IJK Diminta Turunkan Suku Bunga

Himbauan itu disampaikan Plt Gubsu dalam acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan yang dilaksanakan Kantor Regional OJK Sumatera di Santika Dyandra Hotel Medan, Kamis (18/2). Dewan Komisioner OJK Nelson Tampubolon, Kepala Regional 5 Sumatera OJK Ahmad Soekro Tratmono dan 107 perwakilan industri jasa keuangan dari kalangan perbankan, Industri Keuangan Non Bank (IKNB), pasar modal, Bank Perkreditan Rakyat dan sebagainya.
Dia mengharapkan OJK mengharapkan terus mendorong penurunan suku bunga karena sangat berdampak pada ekonomi. “Kita masih menundukkan kepala karena suku bunga bank kita masih yang paling tinggi di ASEAN. Masih ada bank yang menerapkan suku bunga kredit 18-20 %,” katanya.
Pemerintah, lanjut Erry, akan memberi subsidi KUR, sehingga ke depannya suku bunga KUR tidak boleh dua digit. Untuk mewujudkan stabilitas ekonomi, dan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, dua hal yang menurut Plt Gubsu dapat menjadi fokus diantaranya bagaimana UMKM lebih mampu bersaing dengan pengurangan suku bunga. Selanjutnya, mendorng pemanfaatan sektor jasa pembiayaan jangka panjang.
Terkait hal itu, Dewan Komisioner OJK Nelson Tampubolon mengatakan pihaknya amendorong penurunan suku bunga KUR dengan subsidi sehingga mencapai 9%. Pemerintah mengalikasikan Rp 100 Triliun untuk KUR dan mencadangkan subsidi Rp 10T kepada bank-bank penyalur KUR. “Sudah ada di APBN,” ujarnya. Pihaknya terus mendorong bank melakukan efisiensi sehingga suku bunga bisa lebih rendah sehingga ke depannya bisa seperti negara tetangga.
Kepala OJKR Sumatera Ahmad Soekro Tratmono mengungkapkan pihaknya mendorong peningkatan kredit pembiayaan di sektor UMKM. Hingga tahun 2015, serapan dana perbankan pada UMKM Sumut mencapai Rp 51,67 triliun(28,82% dari total kredit/ pembiayaan), atau tumbuh Rp 5,9 triliun di banding tahun 2014. Dari total tersebut , sebagian besar atau Rp 37,2 T disalurkan oleh 5 bank yaitu Bank SUmut, Bank Mandiri, BRI dan BTPN dan Bank Mestika Dharma.