Liza Marina Nainggolan, Berbisnis Kue Mengandalkan Sosmed

Sentralberita| Medan~ Saat ini dunia sosmed ( social media,red ), semakin menggila buat para penggemar di dunia maya. Dunia yang bisa mengantarkan orang untuk berbisnis secara online. Walau tak mesti buka toko. Namun, media online begitu jadi magnit buat para pebisnis sekarang ini.
Salah satu yang menggunakan dunia maya untuk berbisnis ini adalah seorang wanita dua putra, Liza Marina Nainggolan (40). Lulusan Fisif UISU tahun 1990 ini berbisnis cake, cookies atau kue kering dan lain-lain lewat sosmed.
“ Saya memang pebisnis home made. Dan, saya memasarkan dagangan saya ini lewat media social yang sekarang memang sedang lagi trend-trendnya saat ini. Dengan campur tangan suami yang banyak mendukung saya, di awal bikin kue ini suami saya sempat mikir apa bisa saya bikin kue sekaligus menjualnya. Namun, rasa kawatir itu terbantahkan. Saya serius menekuni bisnis kue ini lewat social media. Apalagi, sampai saat ini hampir 90 persen pelanggan saya adalah pengguna social media jadi saya tak perlu lagi buka toko,” ujar Liza saat ditemui di salah satu cafe di kawasan elit di Kota Medan.
Walau pun sehari-harinya, wanita yang berparas cantik ini tetap memasukan cake dan kue-kue nya ke beberapa sekolah di sekitar Medan tapi wanita yang ramah ini tetap menggunakan dunia sosmed untuk berbinis.
“ Saya akui, media online itu adalah sarana saya berdagang yang sangat ampuh dan laris manis untuk saat ini. Lihatlah, dimana-mana orang selalu pegang gagdet dan setiap cafe, resto, plaza, mall dan lain-lain selalu menyediakan Wifi,” ungkap wanita yang setiap hari bikin cake dan kue-kue kering ini walau pun tidak diorder orang,” sebab biasanya walau tidak di order tapi setiap hari ada saja orang yang telepon saya mau beli kue.”
Ternyata nama usaha Liza yang memakai merek Juni Indibar ini berkibar dengan cemerlang. “ Suami saya sengaja menamakan usaha saya ini Juni Indibar yang di kotak depannya terdapat gambar kedua anak saya. Insya Allah kata suami saya nama Juni Indibar ini Barokah. Ternyata memang benar setelah member lable nama Juni Indibar, usaha saya makin berkibar,” jelas Lia sumringah.
Hanya Iseng-iseng
Ide berbisnis kuliner ini bagi Lia awalnya hanya iseng-iseng saja. “ Setiap saya antar anak sekolah, saya lihat banyak orang jualan kue di kantin sekolah. Saat itu spontanitas saya tawarkan pada seorang ibu apakah saya boleh menitipkan kue-kue saya di kantinnya. Alhasil, gayung bersambut, itulah awal saya memulai bisnis kuliner ini,” aku Liza lagi.
Dalam urusan membuat kue Liza mengakui mama adalah guru terbaiknya. “ saya akui saya hanya belajar dari Mama setiap saya lihat mama buat kue. Jadi, saya tidak ada belajar khusus buat kue. Saat itu saya berpikir bagaimana ya caranya saya bisa merealisasikan bikin kue ini. Setahun kemudian tepatnya tahun 2010, saya mulai terjun bikin kue secara serius. Saya bikin kue itu hanya secara otodidak saja,” sebut Liza dengan optimis kue nya bisa dikenal warga Medan.
Pertama sekali Liza belajar bikin kue dari mamanya adalah Donat. Karena,” tua muda semua suka donat. Walau dianggap buat donat itu gampang. Tapi, saya terus berekperimen bagaimana caranya agar donat itu rasanya enak dan empuk. Donat yang awalnya tahan 2 hari bagaimana bisa tahan jadi 4 hari. Akhirnya setelah mahir, saya bisnis donat ini walau pun saat itu masih jual donat kecil-kecilan. Buat donat itu kan bukan hanya untuk dijual saja tapi bisa juga buat dikonsumsi orang di rumah. Jadi saya selalu bikin donat itu yang sehat dan bergizi,” tandas Liza.
