikan,” kenangnya.
Sebagaimana kebanyakan calon jamaah haji, iapun berkeinginan menjadi hajjah yang mabrur. “Mudah-mudahan terlaksanalah yang wajib dan sunah-sunah. Suami sudah dibadalkan hajinya sama ustadz. Kemudian mendoakan anaklah supaya menjadi anak yang sholeh,” pungkasnya. (SB/Nindi)