Negosiasi itu Seperti Main Catur

 

Para tokoh dunia bermain catur (ilustrasi/net)

Oleh: Husni Lubis

Sentralberita.com~ Melakukan negosiasi itu seperti main catur.  Siapa  yang tak kenal catur?  Permainan yang konon berasal dari tanah India ini cukup populer di kalangan rakyat Indonesia. Popularitas catur hampir menyamai sepak bola dan bultangkis.

Yang menarik, catur bukan hanya permainan, tetapi juga olah otak. Bahkan, bagi para ahli politik dan militer, catur adalah seni untuk mengembangkan strategi dan taktik. Persis seperti dikatakan pecatur dunia, Bobby Fischer: “catur adalah perang di atas papan.”

Saat ini Indonesia,  khususnya pada Pilkada (DKI) sedang memainkan langkah-langkah strategis (gambi) catur penuh taktik dan strategi terutama para elit politik dan birokrasi pendukung para politikus.

Baca Juga :  Kepmenaker Nomor 76 Tahun 2024: Menciptakan Hubungan Industrial dan Demokratis yang Berlandaskan pada Nilai-Nilai Pancasila
main catur di danau es (ilustrasi/net)

Perbedaannya hanya soal aturan. Kalau dalam negosiasi tidak diketahui langkah-langkah “lawan” , sementara bermain catur diketahui langkah-langkah (gerakan) strategis lawan main. Langkah-langkah strategis ini dalam permainan catur disebut gambit.

Dipastikan, setiap langhkah-langkah yang  digerakkan yang menunggu adalah resiko. Halnya seperti kata orang setiap perbuatan ada resikonya. Untuk memanimalisir resiko itu,  bahkan memungkinkan terlepas dari resiko yang merugikan alias menguntungkan, hal yang dilakukan haruslah  dengan memilih gambit yang tepat atau langkah-langkah strategis yang tepat.

Dalam buku Secrets of Power Negotiating (seni bernegosiasi) yang ditulis Roger Dawson, “Keterampilan memilih gambit yang tepat dan menggunakannya dalam waktu yang tepat akan memanimalkan resiko”.

Seperti lajimnya segala sesuatu yang dikerjakan tak terlepas dari proses atau tahapan-tahapan. Halnya dalam melakukan negoisasi juga dilakukan dengan langkah Awal, langkah Tengah dan langkah penutup.

Baca Juga :  Rahudman Sosok yang Tepat Kembali Pimpin Kota Medan 2024 - 2029

Gambit-gambit Awal tentunya memulai permainan (negoisasi) sesuai keinginan negoisator. Gambit-gambit Tengah mempertahankan negoisasi agar tetap berkembang sesuai keinginan negoisator. Dan ketika menggunakan gambit-gambit Penutup dilakukan saat negoisator seperti main catur men-skak lawan main atau kalau dalam bahasa penjualan penutup penjualan. Tulisan ini akan bersambung bagaimana gambit-gambit itu dimainkan…

Tinggalkan Balasan

-->