PW KAMMI Sumut dan DPD IMM Sumut Harapkan Gubsu Atasi Kemiskinan dan Jauhi Lobi-Lobi Lakukan Seleksi

Sentralberita|Medan~Gubernur Sumatera Utara  Edy Rahmayad dan wakil Musa Rajeckshah yang telah dilantik residen Republik Indonesia Joko Widodo di Istana Negara, benar-benar membawa perubahan yang lebih baik bagi warga Sumatera Utara khususnya warga yang miskin dan warga yang lemah. Karena, Sumatera Utara  angka kemiskinannya  terus menurun dari tahun yang lalu, sejatinya hingga saat ini teruslah dipertahankan dan ditingkatkan ke depan.

Demikian hal ini disampaikan Ketua KAMMI Sumut  Mangaraja Harahap dan Ketua DPD IMM Sumut Zulham Hidayah Pardede, Kamis (6/9/2018)  sebagai penyampaian aspirasi terhadap gubernur yang baru memegang amanah sebagai pimpinan di Sumatera Utara yang saat ini  image negatif sangat besar dimata daerah lain.

Sebagai aktivis gerakan mahasiswa mereka, kami lebih menyoroti bahwa masalah-masalah sosial adalah fokus utama tujuan gerakan kami, begitu juga dengan pemerintahan Sumatera Utara.

Bila pengurangan angka kemiskinan yang menjadi prioritas program kerja 100 hari dan 5 tahun kedepan oleh pimpinan yang baru dilantik, tentunya program inilah indikator utama serta yang akan mendorong keberhasilan selama masa kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur.

Dan jika masalah kemiskinan ini terselesaikan dengan baik, maka untuk pencalonan periode kedua sangat baik dipilih oleh masyarakat kembali, ketua  ketua dua OKP kemahasiswa ini.

Jauhi Lobi-Lobi
Ketua PW KAMMI Sumut memberikan pendapatnya bahwa Provinsi Sumatera Utara terkenal dengan kemampuan retorika dan keahlian membangun komunikasi. Dan hal ini tidak bisa dipungkiri lagi karena sudah menjadi pembicaraan orang ramai di luar sumatera utara.

Apalagi dengan tipikal masyarakatnya yang senang dipuji, dan suka mengumbang-ngumbang (mengagungkan) lawan komunikasinya untuk mendapat keinginannya tersebut. Sehingga orang yang diajak komunikasi tadi merasa mantap menentukan pilihan dan kebijakan sesuai dengan yang disampaikan lawan komunikasinya itu.

Baca Juga :  Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun Akan Hadiri Family Gathering di Bukit Lawang, 1 Juni 2024

Jika model komunikasi dengan gaya bicara khas orang sumatera Utara tersebut tidak mempan. Maka taktik dan strategi lainnya akan dilakukan oleh orang itu.

Konotasi negatif yang selama ini dilontarkan terhadap kepanjangan “SUMUT” pun tak lagi bisa di elakkan. “SUMUT”, Semua Urusan Mesti Uang Tunai. Setor-menyetor pun sudah hal yang lumrah dilakukan.

Jika bukan orang tersebut yang menjalin komunikasi langsung. Melalui orang-orang tertentu yang disebut agen atau calo. Para agen (calo) itu pun beramai-ramai bermunculan, masing-masing mencoba mengclaim orang dekat kedua pemimpin yang baru dilantik itu.

Parahnya calo itu rela antrian, untuk berfoto dan bersalaman, sebagai modal untuk meyakinkan calon-calon customernya. Dari sikap yang demikian inilah faktor yang menyebabkan lambannya pembangunan di Sumatera Utara. Sampai tingginya perilaku Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) seolah bagaikan ladang yang sangat subur sekali atau seperti tanaman yang terus disirami, Ungkap Mangaraja Harahap.

Ada baiknyaGubernur dan Wakil Gubernur harus menjadikan fokus utamanya untuk menyelesaikan masalah-masalah negatif yang terus melekat pada masyarakat sumatera utara.

Jika masalah ini diseriusi, tentunya apa yang telah menjadi harapan kedua pimpinan di sumatera utara sewaktu menyampaikan visi dan misi kepada rakyat akan segera terealisasikan. Dan jika tidak diperhatikan orang-orang yang demikian tersebut, praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme tumbuh subur sehingga meraja lela.

Baca Juga :  Mantapkan Kesiapan PPK, KPU Kota Medan Gelar Simulasi Pungut Hitung Suara di TPS

Lakukan seleksi
Ketua DPD IMM Sumut pun tidak tinggal diam serta memberikan pendapatnya mengenai permasalahan di Sumatera Utara.

Guna menghindari perbuatan yang jahat dan kotor itu. Saya memberikan solusi kepada Gubernur dan Wakil Gubernur, untuk melakukan seleksi terhadap kepala Dinas yang akan ditunjuk.

Pertama, saya meminta kepada kedua pimpinan sewaktu menyeleksi para kandidat, ada baiknya memilih kandidat yang berkompeten. Baik dari segi keilmuan juga pengalamannya. Menempatkan SDM sesuai dengan kapasitas yang tepat dengan mempertimbangkan jejak rekamnya.

Kedua, menguasai permasalahan Sumatera Utara dengan baik. Mulai dari masalah demografi, sosial kultur sampai kepada peta geografi suatu daerah. Karena kita ketahui bersama, Sumut memiliki suku dan budaya yang berbeda, tentu pendekatan yang harus dilakukan juga tidak akan sama. Ini penting untuk memudahkan lancarnya program pemerintah ke depan.

Ketiga, mereka yang akan dipilih memiliki jiwa yang jujur dan ikhlas membangun Sumatera Utara. Dan tidak hanya bekerja untuk kepentingan orang dan golongan tertentu.

Menurut Zulham Hidayah Pardede bahwa Provinsi Sumatera Utara yang sumber daya alamnya melimpah. Sangat cukup untuk membiayai kehidupan masyarakatnya sendiri. Jika kekayaan ini dikelola dengan baik. Saya memiliki keyakinan, dalam 5 tahun kedepan akan menjadi salah satu provinsi yang maju dan berkembang di Indonesia.

Masalah gempa dan bencana yang akan sering terjadipun tidak lagi akan menjadi masalah yang paling berat dan berarti bagi warga Sumatera Utara. Inilah wajah Sumatera Utara yang diimpikan di masa-masa yang akan datang. (SB/Husni L)

Tinggalkan Balasan

-->