Veteran Kliwon Masih ‘Berperang’ Melawan Pengembang yang Hendak Merampas Rumah Miliknya
Sentralberita| Medan~Meski perang telah usai, bagi veteran bernama Kliwon (90) belum selesai, karena hingga detik ini dia harus ‘berperang’ melawan pengembang yang hendak merampas rumah miliknya yang terletak di Perumahan Veteran/Purnawirawan ABRI Kecamatan Percut Sei Tuan.
Saat dijumpai di rumahnya yang dipenuhi dengan sarang laba-laba dibagian atapnya, yang tidak memiliki asbes. Ia bercerita, rumah yang ia tempati saat ini, merupakan pemberian dari pemerintah pada 1982.
“Ini rumah merupakan hadiah yang diberikan kepada pemerintah kepada kami yang veteran, dulu belum dikasih kami sertifikat, cuma surat keterangan dari camat. Sudah 30 tahun lebih saya tinggal di sini, cuma rumah ini lah harta saya, meski reot begini,” ungkapnya
Kata Kliwon, rumahnya yang reot tersebut, sudah dua kali hendak dirampas, pertama 1990 dan kedua 2016. Semuanya dimenangkan oleh pihak veteran.
Meski telah menang, hingga saat ini ia belum bisa mendapatkan sertifikat rumah yang ia tempati saat ini. Sudah berkali-kali veteran ini mengajukan pembuatan sertifikat, namun Badan Pertanahan Nasional (BPN) hingga saat ini belum mengeluarkan sertifikat bapak tiga anak tersebut.
Ia menduga, sertifikatnya tidak keluar karena orangĀ BPN bermain-main dengan para pengembang yang hendak merampas rumah yang ia miliki.
“Saya menduga orang BPN disogok sama pihak pengembang, padahal sudah lama kali kami tingga disini, dari mana pula orang dan tanah ini milik mereka. Kami pun sudah menang hingga ke Mahkama Agung,” ujarnya.
Karena kujung tak dapat titik terang, Kliwon sudah sulit untuk berjalan, ingin mengadu ke Presiden, ia telah membuat aksi di depan Istana Negara, namun tidak berhasil berjumpa Presiden, karena Presiden saat itu sedang berkujung ke Papua.
Dia menceritakan saat itu dia orasi sendiri di depan Istana Negara, lengkap dengan pakaian veterannya. Paspampres mendatangi dirinya yang tengah berorasi, Paspamres pun memberi masukan kepadanya untuk membuat suarat izin ke Mabes Polri.
“Saat itu saya urus, namun tidak bertemu dengan Presiden. Maka dari itu saya memohon kepada Presiden kita agar dapat mengeluarkan sertifikat. Itu saja yang saya mau, tidak lain-lain. Meski rumah reot begini, namun itu sangat berarti bagi saya,” katanya, sambil menteskan air mata. (SB/Diur)