Lima Jembatan Penghubung Desa/Kelurahan Sangat Memprihatinkan

 kondisi jembatan dijalan penghubung kelurahan dan desa yang puluhan tahun tidak ada perhatian dari pemerintah setempat.

kondisi jembatan dijalan penghubung kelurahan dan desa yang puluhan tahun tidak ada perhatian dari pemerintah setempat.

Aekkanopan, (Sentral Berita)-  Dizaman sekarang ini masih ada saja jembatan darurat dari potongan kayu. Persisnya berada di Desa Sukarame, Kecamatan Kualuh Hulu, Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) Sumatera Utara. Seharusnya jembatan yang menghubungkan antar desa yang juga termasuk nadi untuk akses transportasi yang kesehariannya dilalui warga, sudah selayaknya di pugar dan bangun jembatan beton agar keselamatan pengguna jalan merasa lebih aman.

Masalahnya jembatan tersebut terus dilalui warga dengan berbagai aktivitas dan keperluan seperti, para pelajar, pedagang, petani dan sebagainya. Namun sudah berpuluh tahun lamanya bahkan dimana Kabupaten Labuhanbatu belum dimekarkan atau dengan istilah otonomi daerah. Hasil pemekaran daerah saat ini Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) sudah berusia delapan tahun. Namun tak sedikitpun pihak Pemkab Labura mau melirik untuk membangun jembatan di desa tersebut.

Baca Juga :  Membangun Ketahanan Keuangan Keluarga Melalui Literasi di Rumah Pintar YAFSI

      Adapun beberapa desa dan kelurahan yang dihubungkan dengan jembatan tersebut yaitu lingkungan pasar tiga Kelurahan Aekkanopan Timur yang menghubungkan jalan ke Desa Sukarame. Itupun sebanyak lima jembatan terbuat dari potongan kayu dan papan dibangun dengan swadaya masyarakat. Bagi siapa saja yang melintas pada jembatan tersebut harus extra hati hati.

      Selasa (9/8/2016), Eko Rino (43) Warga Kelurahan Aekkanopan Timur, Kecamatan Kualuh Hulu, Kabupaten Labura bersama warga lainnya saat dikonfirmasi wartawan terkait perhatian Pemkab Labura untuk membangun jembatan tersebut mengatakan “Mesti sudah beberapa kali jembatan tersebut menelan korban jiwa namun sampai sekarang Pemkab Labura tak ada perhatiannya. Kalau warga, demi memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari tetap melakukan aktivitas dan harus dengan terpaksa melalui jembatan tersebut”, tegasnya.

Baca Juga :  Sat Reskrim Polres Dairi Berhasil Ringkus Pelaku Pencurian Sepeda Motor di RSUD Sidikalang

       Masyarakat setempat berharap adanya keadilan dan Pihak Pemkab Labura tidak tebang pilih dalam melaksanakan pembangunan di pedesaan. Masyarakat menganggap jika Desanya seperti anak tiri. Ucap warga serentak. (SB/Wandi)

Tinggalkan Balasan

-->