Pengaruh Industri 4.0 Terhadap Pendidikan

Oleh: Jordan Siboro
sentralberita|Medan~Bahwa era perubahan zaman yang sangat cepat tanpa batas dengan penggunaan daya komputasi dan data tidak pernah ada lagi batasnya, sehingga membawa kita memasuki kehidupan manusia revolusi industry 4.0.

Revolusi industri ke 4 ini dimulai dengan revolusi internet pada tahun 90’an. Pemanfaatan internet of things pertama kali dilakukan oleh Jerman. Negara Jerman juga yang meng-globalkan istilah dari Industri 4.0.

Prof. Klaus Martin Schwab, teknisi dan ekonom Jerman, yang juga pendiri dan Executive Chairman World Economic Forum, yang pertama kali memperkenalkannya. Dalam bukunya The Fourth Industrial Revolution(2017), ia menyebutkan bahwa saat ini kita berada pada awal sebuah revolusi yang secara mendasar mengubah cara hidup, bekerja dan berhubungan satu sama lain. Perubahan itu sangat dramatis dan terjadi pada kecepatan eksponensial.

Pada revolusi industry 1.0, tumbuhnya mekanisasi dan energy berbasis uap dan air menjadi pertanda. Tenaga manusa dan hewan digunakan digantikan oleh kemunculan mesin. Mesin uap pada abad ke-18 salah satu pencapaian tertinggi. Revolusi 1.0 ini bisa meningkatkan perekonomian yang luar biasa.

Sepanjang dua abad setelah revolusi industry pendapatan perkapita negara-negara di dunia meningkat enam kali lipat.Revolusi industry 2.0 perubahannya ditandai dengan berkembangnya energy listirik dan motor penggerak. Manufaktur dan produksi masal terjadi. Pesawat telepon, mobil, dan pesawat terbang menjadi contoh pencapaian tinggi.

Revolusi industry 3.0 perubahan cukup pesar terjadi yang ditandai dengan tumbuhnya industry berbasis elektronika, teknologi informasi, serta otomatisasi. Teknologi digital dan internet mulai dikenal pada akhir era ini.Revolusi industry 4.0 ditandai dengan berkembangnya internet of atau For Things yang diakui teknologi baru dalam data sains, kecerdasan buatan, robotic, cloud, cetak tiga dimensi, dan teknologi nano.

Kehadiran revolusi industri 4.0 menghadirkan lini usaha baru, lapangan kerja baru, profesi baru yang terancam, profesi dan lapangan kerja yang tergantikan oleh mesin kecerdasan buatan dan robot. Revolusi digital dan era disrupsi teknologi adalah istilah lain dari industri 4.0. disebut revolusi digital karena terjadinya proliferasi komputer dan otomatisasi pencatatan di semua bidang,. Industri 4.0 dikatakan era dirupsi teknologi karena otomatisasi dan konektivitas disebuah bidang akan membuat pergerakan dunia industri dan persaingan kerja menjadi tidak linear. Salah satu karakteristik unik dariIndustri 4.0 adalah pengaplikasian kecerdasan buatan atau atrificial intelligence(Tjandrawina, 2016).

Baca Juga :  Pemerintah Perlu Perkuat Digitalisasi UMKM

Kemajuan teknologi memungkinkan terjadinya otomatisasi dan pendekatan baru yang menggabungkan dunia fisik, digital, dan biologi secara fundamental akan mengubah pola hidup dan interaksi manusia(Tjandrawinata,2016). Sebagai revolusi teknologi mengubah cara, beraktifitas manusia dalam skala, ruang lingkup sebelumnya bahkan manusia akan hidup dengan ketidakpastian global, maka dari itu manusia harus mempunyai kemampuan untuk memprediksi masa depan yang berubah sangat cepat.

Tantangan dan peluang industri 4.0 untuk mencegah berbagai dampak dampak dalam kehidupan masyarakat, salah sutunya adalah permasalahan pengangguran. Permasalahan penganguran dan daya saing sumber daya manusia menjadi tantangan yang nyata, dalam tantangan dan peluang industri 4.0 mendorong inovasi dan kreasi pendidikan.

