BI Turunkan Suku Bunga Acuan Jadi 5,75 Persen, Dinilai Tepat


Gunawan Benjamin, pengamat ekonomi.

sentralberita|Medan~ Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juli 2019 memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen (sebelumnya 6 persen), suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi sebesar 5,00 persen dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,50 persen.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko dalam siaran persnya Sabtu (20/7) menyebutkan

kebijakan tersebut ditempuh sejalan dengan tetap rendahnya prakiraan inflasi dan perlunya mendorong momentum pertumbuhan ekonomi, di tengah kondisi ketidakpastian pasar keuangan global yang menurun dan stabilitas eksternal yang terkendali.

Strategi operasi moneter tetap diarahkan untuk memastikan ketersediaan likuiditas di pasar uang dan memperkuat transmisi kebijakan moneter yang akomodatif. Kebijakan makroprudensial tetap akomodatif untuk mendorong penyaluran kredit perbankan dan memperluas pembiayaan bagi perekonomian.

Baca Juga :  JNE Raih Indonesia Best Brand Award (IBBA) 2024 kategori Jasa Pengiriman

“Kebijakan sistem pembayaran dan pendalaman pasar keuangan juga terus diperkuat guna mendukung pertumbuhan ekonomi,” kata Onny.

Ke depan, jelasnya, Bank Indonesia memandang masih terbuka ruang bagi kebijakan moneter yang akomodatif sejalan dengan rendahnya prakiraan inflasi dan perlunya mendorong momentum pertumbuhan ekonomi lebih lanjut. Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk mempertahankan stabilitas ekonomi, mendorong permintaan domestik, serta meningkatkan ekspor, pariwisata, dan aliran masuk modal asing, termasuk Penanaman Modal Asing (PMA).

Pengamat ekonomi Sumut Gunawan Benjamin kepada wartawan di Medan Sabtu (20/7) mengtakan jika melihat tren perkembangan suku bunga acuan global yang memang trennya itu turun.

“Maka keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin saya pikir sudah sangat tepat,” tegas Gunawan.

Menurutnya, penurunan suku bunga acuan tersebut memang dibutuhkan untuk menstimulan pertumbuhan ekonomi yang melambat belakangan ini. Karena bank tersebutlah yang berhadapan langsung dengan sektor rill.

Baca Juga :  Pertamina Patra Niaga Sumbagut Raih Kontrak Metanol Senilai Rp116 Miliar

“Yang panting diikuti dengan penurunan suku bunga simpanan dan pinjaman oleh bank umum,” katanya.

Gunawan menjelaskan dipangkasnya suku bunga acuan tersebut memang akan jadi acuan dunia perbankan untuk menyesuaikan bunganya.

“Artinya aktifitas ekonomi masyarakat sangat berhubungan erat dengan dunia perbankan yang menjadi mediatornya,” ungkap Gunawan.

Masih ada cost of fund, overheat cost, net interest margin dan beberapa hal lain yang membentuk bunga perbankan itu sendiri.

Tetapi meskipun bunga perbankan itu tidak melulu hanya mengacu kepada bunga acuan BI 7 days repo rate.

“Namun kita berharap perbankan kita lebuh terfokus untuk menyesuaikan besaran bunganya sesuai dengan penurunan bunga acuan di BI. Karena perekonomian kota saat ini lebih membutuhkan bunga murah untuk menstimulus perekonomian,” ujarnya. (SB/wie)

-->