DPRD Medan Mnta Optimalkan TPFT dan TPS Online di Belawan

Hendrik Sitompul (foto/dok)
Hendrik Sitompul (foto/dok)

Sentralberita, Medan- Anggota DPRD Kota Medan, Fraksi Demokrat, Hendrik H Sitompul minta  Optimalisasi layanan Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT) di Belawan International Container Terminal dan Tempat Penimbunan Sementara (TPS) online dapat menekan dwiling time dan menghapus  pungli di Belawan.

Kepada wartawan di gedung DPRD Medan kemarin, Hendrik mengungkapkan,  fasilitas tersebut dapat dioptimalkan untuk menunjang kegiatan pemeriksaan fisik bea cukai dan karantina dengan mekanisme pemeriksaan karantina dilakukan terlebih dahulu sebelum respons kepabeanan atau secara bersama sama (join inspection).

Hendrik mengatakan dengan adanya layanan TPFT optimal, proses waktu kegiatan pemeriksaan (behandle) peti kemas impor menjadi lebih efektif karena sudah menggunakan sistem online yang terintegrasi. Dan menghindari terjadi nya pungli karena di dukung oleh informasi teknologi (IT) yg canggih

Selain itu, dengan berada di dalam pelayanan satu atap, waktu yang dibutuhkan bagi pengguna jasa menjadi lebih cepat, dan dengan adanya sistem online, bahwa fasilitas TPFT lengkap dan modern yg menjadikan pemeriksaan cepat pemindahan peti kemas dari lapangan penumpukan ke lapangan behandle sudah berdasarkan sistem, dan tidak menunggu permintaan pengguna jasa lagi.

Baca Juga :  Godfried Efendi Lubis Asal PSI Dihunjuk Tim Penyusun Tatib DPRD Medan

“Keuntungan menggunakan fasilitas TPFT, pemeriksaan bisa dilakukan bersama antara Bea dan Cukai dan Karantina, secara online dan dengan lokasi pemeriksaan/behandle yang berada terpisah dari lokasi penumpukan peti kemas di terminal, sehingga mengurangi mobilitas orang di dalam lapangan penumpukan peti kemas di terminal.Jadi dengan BC dan karantina memeriksa seluruh barang yg terkena atensi itu tdk mengakibatkan dwelling time lama Proses kerja di TPFT sudah mengikuti aturan karantina dan bea cukai yg berlaku
Hendrik yang juga Alumni PPRA 52 Lemhannas RI juga mengapresiasi Pelindo 1 yang sudah membangun 4 unit cold storage hortikultura yang akan digunakan untuk aktivitas ekspor bahan makanan. “Memang Sumut adalah gudangnya komoditas pangan. Jadi prosesnya harus dihilirisasi ke Belawan baru dikapalkan ke manca negara,” jelas Hendrik.

Hendrik menambahkan bahwa optimalisasi dalam pelayanan TPFT kepada pengguna jasa dan masyarakat ini diharapkan wujud keseriusan dan bentuk komitmen Pelindo 1 dalam menekan dwelling time dan menghapus pungli. bahwa dengan isu dwelling time saya ingatkan Bea Cukai jangan mengurangi jalur merah, barang yang seharusnya masuk jalur merah tetap harus masuk jalur merah.
Jadi TPFT ini adalah salah satu effort dr pelindo I untuk menekan dwelling time dan menghapus pungli dan juga men support BC dan karantina agar pemeriksaan lancar dan cepat, dan juga mensupport program pemerintah agar karantina berada di pintu depan sebelum penyelesaian bea masuk

“Ini sejalan dengan transformasi yang telah dilakukan untukn menuju. global company dan nomor satu di bisnis kepelabuhanan di Indonesia. Hendrik yang juga Ketua Dewan Pengguna Jasa Pelabuhan Indonesia (Depalindo) Sumut, mengapresiasi atas perhatian Presiden Joko Widodo dan reaksi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Luhut yang ingin menekan dwelling time dan menertibkan pungli di Pelabuhan Belawan. Menurutnya, Pemerintah harus melihat persoalanya secara holistik, sehingga menekan dwiling time dan pungli tidak terjadi lagi. (SB/01)

Tinggalkan Balasan

-->