Asian Agri Tahun 2019 Akan Membangun Lagi 3 Pembangkit Listik

Head Mill & Engineering Asian Agri James Sembiring berbicara kepada wartawan Kamis (9/5) malam
sentralberita|Medan~Tenaga Biogas (PLTBg) dari limbah kelapa sawit menambah 7 yang sudah ada dan sampai tahun 2020 nanti ditargetkan total 20 PLTBg.
Hal itu diungkapkan Head Mill & Engineering Asian Agri James Sembiring kepada wartawan Kamis (9/5) malam di Medan.
Ia menyebutkan pemerintah Indonesia sedang gencar-gencarnya mendorong perusahaan-perusahaan memanfaatkan energi terbarukan sebagai energi alternatif. Jika hal itu tak dilakukan, dipastikan cadangan sumber energi fosil yang selama ini dipergunakan, bakal habis.
“Untuk itulah Asian Agri sebagai perusahaan perkebunan kelapa sawit yang mengedepankan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam operasionalnya, berupaya menghadirkan sumber energi terbarukan berupa Pembangkit Listik Tenaga Biogas,” katanya.
Investasi yang digelontorkan untuk membangun PLTBg berteknologi Digester Tank, kisaran 6 juta dolar AS untuk satu unit PLTBg. Dan hingga saat ini, Asian Agri memiliki 7 PLTBg yang telah beroperasional tersebar di wilayah Sumatera Utara (Sumut), Riau dan Jambi. Sedangkan tahun 2019 ini dalam proses pembangunan 3 lagi yakni 1 di Asahan dan 3 di Labuhanbatu
Menurutnya, Asian Agri merupakan salah satu perusahaan perkebunan yang mampu mengolah limbah cair / POME (Palm Oil Mill Effluent) dari PMKS (Pabrik Minyak Kelapa Sawit) untuk menghasilkan Energi Baru Terbarukan (EBT).
Dengan mengolah limbah cair menjadi energi listrik, artinya perusahaan dalam menjalankan operasionalnya sangat peduli lingkungan. Sebab, limbah cairnya diolah kembali untuk menghasilkan energi baru yang terbarukan. Di lain sisi hal ini juga merupakan suatu bentuk keikutsertaan perusahaan dalam mendukung keberlangsungan sumber energi nasional, sebab listrik yang dihasilkan dapat mendukung ketersedian energi listrik di pedesaan.
Masing-masing PLTBg tersebut berpotensi menghasilkan listrik berkapasitas 2,2 MW, dimana energi listrik yang dihasilkan tersebut 30 persen digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik PMKS milik perusahaan, sedangkan 70 persen atau kisaran 1500 Kwh dapat menjadi sumber energi listrik pedesaan, dan harapannya dapat dikerjasamakan dengan PLN.
Sehingga apabila setiap PMKS dapat mengelola limbahnya menjadi energi listrik, maka keberlangsungan sumber energi listrik nasional dipastikan dapat terjaga. (SB/wie)