Inilah sambutan Presiden pada Peringatan Kelahiran Pancasila

Sentralberita| Medan~ Gubernur Sumatera Utara Ir HT Erry Nuradi MSi bertindak selaku inspektur Upacara Peringatan Hari lahirnya Pancasila, Kamis (1/6) di halaman Kantor Gubernur Jalan Diponegoro Medan. Membacakan pidato presiden RI Joko Widodo, Erry menyampaikan bahwa Pancasila adalah lambang negara yang menjadi pemersatu rakyat Indonesia yang beragam.

Upacara diikuti oleh Aparatur Sipil Negara di jajaran Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Hadir pada peringatan tersebut Wakil Gubernur Sumut Dr H Nurhajizah Marpaung SH.MH, Sekdaprovsu H Hasban Ritonga SH, Staf dan Asisten Gubernur, sejumlah kepala SKPD di jajaran Pemprovsu serta ASN di jajaran Sekdaprovsu.

Gubsu yang saat itu membaca sambutan Presiden RI mengatakan bahwa pancasila merupakan hasil dari satu kesatuan proses yang dimulai dengan rumusan Pancasila tanggal 1 Juni 1945 yang dipidatokan Ir Soekarno, piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945 dan final pancasila tanggal 18 Agustus 1945.
“Adalah jiwa besar para founding fathers, para ulama dan pejuang kemerdekaan dari seluruh pelosok nusantara,sehingga kita bisa membangun kesepakatan bangsa yang mempersatukan kita,”katanya.

Baca Juga :  Dukung Program Pemko Medan, Antara Sumut Siap Gali Potensi Daerah Untuk Disiarkan Ke Media Luar

Untuk itu harus diingat kodrat bangsa Indonesia adalah keberagaman, takdir Tuhan untuk kita adalah keberagaman dari Sabang sampai Meruke adalah keberagaman. Dari Miangas sampai Rote adalah juga keberagaman. Berbagai etnis, bahasa, adat istiadat, agama ,kepercayaan dan golongan bersatu padu membentuk Indonesia itulah ke Bhinneka Tunggal Ika-an kita,”jelasnya lagi.

Namun, kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini sedang mengalami tantangan, Kebinekaan sedang diuji, kebinekaan dan keikaan kita. “Saat ini ada sikap tidal toleran yang mengusung ideologi lain selain Pancasila. Masalah imi semakin mencemaskan takkala diperparah oleh penyalahgunaan media sosial yang banyak menggaungkan hoax alias kabar bohong,”jelasnya.

Lebih lanjut, sangat perlu bangsa ini belajar dari pengalaman buruk negara lain yang dihantui oleh radikisme, konflik sosial, terorisme dan perang saudra. Dengan Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai NKRi dan Bhinneka Tunggal Ika, bangsa ini bisa terhindari dari masalaj tersebut, “Kita bisa hidup rukun dan bergotong royong untuk memajulan negeri, dengan Pancasila indonesia adalah harapan dan rujukan masyarakat Internasional untuk membangun dunia yang damal, adil dan makmur di tengah kemajemukan,”ungkapnya.

Baca Juga :  Hj Cut Bietty SH, Advokat LBH Apik Jabar : Perlunya Undang Undang Khusus Untuk Menghentikan Kekerasan Psyikis Terhadap Lansia

Oleh karena itu Gubsu mengajak peran para tokoh agama, tokoh masyarakat, pendidik, pelaku seni dan budaya, pelaku media, jajaran birokrasi untuk menjaga Pancasila pemahanan dan pengalaman harus terus diingatkan, fokus pemberitaan dan perdebatan di mesia sosial harus menjadi bagian dalam pendalaman dan pengamalan Pancasila.

“Sudah menjadi komitmen pemeritah untuk penguatan Pancasila untuk pengentas kemiskinan. Pemerataan kesejahteran dan berbagai program lainnya menjadi bagian integral dari pengalaman nilai-nilai Pancasila,” ujarnya.(SB/01)

Tinggalkan Balasan

-->