BI Beri Pemahaman Pasar Valas

Kepala Perwakilan BI Wilayah Sumut Wiwiek Sisto Widayat (tiga kanan) memberikan buku tentang Valas kepada peserta di Kantor
BI Jalan Balai Kota Medan Selasa (30/7).
sentralberita|Medan~Pasar valuta asing (Valas) secara umum di Indonesia, khususnya Medan belum bermasyarakat dan transaksinya selalu terkait dolar AS ke rupiah.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Sumatera Utara Wiwiek Sisto Widayat mengatakan hal itu pada acara bedah buku Edukasi (book talk) dan sosialisasi buku “Pasar Valuta Asing : Teori dan Praktik” yang diterbitkan BI di Kantor BI Jalan Balai Kota Medan Selasa (30/7).
Dia berbicara sebelum bedah buku karya Darsono dan R Eki Rahman tersebut yang juga hadir sebagai narasumber bersama Konsultan Faisal Anwar dengan moderator Kepala Divisi Advisory Ekonomis dan Keuangan BI Sumut Yura Djalins.
Acara itu dihadiri Kepala Kebijakan Analisis Moneter BI Pusat Ibrahim, Direktur Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 5 Sumbar Anthonius Ginting, kalangan perbankan dan mahasiswa.
Wiwiek menyebut Medan agak aneh karena tak banyak yang melakukan kegiatan di Pasar Valuta Asing (Valas). Pasalnya ada isu pasar Valas masih dangkal, masih belum sesuai keinginan sehingga ada kesan memang pasar valas belum bermasyarakat.
BI sendiri selalu berupaya bagaimana pasar valas bisa dikembangkan secara mendalam dan melebar sebagaimana kegiatan pasar valas di negara-negara lain.
Ia mengakui pasar valas di Indonesia masih banyak transaksi terkait dolar AS dan rupiah, sama seperti pada 5 atau 10 tahun lalu. “Di Sumut pung masih sedikit perbankan yang melakukan transaksi valas,” ungkap Wiwiek.
R Eki Rahman, salah seorang penulis buku “Pasar Valuta Asing: Teori dan Praktik” mengatakan buku yang mereka tulis memuat secara mendalam tentang kegiatan di pasar valas lengkap dengan analisis fundamental sampai ke penyelesaian transaksi valas.
Menurut Eki, nilai tukar itu mencerminkan ekspektasi negara itu ke depan. “Kalau nilai tukarnya jatuh, pasti gambarannya ke masa depan negara itu yang buruk ekonominya,” jelas Eki seraya menambahkan buku mereka sudah dipakai di UI.
Ia menyebut setiap transaksi valas, pasti ada risikonya seperti salah satu pihak transaksi tidak mau menerimanya.
Director Currency Management Group Treasury Training & Consultant Farial Anwar mengatakan jumlah transaksi pasar valas di pasar global mencapai 5,1 triliun dolar AS, merupakan pasar terbesar dibanding pasar lainnya seperti pasar modal maupun pasar berjangka.
“Sebab hampir semua bisnis mempunyai kaitan dengan valas,” kata Farial.
Namun kenyataan yang ada sekarang, pemahaman pasar valas belum banyak di Indonesia. “Jadi perlu pengembangan pasar valas ini supaya transaksi dan produknya lebih banyak,” jelas Farial. (SB/wie)