Kadisporasu: Bencana Alam Permasalahan Global yang Berdampak Serius
Sentralberita| Medan~ Indonesia sebagai negara maritim di dunia mempunyai resiko bencana alam paling besar karena terdiri dari ribuan pulau-pulau dan aktivitas lempengan yakni Indo-Australia, dan Pasifik yang dapat memicu terjadinya bencana baik bencana alam maupun bencana sosial.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara (Kadisporasu) dalam sambutannya dibacakan Kabid Sarana Prasarana Drs Sujamrat Amro MM pada acara Penutupan Pelatihan Pendampingan dan Pemberdayaan Pemuda Relawan Tanggap Bencana Provinsi Sumatera Utara di Gedung BP-Paudni dan Dikmas Medan, Kamis (24/11). Dihadiri Kabid Bina Kepemudaan Disporasu M. Tohir.
Disebutkannya dari sudut geografis bencana alam merupakan permasalahan global yang berdampak serius dan bersifat nasional melanda Indonesia secara beruntun di awal tahun 2000 hingga 2016, sebut saja di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara (Sumut).
Peristiwa-peristiwa tersebut, ujarnya, menimbulkan berbagai dampak besar bagi Indonesia khususnya di Provinsi Sumut. Dampak tersebut diantaranya menjadi korban jiwa, kehilangan harta benda, tekanan psikologis hingga ketidakstabilan perekonomian Indonesia dan juga di Sumatera Utara.
Dia juga menyebutkan, penanggulangan bencana pada dasarnya lebih dititik beratkan pada tindakan preventif (tindakan pencegahan). Hasil evaluasi di lapangan para instruktur telah memberikan pelatihan seperti prinsip-prinsip dasar penanggulangan bencana, pendampingan psikologis, cara efektif dan cepat pembuatan dapur umum kepada seluruh peserta.
“Dia berharap setelah mengikuti pelatihan ini para peserta mampu meningkatkan kesiapan mental dan kemampuan personil dalam tindakan pencegahan. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan personil dalam penanggulangan bencana. Meningkatkan kesiapsiagaan personil sehingga dapat melakukan tidakan secara cepat, tepat, terarah dan bertanggung jawab,” harapnya.
Untuk menyahuti uraian tersebut diatas, sebutnya, generasi muda perlu memiliki kapasitas melalui pelatihan pendampingan dan relawan tanggap bencana pada konteks penerapan disiplin maupun kerjasama pelaksanaan tugas-tugas kemanusiaan sehingga dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada para korban bencana.
Sebelum mengakhiri sambutan saya berharap kepada seluruh peserta pelatihan dapat mengasah keterampilan siaga bencana melalui pembentukan pokja-pokja di lapangan. Serta menyebarkan hal-hal positif dan untuk bersikap waspada ketika ada tanda-tanda bencana alam.
Ketua Koordinator Tagana Sumut dalam sambutannya mengatakan negara ini rawan bencana, jadi kita membutuhkan relawan yang banyak, sampai saat ini anggota Tagana masih kurang, oleh sebab itu para peserta pelatihan nantinya diharapkan dapat ikut mengabdikan diri di dalam tim Tagana Sumut.
Ketua DPD KNPI Sumut diwakili Budi Nasution dalam kesempatan tersebut mengucapkan cukup salut kepada peserta dapat menyerap ilmu yang disampaikan para nara sumber selama dalam pelatihan dalam waktu singkat. Ini membuktikan kesungguhan para peserta dalam mengikuti pelatihan ini.
Ketua Panitia Kegiatan Raikhana Syahbi SE dalam laporannya mengatakan kegiatan siang, sore dan malam hari diisi para peserta dengan penyampaian materi-materi klasikal oleh beberapa nara sumber dan prakek lapangan di Danau Siombak dengan tujuan agar para peserta siap dan tanggal dalam menghadapi situasi dalam bentuk bencana dalam wilayah sekitarnya.
Beberapa kegiatan praktek yang dilaksanakan antara lain cara cepat menyiapkan dapur umum, cepat dan tanggap menggunakan alat komunikasi radio, cepat dan sigap dalam pertolongan pertama baik didarat maupun didalam air, cepat dan tanggap situasi dan kondisi yang dihadapi. (SB/01)