BI Dorong Industri Kreatif Halal


Kepala Perwakilan BI Sumut Wiwiek Sisto Widayat bersama Ketua LPPPOM Sumut H Basyarudin usai menandatangani kesepakatan bersama di sela talkshow “Road to Fesyar” yang digelar BI di Hotel Adumulia Medan Senin (29/7).

sentralberita~Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Sumatera Utara konsen mendorong industri kreatif dan konsep halal tourism dalam upaya meningkatan pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah.

Dorongan penuh itu antara lain dituangkan dalam acara “road to Fesyar 2019” dengan membuat berbagai kegiatan maupun lomba yang nanti ditandingkan untuk Fesyar wilayah Sumatera di Palembang 1-4 Agustus 2019. Pemenangnya akan dibandingkan lagi untuk meraih gelar nasional pada Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) di Jakarta dan Surabaya Agustus 2019.

“Road to Fesyar (Festival Ekonomi Syariah) 2019” dengan talkshow “peranan industri kreatif dan konsep halal tourism dalam
pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah digelar di Hotel Adimulia Jalan Diponegoro Medan Senin (29/7).

Acara itu ditandai dengan penandatanganan kerjasama industri kreatif antara Kepala Perwakilan BI Sumut Wiwiek Sisto Widayat dengan Ketua Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) Sumut Basyaruddin.

Pada talkshow itu hadir sebagai pembicara artis/ustadzhah/pengusaha syariah Oki Setiawan Dewi dan Cecep (Kepala Ekonomi Syariah BI Pusat) dan pengusaha wanita muda Medan Alween Ong.

Kepala Perwakilan BI Sumut Wiwiek Sisto Widayat kepada wartawan di sela acara talkshow mengatakan potensi industri halal di Sumut cukup besar karena Sumut memang agak unik, penduduk muslim dan non muslimnya cukup banyak. Tapi potensinya besar karena di sini banyak juga pesantren dan penduduk muslimnya juga besar. “Itu artinya kemampuan untuk mengkonsumsi juga besar,” kata Wiwiek.

Baca Juga :  Jelang Idul Adha 2024, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Jamin Stok LPG Aman di Sumatera Utara

Berdasarkan kajian Thomson, jelasnya, konsumsi nasional 251 miliar dolar AS per tahun. Artinya itu adalah 20-25 persen Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Sedangkan PDB nasional sekira 1.000 miliar dolar AS. Sumut juga bisa 15-20 persen.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumut sekira 5 persen dari PDB nasional. Jadi kalau PDB nasional Rp14.000 triliun maka PDRB Sumut 5 persennya atau sekira Rp400 triliun, jadi konsumsinya 15-20 persen saja maka jumlahnya sekira Rp40 trilliun sampai Rp80 triliun per tahun. Itu dari sisi PDB. “Potensi industri halal memang sangat besar sekali,” tegas Wiwiek.

Dilihat dari financing perbankan syariah, dari sisi pertumbuhannya baru sekira 5,25 persen, masih di bawah dari pertumbuhan yang diberikan secara keseluruhan. “Ini harus didorong karena potensinya besar dan kapasitasnya luas,” terang Wiwiek.

Untuk itu BI akan terus melakukan pendekatan dengan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) syariah dan pesantren-pesantren seperti pesantren Raudhatul Khasanah, ada UMKM yang dikembangkan yakni air kemasan dan laundry. Usaha air kemasan lainnya dikembangkan di pesantren Kwala Madu.

Baca Juga :  Rapat Kerja Bank Sumut 2025, Pj Gubernur Agus Fatoni Harapkan Terus Tumbuh Jadi BUMD Terbesar di Indonesia

Dukungan terhadap industri kreatif halal ini yakni pertama terhadap food and beverages (makanan dan minuman) yang sangat besar memberikan kontribusi besar pada PDRB.

Kedua Fashion, industri pengolahan dimana saat ini busana muslim wanita berupa syar’i, jilbab, kosmetik halal dan sebagainya yang memang lebih mahal karena perlu proses yang lebih dari biasanya. Ketiga, pertanian seperti produksi beras organik.

Untuk produk halal ini, kita sudah buat sertifikat halalnya yang dikeluarkan MUI. Mulai 1 Oktober 2019, semua produk halal harus bersertifikat.
“Ke depan juga dikembangkan halal tourism,” jelasnya.

Wiwiek mengakui ekonomi syariah di Indonesia belum berkembang dibanding negara lain yang pemeluk Islamnya sedikit. Indonesia meskipun berkembang, namun menempati ranking 8 dunia dalam perkembangan syariah.

Menurut Thomson, jelas Wiwiek, ekonomi halal dunia belum bisa mengalahkan Malaysia. Tapi dalam proses lama kelamaan bisa mengalahkan Malaysia.

Tujuan dari digelarnya Fesyar ini untuk mengembangkan ekonomi syariah agar pertumbuhannya makin baik. (SB/wie)

-->