Kapolri Diminta Konsentrasi Awasi Narkoba Lewat Selat Malaka
Sentralberita| Batubara~Kepala Polisi Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal (Pol) Tito Karnavian diminta supaya tegas memutus mata rantai peredaran narkoba di Indonesia. Tentu, untuk pemberantasan itu, aparat kepolisian dapat lebih konsentrasi pengawasan di perairan selat Malaka.
“Kita harapkan Kapolri lebih serius dan konsen. Masalah narkoba sudah mengancam nasib negara dan bangsa. Ini bukan sekedar meracuni anak bangsa tapi sudah aksi bom yang dilakukan pihak tertentu menghancurkan masa depan bangsa Indonesia. Negara harus bentuk kekuatan perangi narkoba, ” ujar anggota Komisi III DPR RI DR Hinca Pandjaitan XIII SH MA kepada wartawan usai melakukan kunjungan kerja perorangan ke beberapa Polres di daerah pemilihan (dapil) III Sumatera Utara, Senin – Jumat (26/2-3/3/2018).
Permintaan Hinca Pandjaitan cukup beralasan, saat berkunjung ke wilayah hukum Polres Tanah Karo, Dairi, Simalungun dan Batubara. Seluruh Kapolres mengaku peredaran narkoba marak ditengah masyarakat. Polisi mengaku sudah kewalahan memberantas barang haram itu.
Paling mencengangkan dari pengakuan Kapolres Batubara AKBP Dedy Indrianto S.I.K saat dikunjungi Hinca Pandjaitan, Jumat (2/3/2018) mengatakan, pihaknya sudah mendeteksi sumber masuknya barang narkoba ke wilayah sumatera melalui jalur laut yakni lewat selat Malaka menuju pelabuhan tikus di wilayah pantai timur Kabupaten Batubara, Asahan dan Serdang Bedagai.
Untuk wilayah hukum Batubara saja, Dedy Indrianto memaparkan, ada sepanjang 87 km bibir pantai timur memiliki banyak titik pelabuhan tikus. Bibir pantai itu minim pengawasan petugas. Pada hal, pelabuhan itu disinyalir rawan persinggahan barang narkoba dan barang ilegal lainnya.
Masih pengakuan Dedy, minimnya pengawasan pelabuhan tikus karena Polres Batubara masih keterbatasan personil. Bahkan, untuk melakukan razia di laut tidak dimungkinkan karena Polres Batubara belum memiliki petugas Polisi Air. Pada hal, personil Polisi Air sangat dibutuhkan mengawasi aktifitas di laut. Sama halnya pengawasan di darat masih kurang karena keterbatasan personil dan sarana pendukung.
Mendengar pemaparan itu, Hinca Panjaitan selaku wakil rakyat di komisi III membidangi hukum merasa ikut bertanggungjawab dan akan membawa permasalahan itu ke Komisi III DPR RI untuk dibahas mencari solusi.
“Kita minta Kapolri lebih konsen menangani masalah narkoba. Yang pasti harus memutus mata rantai peredaran narkoba mulai dari hulu hingga ke hilir. Sudah terdeteksi hulu nya dari mana. Maka, Polres Batubara harus mengarahkan pandangannya ke selat Malaka sebagai pintu masuk. Negara pun harus serius menyikapi sarana dan prasarana di Polres Batubara, ” terang Hinca Panjaitan yangdilantik pada 14 Pebruari 2018 lalu menjadi anggota DPR RI.
Sebelum kunjungan ke Polres Batubara, satu hari sebelumnya DR Hinca Pandjaitan XIII SH MH yang juga Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Demokrat itu sudah terlebih dahulu berkunjung ke Polres Simalungun, Kamis (1/3/2018). Saat pertemuan, Kapolres Simalungun AKBP Liberty Pandjaitan mengungkapkan, peredaran narkoba juga marak di wilayah Simalungun hingga ke pelosok (perkampungan) masyarakat petani. “Kurir narkoba tadi menawarkan kemasan paket hemat hingga harga narkoba Rp 20 rb/paket. Dengan harga itu tentu mudah dijangkau masyarakat berpenghasilan rendah, ujar Liberty.
Masih dalam pengakuan Liberty, dari hasil tangkapan mereka, pada umumnya bandar dan pengecer berdomisili di Kota Pematangsiantar. Bahkan, bandar yang tertangkap mengaku memperoleh barang haram itu dari wilayah Batubara. “Kita selalu mendapatkan tangkapan jumlah yang besar, ” aku Liberty
Untuk membuktikan meningkatnya kasus narkoba, Hinca Pandjaitan juga menelusuri jumlah pelaku hingga ke hilir yakni rumah tahanan. Seperti di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas IIA Pematang Siantar dan LP Kelas IIA Labuhan Ruku
Terbukti, ke dua tahanan itu paling banyak menerima tahanan kasus Narkoba dan meningkat tajam. (SB/lam)