Warga Aekkanopan Resah Populasi Orang Sakit Jiwa Semakin Bertambah
Sentral Berita |Labura~Meningkatnya populasi orang sakit jiwa (orang gila alias orgil) di Bumi Basimpul Kuat Babontuk Elok tepatnya di ibukota Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) Kelurahan Aekkanopan, Kecamatan Kualuh Hulu membuat warga resah.
Pasalnya, orang sakit jiwa ini kerap berkeliaran, bahkan sampai kelingkungan/ lorong, dusun pemukiman warga. Apalagi di pusat kota aekkanopan/ pasar inpres dominan tingkat orang gila paling banyak.
Salah seorang pedagang dipasar inpres aekkanopan Domu Siregar (37) meceritakan keluhannya pada awak media, selasa (15/8/2017)
“Semakin hari semakin bertambah banyak saja orang gila disini, baik perempuan dan laki-laki. Kami pedagang mencari nafkah jadi resah sebab mereka berkeliaran, sifatnya juga macam – macam seperti, orang gilanya ada yang pendiam, suka minta – minta dan kalau dikasih sekali besoknya dipasti datang minta lagi dan parahnya lagi ada juga modelnya marah – marah bahkan sampai mau melempar orang” tandasnya.
Hal senada juga dikatakan oleh pedagang bernama Soni (35), ” heran juga loh bang, lihat orang gila disini makin hari tambah banyak, tapi yang lebih heran lagi lihat pejabat Pemkab Labura ini. Sepertinya mereka biasa saja dengan pemandangan kota semakin kumuh seperti ini atau bisa jadi juga pejabat disini sudah tebal muka melihat panorama seperti ini”.
Masih katanya, sebab didepan mata mereka, bahkan orang gila paling sering melintas bolak-balik di depan Kantor Bupati, apa pejabat ini tidak malu. Bahkan orang sakit jiwa ada yang tidak memakai busana (bugil). Ucapnya.
Frengky (27) Warga Kelurahan Aekkanopan, Kecamatan Kualuh Hulu, Kabupaten Labura yang berprofesi sebagai supir bercerita pada awak media.
Aku juga pernah nyaris kecelakaan dijalinsum Desa Membang Muda, Kecamatan Kualuh Hulu. Saat saya menyetir tiba – tiba ada orang gila laki-laki berdiri di tengah jalan seperti hendak mengahadang. Untung cepat kurem. Memang aku tau dia orang gila, sebab dia sering kutengok di kota Aekkanopan”. Ujarnya.
Harapan masyarakat agar Pemerintah setempat atau instansi terkait cepat tanggap dalam menanggapi keluhan masyarakat. Kalau tidak mau di cap masyarakat hanya makan gaji buta. Sebab ini bisa merusak tatanan pemandangan kota. Kalau ada tamu penting datang kan bisa buat malu Kabupaten Labura. Ucapnya.
Hal ini tak dapat dipungkiri bahkan masyarakat luas menilai ini salah satu kegagalan Pemerintah Kabupaten Labura dalam menangani atau mengkoordinir orang sakit jiwa. Seharus ini sudah menjadi tupoksi Dinas Sosial Kabupaten Labura.
Sekedar mengingatkan, bahkan media sudah kerap memberitakan tewasnya orang sakit jiwa akibat kecelakaan lalulintas dan akibat penyakit. Seperti diketahui orang gila juga manusia.
Pemerintah melalui perundang- undangan terkait Hak Asasi Manusia (HAM). UUD 19465 Pasal 27 ayat 2 mengatakan setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusian. Pasal 28 A : setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.
Ironisnya, saat awak media hendak mengkonfirmasi terkait masalah ini pada Kepala Dinas Sosial Labura, H.Ahmad Sampurna S.Sos selalu gagal ditemui. Bahkan saat wartawan meminta no handpone Kadinsos Labura pada staf dikantornya agar dapat dikonfirmasi via telepon namun tak kunjung diberikan.
Sulitnya untuk bertemu dengan Kadinsos Labura, H.Ahmad Sampurna S.Sos diduga dengan kesibukannya yang super padat. Sebab Ahmad Sampurna kerap mendampingi Kegiatan Bupati Labura kemanapun pergi.
Hal tersebut terbukti sebab Kadis yang satu ini juga kerap memposting atau selfie pada saat kegiatan dimana ada bupati pada media sosial. Padahal yang kita ketahui Pemkab Labura memiliki Dinas Komunikasi Informasi (Diskominfo), Kabag Humas dan ajudan Bupati. Sebenarnya tupoksi dan kapasitas yang di emban kadis yang satu ini apa atau mungkin sekaligus rangkap jabatann?. Ucap beberapa warga. (SB/wandi)
