Menantu Pria Presiden Donald Trump Terdaftar Seorang Perempuan Selama 8 Tahun
Sentralberita| Jakarta~ Menantu laki-laki Presiden DonaldTrump,JaredKushner, terdaftar sebagai seorang perempuan selama delapan tahun, seperti terungkap oleh situs teknologiWired.
Jenis kelaminnya tertulis sebagai ‘perempuan’ dalam catatan Badan Pemilihan Negara Bagian New York, sesuai dengan rekaman layar komputer (screen grab).
Rekaman layar yang diterbitkan oleh Wired itu memperlihatkan Kushner -yang menjabat penasihat senior Presiden Donald Trump- terdaftar sebagai pemilih pada November 2009.
Mantan pengusaha properti tersebut tidak memberi komentar atas berita bersangkutan sehingga tidak jelas kenapa sampai terjadi kesalahan.
Bagaimanapun kekeliruan itu kemungkinan besar tidak sampai tergolong sebagai penipuan, karena mensyaratkan pelaku memang sengaja memberi informasi yang keliru.
Presiden Trump mengangkat masalah para pemilih dalam pemilihan presiden tahun 2016 dengan menulis pesan Twitter bahwa ‘jutaan orang memilih secara tidak sah’ namun tidak memberikan bukti.
Walau meraih kemenangan berdasarkan wilayah pemilihan, Trump sebenarnya mengumpulkan 2,86 juta suara lebih sedikit dibanding saingannya, Hillary Clinton, dari Partai Demokrat.
Presiden sempat membentuk komisi penasihat khusus untuk memusatkan perhatian pada dugaan penipuan terkait para pemilih, namun 20 negara bagian menolak permintaan agar memberikan data tentang para pemilih -seperti nama, alamat, dan sejarah pemilihan mereka.
Bukan pertama kali Kushner dilaporkan tersangkut kekeliruan dalam pengisian dokumen. Bulan Juli, stasiun TV CBS melaporkan dia sampai harus mengirim ulang tiga kali formulir untuk pengesahan keamanan nasional.
Dalam kasus itu, Kushner mengatakan timnya secara tidak sengaja sudah mengirimnya sebelum dia mengisi dengan lengkap.
Kushner, Ivanka, Trump Kushner dan istrinya, Ivanka, menggunakan email pribadi dalam menjalankan tugas resmi sebagai penasihat presiden. (AFP)
Beberapa hari lalu, Kushner menjadi berita karena terungkap bahwa dia dan istrinya, Ivanka Trump, menggunakan email pribadi dalam menjalankan tugas resmi untuk Gedung Putih.
Hal tersebut menjadi perhatian banyak orang karena saat kampanye Pilpres 2016, Trump berulang kali menyerang Clinton yang menggunakan email pribadi saat menjabat menteri luar negeri.
Clinton menyebut situasinya sebagai ‘tingginya kemunafikan’.(SB/dtc)