Dari belajar buat Donat, Liza juga belajar bikin spagetti, kentucky dan lain-lain. Lalu, setelah merasa makin mahir, Liza mulai menawarkan hasil olahannya ini sama teman-temannya. Mulai dari teman sekolahnya dulu, teman kuliahnya dulu, teman-teman suami sampai komunitas-komunitas Liza banyak yang ketagihan dengan bikinan cake dan cookies Liza.
Tak berhenti sampai disitu. Liza mulai melirik sarana dunia maya untuk semakin mengibarkan bisnis kue nya. Liza tak mau kalah dengan pengusaha online lainnya, dia pun memasarkan usaha rumahnya ini ke Twitter, Instagram, Facebook, Path dan lainnya.
Dengan mengandalkan sarana sosmed itu akirnya cake dan cookies bikinan Liza mulai dipesan orang bukan hanya dari Medan bahkan sampai dari luar kota. Misalnya, Jakarta, Bandung, Semarang, Solo, Sukabumi bahkan ada dari Penang pesan pada Liza. Namun, pengiriman ke Penang masih perlu penanganan serius dalam packingnya.
Maka,” biasanya orang dari Penang itu pas lagi jalan-jalan ke Medan pasti pesan sama saya untuk di bawa ke Negaranya,” cetus Liza.
Rasanya Yummmyy
Ada banyak cake dan cookies (kue kering,red) yang dipesan orang pada Liza. Dari mulai cake Marble, Mocca Ceres, hingga kue kering Nastar, Kastangel , Coklat Almon, Donat yang dulu saat Liza mulai jualan Donat harganya Rp 700 per donat sekarang harganya sudah Rp 3500 per donat. Kesemua rasa cake dan cookies bikinan Liza ini memang rasanya selangit dan yummy. Sekali pesan bisa ketagihan. Rasanya yang pasti dijamin enak dan gurih.
Untuk packing cake dan cookies ini ternyata sudah dipercaya Liza pada ahlinya. “ sebelumnya setiap orang pesan cake dan cookies, saya yang packing sendiri. Tapi ternyata packingnya itu tidak rapi sehingga saat di kirim, kue di dalam berantakan dan begitu sampai ke tangan si pemesan kuenya hancur seperti peyek,” kata Liza bercanda.
Belakangan Liza punya teman bernama Finni yang memiliki usaha khusus packing bernama Oleh-oleh Medan. Mereka yang akan mengambil cake dan cookies Liza ke rumah. Nanti mereka yang menangani packingnya.
Sebenarnya, kata Liza, dia sudah berencana mau buka toko,” tapi saya takut tak bisa full di toko, karena saya masih merasa repot karena semua masih dikerjakan sendiri paling cuma ada yang bantu saya 3 orang. Apalagi khusus Sabtu dan Minggu biasanya saya tak bikin kue. Kedua hari itu adalah hari khusus buat keluarga.”
Menurut Liza, bagi siapa saja pengusaha cake dan cookies, masalah bahan baku yang masih jadi perhitungan. “ Sekarang saja belum Puasa harga bahan baku sudah merangkak naik. Telur paling murah harganya bisa mencapai Rp 1500 per butir. Dan, tidak semua bahan baku kue ada dijual disini. Untuk mensiasatinya, kalau saya lagi jalan ke Malaysia atau Singapore saya meyempatkan diri untuk belanja bahan kue disana.”
Terkadang, kata Liza, orang suka komplain dengan harga kue nya yang terbilang mahal padahal kue bikinannya adalah produksi home made. “ Harganya memang mahal tapi saya jamin semua bahan baku kue saya kualitasnya super dari bahan baku yang bagus dan enak. Jadi, walau mereka nggak jadi beli tapi saya tetap tawarin dulu sample nya.”
Menurut Liza, setiap hari cake dan cookies produksinya ready dan frees the oven. Cuma, kalau ada yang mau order. Biasanya harus 2-3 hari sebelum nya. Liza mengaku sering ada order dari kantor-kantor, Bank, instansi-instansi Pemerintah dan pesanan dari teman-teman Liza sendiri. Dan, tentu saja tahu dari mulut ke mulut.
Untuk hari-hari besar misalnya Lebaran, wanita ini akan buka PO ( pembukaan order,red) akhir bulan Maret ini. “ Awal bulan Mei saya akan tutup orderan. Saya tidak mau kerjanya jadi asal-asalan. Kalau kita terima terus orderan dari orang sementara hasilnya tidak memuaskan,” ungkap Liza. (SB/DS)