60 Tahun Randiman Tarigan: “Menulis Asa di Atas Batu”

ranMedan, (Sentralberita)- Randiman Tarigan- Sekwan DPRD Sumut-genap berusia 60 tahun. Hulang tahunnya dirayakan dengan sederhana di aula Sekwan DPRD Sumut, Jum,at (16/9/2016) sekaligus peluncuran karyanya yang diberi judul, “Menulis  Asa di Atas Batu”.

Dengan dihadiri segenap pegawai kesekwanan dan dihadiri salah DPRD Sumut Akrimah Hamadi, HUT ke-60 Randiman ditandai dengan pemotongan nasi tumpeng dan menyanyikan lagu “Selamat HUTahun” dan secara bergantian menyalami ucapan selamat hulang tahun.

Acara tersebut berlangsung khidmat dengan diawali sambutan Benny dan Otoman mewakili kesekretariatan DPRD Sumut dan Randiman sendiri. Randiman selama ini menjabat sebagai Sekwan DPRD Sumut akan mengakhiri jabatannya pada 30 September ini.

Benny dalam sambutannya mengungkapkan, selama ini Randiman sebagai atasan mereka cukup memberikan pengalaman yang banyak kepada mereka. “Kami merasa bangga dengan pak Randiman karena dia sebagai pemimpin teladan kami,”ujarnya.

Baca Juga :  Silaturahmi Bersama Masyarakat Tanjungbalai, Nikson Nababan Dihadiahi Ulos

Segala yang diberikannya kepada kami, mudah-mudahan bisa kami jalankan dengan baik, mudah-mudahan pak Randiman ketika pensiun nanti terus berkarya,”tambahnya.

Sementara Otoman mengharapkan kepada Randiman jangan terhenti memberikan arahan kepada mereka. “Secara formal memang telah berpisah, tapi persaudaraan tautan hati jangan terputus”ujarnya.

Randingan dalam sambutannya menyampaikan, dalam menjalankan tugas tak boleh sombong karena jabatan itu naik dan turun. Buku yang ditulis Tania Depari setebal 368 halaman mengisahkan tentang pergaulan hidup Randiman Tarigan sebagai anak seorang petani  sederhana dari Bahorok.

Dalam buku itu ditulis komentar berbagai pihak tentang Randiman dengan kata pengantarGubernur Sumatera Utara Erry Nuradi, Prof Subhilahar, Kolonel Inf Maulana Ridwan. Randiman sendiri diakhir tulisan “Menulis Asa di Atas Batu” itu mengungkapkan:

Baca Juga :  Dua Calon Haji Nias Utara Bersyukur Impiannya Terkabul Menuju Tanah Suci

”Kubangun asa dengan penuh perjuangan tak kenal hujan maupun panas terik dalam jatuh bangun berpeluh dan air mata.

Ada ketulusan ikhlas saya rasakan disana. Semua melahirkan semangat dan harapan. Saya melakoninya dengan penuh rasa bahagia.

Menulis asa di atas batu. Melahirkan prasasti. “Saya ingin jadi pemenang di masa depan”,ujarnya . (SB/01)

Tinggalkan Balasan

-->