70 Persen Masyarakat Perkotaan Belum Dapatkan Air Perpipaan
Sentralberita| Medan~Sekitar 70 persen masyarat perkotaan belum mendapatkan air perpipaan. Akibatnya, mereka mengeluarkan jumlah yang cukup signifikan dari penghasilannya untuk membeli air dari pedagang keliling dan tetangganya, yang sedikitnya10 kali lipat lebih mahal dari biaya per unit air perpipaan dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Hal itu terungkap dalam pertemuan antara Gubsu dan Ditrektur Badan Pembangunan Internasional –AS (USAID) Indonesia Erin McKee di ruang kerjas Gubsu, Senin (7/11). Hadir Cief of Party IUWASH PLUS Indonesia Louis O‘Brien, Konjen AS di Medan Juha P Salin dan Deputi Konsul Tamra H Greig dan Regional Manager IUWASH PLUS Sumut Mohamad Yagi. Sementara Gubsu didampingi Kepala Bappeda Provsu DR Arsyad Lubis, Kepala Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provsu Ibnu Hutomo, Plt Kabiro Otonomi Daerah dan Plt Kadis Kesehatan Sumut.
Jika masyarakat berpenghasilan rendah tidak mampu membeli air dari PDAM atau sambungan air perpipaan, maka seringkali mereka mengorbankan kesehatannya; air yang terkontaminasi dapat menyebabkan diare dan berbagai masalah kesehatan lainnya.
Program USAID IUWASH PenyehatanLingkunganuntukSemuaatau IUWASH PLUS akan membantu Pemerintah Indonesia menyediakan akses terhadap pelayanan air bersih bagi 500.000 orang berpenghasilan rendah di daerah perkotaan, dan juga akses terhadap sanitasi serta higiene yang lebih baik kepada 500.000 orang berpenghasilan rendah di daerah perkotaan di Indonesia. Program IUWASH PLUS bekerja di lima provinsitermasuk, Sumatra Utara.
Di Sumatera Utara, wilayah kerja IUWASH PLUS meliputi Kota Medan, Tebing Tinggi, Pematangsiantar, Kota Sibol dan Kabupaten Deliserdang. Kerjasama di Sumut menindaklanjuti kerjasama Pemerintan pusat melalui Bappenas untuk mendukung meningkatkan alses air minum dan layanan sanitasi serta perbaikan perilaku hiegenis bagi masyarakat miskin dan kelompok rentan perkotaan. (SB/01)