Labura Dilanda Musibah, Bocah SD Tewas Tertimpa Dahan Durian, Puluhan Rumah Warga Rusak Parah, Pohon dan Baliho Tumbang
Labura, (Sentral Berita)- Hujan lebat beserta angin kencang melanda wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) Sumatera Utara. Situasi ini berlangsung sekira setengah jam, namun membawa musibah bagi warga.
Seorang bocah malang tewas pada Rabu (31/8/2016) sekira pkl. 20.00 wib (malam hari) di kebun milik saudaranya Sri Ase akibat tertimpa dahan pohon durian.
Peristiwa ini dituturkan warga Dusun IX (Kampung tengah) Desa Si Dua-dua Kecamatan Kualuh Selatan, Kabupaten Labura pada awak media, bahwa kematian yang dialami oleh bocah yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) kelas VI ini akibat benturan dahan pohon besar yang jatuh dari atas menimpa pada bagian kepala si bocah. Saat itu hujan lebat dan angin kencang melanda dibeberapa daerah.
Menurut salah satu saksi korban diantara 3 orang bocah yang mengalami luka akibat peristiwa ini yang bernama Wanda (11) yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) kelas V mengatakan saat itu mereka bertiga dan kedua temannya bernama Fani (14), dan alm.Wahyudi (13) sedang berada di rumah Sri Ase (penjaga pohon durian) sambil menunggu jatuhnya buah durian karena hujan dan angin kencang saat itu.
Ketika hujan masih turun dan angin kencang disertai listrik padam. Sebelumnya mereka masih menikmati makanan yang disediakan Sri Ase, lalu ke tiga bocah ini beranjak menuju pondok yang persis di belakang rumah Sri Ase sekitar 20 m jaraknya.
Setibanya di pondok tersebut, ada terdengar suara jatuh dan seperti yang diharapkan ini buah durian yang jatuh.Spontan salah seorang dari ketiga bocah (Alm.Wahyudi) beranjak pergi sambil menenteng lampu jenis charger tidak jauh dari samping pondok.
Lanjutnya, Wanda menyusul dan mendekati Wahyudi untuk mengambil buah durian yang jatuh, saat itu juga terdengar dari atas pohon suara berupa dahan jatuh dari ke tinggian sekitar 20 m yang berdiameter sekitar 40 cm dan panjang 1,5 m yang persis jatuh diatas kepala Wahyudi.
Kondisi malam hari yang gelap gulita, Wanda langsung beranjak lari menuju rumah sipemilik durian untuk memberitahukan bahwa kedua temannya tergeletak di kebun persis di belakang rumah Sri Ase akibat ditimpa pohon.
Dengan cepat Sri Ase mengajak suaminya pergi ke kebun tersebut untuk menolong ke dua bocah yang tergeletak dan salah seorang sudah tewas (Wahyudi) tewas ditempat dan (Fani) pingsan.
Untuk memperjelas keadaan sebenarnya suami Sri Ase mengangkat ke dua korban ke teras rumahnya, sambil Sri Ase memanggil ke dua orangtua para korban tertimpa dahan pohon durian ini serta warga sekitarnya.
Menurut Wanda, temannya bernama Wahyudi tidak bergerak lagi (diam membisu) saat tiba di teras rumah Sri Ase. Sedangkan Fani sadar kemudian dan segera dilarikan oleh para warga ke puskesmas si dua-dua untuk mendapat pertolongan.
rban langsung disemayamkan di rumah orangtuanya untuk dikebumikan pada Kamis (1/9) pkl.13.00 WIB di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa si dua-dua.
Masih menurut Sri Ase dirinya sangat menyesali peristiwa ini.Sebab sebelum peristiwa terjadi dirinya melarang ke tiga orang bocah ini untuk pergi mengambil buah durian yang jatuh. Disamping hari sudah malam,hujan deras, angin kencang dan aliran listrik padam dirinya khawatir ada nanti terjadi yang menimpa ke tiga bocah ini.
Saat itu Sri Ase masih sempat
dengan ketiga bocah ini dirumahnya makan rengginang (kerak nasi) yang sudah di goreng.
Namun ke tiga orang bocah ini menghiraukan nasehat Sri Ase yang langsung menuju pondok dibawah pohon durian.
Kedua orang tua saat dijumpai wartawan di rumah duka tidak memberikan komentar akibat shock mendengar dan melihat anak kelima dari lima bersaudara ini tewas dengan mengenaskan.
nurut Kadus (Dusun IX) Kampung tengah Desa si Dua-dua, Erdy mengatakan akan membuat permohonan kepada Kades agar para warga pemilik pohon yang sudah tinggi dan berusia tua ditertibkan untuk dipotong dahan dan rantingnya sebab ada kebun warga yang menjadi lokasi lintasan warga.
gar jangan terjadi lagi peristiwa warga di timpa dahan pohon tinggi dan bukan itu saja beberapa rumah warganya juga ikut serta menjadi rusak ringan dan berat akibat tertimpa pohon tinggi.
Sementara dibeberapa titik lainnnya, puluhan rumah warga porak poranda, baliho dan pohon banyak yang tumbang akibat di terpa angin kencang.
Salah satunya, rumah warga Desa Sidua-dua, Kecamatan Kualuh Selatan bernama Cori mengalami rusak parah. Korban berharap agar masyarakat mau perduli dengan nasib yang dialaminya dan mau membantu menyumbangkan rejeki. Agar rumah semi permanen yang sebelumnya dapat diperbaiki kembali. (SB/Wandi)