Wartawan Diharapkan Menjadi Ujung Tombak Mendidik Masyarakat

“Kebenaran dan dampak pemberitaan itu diharapkan tetap menjadi pertimbangan penyajian berita. Berita yang disajikan kiranya tidak memicu konflik. Namun tetap mendidik pembaca dan penyejuks suasana, ” ujar Ketua DPD Ikatan Sarjana Katolik (ISKA) Sumut Drs Hendrik Halomoan Sitompul kepada wartawan menyikapi Hari Pers Nasional (HPN) 2018.
Dikatakan Hendrik, perkembangan teknologi informasi yang demikian pesat sehingga membawa banyak konsekuensi. Salah satunya, ujar Hendrik, setiap kejadian bisa setiap saat dan dalam waktu cepat sampai ke masyarakat tanpa bisa dibendung.
Maka itu, kata Hendrik jangan sampai diabaikannya aspek akurasi dan asas kebenaran. Karena dengan berita yang tidak akurat, lanjut Anggota Fraksi Demokrat DPRD Kota Medan ini akan memberi dampak negatif masyarakat dalam mempersepsi dan menyikapi suatu persoalan.
Dalam hsl ini, Hendrik meyakini wartawan dan pers nasional akan tetap memainkan peran penting dalam banyak sisi kehidupan. Sehingga wartawan diharapkan mampu menjadi ujung tombak dalam mendidik masyarakat.
Untuk mewujudkannya, kata Hendrik wartawan bisa tetap teguh memegang kode etik jurnalistik dalam menjalankan tugas. “Saya tetap yakin pers akan memainkan peran penting dalam pendidikan masyarakat, khususnya dalam berdemokrasi,” tambah Hendrik yang juga Alumni PPRA 52 Lemhannas RI.
Selain mengemban fungsi sebagai ujung tombak etika berdemokrasi, pers nasional juga bertugas menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Produk jurnalistik yang buruk, katanya, akan menjadi sandungan bagi tegaknya persatuan.
Terlebih, katanya, alat-alat telekomunikasi dan komunikasi telah memudahkan semua orang bisa medapatkan akses yang sama terhadap sebuah berita. “Beberapa di antaranya malah sampai ke masyarakat dalam bentuk hoax. Ini sangat mengancam kerukunan masyarakat,” ujar Hendrik.
Apapun itu, katanya, Pers Indonesia telah menunjukkan peran yang sangat penting. Pers, katanya, telah menyediakan ruang gagasan pemikiran kebangsaan. Pers, lanjutnya, juga telah memperkuat ruang demokrasi. “Kini pers memberi warna demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat,” katanya.
Ia mengingatkan agar pers tetap mengabdi pada bangsa dan negara, memperjuangkan kepentingan nasional. “Tentu harus memiliki tanggung jawab untuk membumikan Pancasila demi hadirnya tatanan masyarakat yang berkebudayaan Indonesia,” pungkasnya. (SB/Lam)