Demo Yang Berujung Kerusuhan Mengganggu Aktifitas Masyarakat

ilustrasi

sentralberita|Medan~Sejumlah pedagang emperan di Kota Medan menolak adanya penyampaian pendapat di muka umum (demo) yang berujung pada kerusuhan dan perpecahan bangsa.

Diantaranya Rian (45) warga jalan Perjuangan, Kecamatan Medan Perjuangan yang setiap harinya sebagai supir taxi online. Ia merasa demontrasi yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan kemarin sangat mengganggu ibadah dan lalu lintas.

“Ya terganggulah semuanya, dari pekerjaan dan ibadah sangat mengganggu. Kan puasa itu satu bulan sekali dalam setiap tahun, jadi tidak khusuk gitu,” katanya.

Rian menceritakan, saat Demontrasi pada saat itu berlangsung, ia kesulitan untuk mengantar penumpang karena sejumlah jalan diblokir. Apalagi, dirinya khawatir terjadi kerusuhan dan berimbas pada pekerjaan serta kendaraan pribadinya.

“Kendaraan ini kan digunakan untuk cari makan, buat keluarga. nah, kalau rusuh dan dirusak massa, siapa yang mau bertanggung jawab. kan semua dirugikan,’ ucapnya.

Baca Juga :  Tamu Allah Kloter 21  Dilepas ke Tanah Suci, Manfaatkan Wukuf di Arafah dengan Perbanyak Ibadah

Ia pun berharap kepada masing masing kelompok pendukung calon presiden untuk memberikan kepercayaan kepada lembaga hukum yang sudah diamanahkan oleh undang undang yakni Bawaslu dan Mahkamah Konstitusi, Rabu (12/6/2019).

Akan tetapi, Rian tidak mempermasalahkan aksi para demonstran tersebut. “Enggak ada masalah sih, namanya negara kita negara demokrasi, cuman kan seharusnya ada tempat dan waktunya, jangan juga mengganggu aktivitas orang lain,” pintanya.

Hal yang sama juga dikatakan oleh Sukiran (60), pedagang asongan keliling ini juga mengatakan ada untung ruginya pada aksi demo kemarin. “Untungnya sih kalau misalnya kita berjualan di dekat mereka kadang ada yang beli, tapi ruginya ya adek lihat aja kejadian di Jakarta kemarin, ada penjarahan,” ungkapnya.

Baca Juga :  Berbekal Kerja Keras dan Ketekunan, Nurlena Guru MIN 3 Labuhanbatu Akhirnya Lulus PPPK

Namun, ia yang sering mangkal didekat Rumah Sakit Malahayati ini menyebutkankan, pada aksi demo kemarin ia memilih untuk tidak berjualan. “Waktu demo kemarin saya pindah jualan, karena takut, gak mau ambil resiko lah,” aku Sukiran.

Untuk itu, kakek empat cucu ini mengatakan sebaiknya para demonstran tersebut memikirkan nasib mereka para pedagang kecil tersebut. “Ya seharunya mereka mengerti para kami yang pedagang kecil ini, hidup kami hanya bergantung dengan berjualan dipinggir jalan, bayangkan lah aksi demo kemarin, semua jalan bahkan sebagian pertokoan di daerah sini diliburkan,” Ungkapnya.

Sukiran berharap, agar permasalahan yang terjadi belakangan ini dapat diselesaikan melalui jalur hukum. (SB/01)

-->