Pemerintah perlu meninjau relavansi antara pendidikan kejuruan dan pekerjaan untuk merespon perubahan, tantangan, dan peluang di era industri 4.0 dengan memperhatikan aspek kemanusian(Brown, 2007) bahwa pelatihan kejuruan dan akusisi keterampilan sangat mempengaruhi pengembangan identitas seseorang terkait dengan pekerjaan(Lomovtseva, 2014) menjelaskan pendidikan kejuruan merupakan tempat menempa kematangan dan keterampilan seseorang sehingga tidak bisanya dibebankan kepada satu kelompok melainkan menjadi tanggung jawab bersama.

Pendidikam kejuruan juga diarahkan untuk meningkatkan kemandirian individu dalam berwirausaha sesuai dengan kompetensi yang dimiliki (Kennedy, 2011)Pendidikan kejuruan merupakan jenis pendidikan yang unik karena bertujuan untuk mengembangkan pemahamam, sikap dan kebiasaan kerja yang berguna bagi individu sehingga dapat memenuhi kebutuhan social, politik, dan ekonomi sesuai dengan ciri yang dimiliki.

Pendidikan dan epelatihan kejuruan merupakan pendekatan pendidikan yang menekankan pada kebutuhan industri sehingga peningkatan dan pengembangan individu dapat dilakukan di industri (Zaib,2014). Tantangan ini harus dijawab dengan cepat dan tepat agar tidak berkontribusi terhadap peningkatan pengangguran. Pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan yaitu salah satunya adalah revitalisasi pendidikan kejuruan.

Baca Juga :  Siapa Peduli Saat Pers Lokal Sekarat?

Dukungan dari pemerintah harus mencakup, sistem pembelajaran, satuan pendidikan,peserta didik, dan pendidik dan tenaga kependidikan juga dibutuhkan. Penguatan dari empat elemen yang ada dalam sistem pendidikan membutuhkan gerakan kebaruan untuk merespon era industri 4.0. Salah satu gerakan yang dicanangkan oleh pemerintah adalah gerakan literasi baru. Gerakan literasi baru yang dimaksudkan terfokus pada tiga literasi utama yaitu, literasi digital, literasi teknologi dan literasi manusia(Aoun, 2017). Literasi digital diarahkan pada tujuan peningkatan kemampuan membaca, menganalisis, dan menggunakan informasi di dunia digital (big.data).

Literasi teknologi bertujuan untuk memberikan pemahaman pad acara kerja mesin dan aplikasi teknologi, dan literasi manusia diarahkan pada peningkatan kemampuan berkomunikasi dan penguasan ilmu desain (Aoun,2017). Menurut (Trilling, 2009)pada abad 21 berorientasi pada gaya hidup digital, alat berpikir, dan pengetahuan, penguatan alat berpikir, dan gaya hidup digital.

Jadi revolusi industri 4.0 harus ada literasi manusia dan wajib dikuasai karena menunjukkan elemen softskill atau pengembangan karakter individu untuk bisa berkolaborasi, dan menjadi patokan di era banjirnya informasi. Apabila manusia tidak dapat mengikuti perkembangan zaman dengan mengisi dengan ilmu pengetahuan maka manusia akan terancam.

Di era ini akan wajib menghilangkan lapangan pekerjaan manusia disebabkan adanya peran pengganti manusia yaitu mesin otomatis. Maka dari itu tenaga pendidik pada di era revousi industri 4.0 harus mampu memahami informasi dengan analisis yang terstruktur yang didapat di bantu dengan media digital sehingga dapat menuangkannya kepada mahasiswa dan mahasiswinya dengan baik.

Harapannya tidak hanya pendidik saja yang harus berkontribusi untuk mendidik di era ini akan tetapi ikut serta juga pemerintah untuk berkoloborasi dengan tim pendidik serta mengubah sistem pendidikan sekarang menjadi bagaimana mengembangkan pola pikir para mahasiswa dan mahasiswi serta lebih memperkuat sistem pembelajara digitalisasi.(Penullis Jordan SiboroMahasiswa Institut Teknologi Del)

Tinggalkan Balasan

-->