Anak Buruh Cuci Bertekad Jadi Reporter


Novika Devi

sentralberita|Medan~Tidak mungkin rasanya, seorang anak buruh cuci berkesempatan mendudukli bangku kuliah. Pasalnya uang untuk kuliah itu bukanlah murah, selain membayar uang SPP yang jutaan, juga harus membeli buku, peralatan kuliah, lain lagi pakaian, dan uang makan, dan sebagainya.

Tapi tidak bagi gadis mancung berkulit putih, berwajah manis ,dan bertubuh jangkung ini. Adalah Novika Devi kelahiran Kabanjahe, 5 September 1999 dan merupkan anak bungsu dari tiga bersaudara. Ibunya Mawarni yang hanya bekerja sebagai buruh cuci dari pintu ke pintu yang berpenghasilan pas- pasan, ayahnya Rohayadi  telah meninggal 16 tahun lalu. Menghidupi 3 orang anak seorang diri adalah tanggung jawabnya.

Tinggal di salah satu kontrakan yang cukup yang terbuat dari triplek dan papan. Tak begitu luas, hanya terdiri dari satu kamar, ruang tamu, hingga dapur yang sangat kecil serta kamar mandi yang disambut parit besar yang bau karena seringnya membuang sampah di situ. Terkadang dia merasa malu ketika temannya ingin berkunjung ke rumahnya, bukan karena tidak bersyukur namun dia mengkhawatirkan kenyamanan temannya.

Orang tak menyangka kalau dia hidup di daerah yang cukup sederhana, karena sehari-harinya dia tidak memperlihatkan keluhan hidup yang dijalaninya. Bahkan banyak temannya mengira bahwa dia anak dari ibu seorang pegawai dan ayah seorang tentara karena pakaian bersih, rapi, serta etika yang dimilikinya.

Sekolah di salah satu SMA favorit di daerahnya semakin membuat dia bercita- cita sebagai banker di salah satu bank Indonesia, berpakaian rapi serta wangi , bertutur sopan adalah tujuannya. Namun sayang, tak banayak pengetahuan yang dimilikinya untuk mencapai itu. cukup berprestasi di sekolah, dia lulus tahap jalur SNMPTN di sekolahnya, namun gagal pada tahap selanjutnya.

Baca Juga :  Sat Samapta Polres Tanjung Balai Cegah Gangguan Kamtibmas Patroli Secara Humanis

Tak mengurungkan niatnya untuk kuliah, ia akhirnya mengikuti bimbingan di kota Medan yang bertujuan untuk sekolah di STAN. Tak semudah yang dibayangkan, ia menginap di rumah salah satu temannya dan saat mengikuti bimbingan tak jarang ia nyasar hingga maghrib, namun sayang dia gagal saat mengikuti ujian. Tak menyerah, akhirnya ia mengikuti ujian SBMPTN. Ia lulus di salah satu universitas di kota Jambi, ia berniat untuk pergi namun orang tuanya tidak menyetujui dikarenakan satu dan lain hal contohnya biaya. Sempat memaksa ingin pergi namun orang tua tetap tidak mengizinkan. Akhirnya dia memilih restu orang tuanya daripada keegoisannya.

Tak lama kejadian itu berlalu, abangnya Muhammad Rudini menyarankan agar mengikuti ujian jalur mandiri di UINSU. Namun, gadis ini menolak karena pada dasarnya ia memang tidak berniat sedikit pun untuk kuliah di situ. Sempat diberi waktu beberapa hari untuk memikirkan tawaran ini. Melihat jurusan yang ada di UINSU serta memikirkannya adalah pekerjaannya selama beberapa hari. Lagi lagi egonya harus mengalah, ia menerima tawaran tersebut. Dia melihat ada jurusan yang mengacu pada perbankan membuat ia tertarik dan meneruskan kembali cita-citanya yang sempat terhambat sejak SMA. Saat mendaftar, ia disuruh memilih jurusan yang diminatinya. Jurusan pertama yang ia pilih yaitu Perbankan Syariah, yang kedua yaitu jurusan Ilmu komunikasi karena orang tuanya ingin ia menjadi reporter di salah satu stasiun tv.

Baca Juga :  Polres Pakpak Bharat Laksanakan Upacara Pelepasan Masa Purna Bakti Kompol Suko Hastadi

Menginap di kosan salah satu teman perempuan abangnya pun menjadi pilihan, namanya Veronika, Novika memanggilnya kak Ica. Sedikit berbicara tentang kak Ica, ia cantik, lembut, dan sangat baik. Sehari bersama kak Ica membuat Novika nyaman, namun sayang hari berikutnya ia izin pergi karena ada urusan keluarga. Kak Ica percaya memberikan kunci kosnya, tinggallah Novika seorang diri di kosan tersebut. Lagi lagi membuat kesal, malam setelah kak Ica pergi hujan deras datang, mati lampu meyusul. Ini keadaan dimana membuat Novika ingin pulang ke rumah malam itu juga. Namun sayang ujian mandiri yang sedang dijalani belum selesai. Ia harus menunggu ujian selesai esok hari.

Keesokannya setelah selesai ujian, ia langsung bergegas menyusun pakaian dan langsung berniat pulang ke rumahnya. Pengumuman ujian tiba, lagi lagi tujuannya ingin masuk di jurusan perbankan gagal. Namun ia tetap bersyukur karena dia lulus pilihan kedua yaitu Ilmu komunikasi. Walaupun tidak lulus sesuai keinginannya, setidaknya ini merupakan jurusan yang mengacu pada bidang yang diinginkan orang tuanya yaitu menjadi reporter. Gadis ini memegang prinsip. Mungkin inilah jalan terbaik yang Allah berikan, manusia hanya bisa berencana namun Allah lah yang mengetahui segala sesuatu baik buruknya. (SB/syid)

Tinggalkan Balasan

-->