Menuju Medan Kota Atlet
Gaung kota Medan menjadi Kota atlet telah tersebar luas, tidak hanya di kalangan pecinta olahraga tapi juga telah sampai ke tengah masyarakat.
Sebgai ibu kota Provinsi , sejak awal telah menjadi barometer keberhasilan atlet. Sarana dan fasilitas, pelatih, cabang olahraga dan ivent olahraga yang digelar, Medan memang lebih unggul dibanding Kabupaten/kota di Sumatera Utara.
Gaung kota Medan menjadi kota Atlet, awalnya meluncur dari Ketua KONI Medan Zulhifmi Lubis—oppung panggilan akrabnya—kini beliau telah tiada berpulang kerahmatulah, kata demisioner Ketua SIWO PWI Sumut Hamongan Panggabean.
Sejak itu di kalangan olahraga, pemerintah, dan kini telah sampai ke teliga masyarakat, sebutan kota Medan kota atlet sudah tidak asing lagi.
Bahkan Dzulmi Eldin saat menghadiri pembukaan turnamen U-17 SSB se-kota Medan yang diadakan Askot PSSI Kota Medan (menjawab wartawan) berkomitmen menjadikan, Medan sebagai kota Alet jika beliau terpilih menjadi Walikota Medan.
Menurutnya, Medan sebagai kota atlet, Fasilitas dan sarana, pembinaan atlet, memperbanyak kegiatan dan pertandingan olahraga, meningkatkan anggaran, adalah hal yang secara bertarap dibenahi dan ditingkatkan.
Rumah Kita
Dalam melaksanakan pembinaan olahraga agar berkembang, KONI Medan bertanggung jawab untuk itu. Dalam pelaksanaan tugas mulia itu, pemerintah mengucurkan dana. Pengurus KONI dipilih cabang olahraga setempat melalui musyawarah, karena itu cabang olahraga yang membina atlet secara langsung sangat berharap kepada KONI untuk bergandengan tangan dengan mereka.
Terkait Medan menjadi kota atlet, pemerintah melalui Dinas Pemuda dan Olahraga kota Medan harus bergandengan tangan. Karena itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Kota Medan, Drs Abdul Aziz, meminta seluruh elemen KONI Medan menjalin komunikasi dan menyelesaikan segala persoalan melalui musyawarah. Karena KONI Medan ibarat rumah untuk mewujudkan Medan Kota Atlet.
“Mari kita anggap KONI Medan sebagai rumah kita. Segala persoalan, mari kita selesaikan di dalam rumah kita sendiri, agar prestasi olahraga kota Medan semakin baik,” ungkap Abdul Azis dalam sambutan sekaligus pembukaan Rapat Koordinasi dan Konsultasi (Rakorkon) KONI Medan 2015 di Medan Club..
Aziz, mewakili Pj Wali Kota Medan Randiman Tarigan, juga menegaskan komitmen Pemko Medan pada peningkatan prestasi olahraga. Salah satunya, menetapkan anggaran olahraga dalam APBD Kota Medan yang nilainya jauh di atas kabupaten/kota lainnya.
“Dana yang ditampung di 2016, tetap sama dengan 2015. Mudah-mudahan cukup untuk mensupport atlet Medan yang akan membela Sumut di PON 2016,” ujarnya.
Pembinaan di Bagi Dua
Plt Ketua Umum KONI Medan Drs Eddy H Sibarani menyebutkan tahun 2016 sangat strategis, karena ada PON Jabar di mana atlet Medan akan berkontribusi untuk Sumut.
“Medan memberi kontribusi lebih dari 70 persen atlet Sumut untuk PON 2016. Semua terwujud berkat dukungan dan kerjasama,” sebut Eddy Sibarani.
Disebutkan, karena ada PON 2016, maka pembinaan atlet di KONI Medan akan dibagi dua, yakni atlet yang telah lolos ke PON serta atlet yang terjaring dari hasil Porkot 2015 dan Kejurcab.
“Perlu persiapan agar pembinaan bisa berkesinambungan dan mendapat hasil yang lebih baik lagi dan hasil Rakercab ini akan menjadi acuan untuk perjalanan KONI Medan ke depan,” tandasnya.
Tali Asih
Langkah konkrit badi pembinaan menuju Medan kota atlet, KONI dan Dinas Pemuda Olahraga Kota Medan berkolaborasi memberi apresiasi kepada para atlet Medan yang berprestasi di level nasional hingga internasional.
Dana sekitar 690 juta dari KONI Medan Dispora Medan itu dikucurkan sebagai uang tali asih bagi 249 atlet dan pelatih.
KONI Medan menyerahkan dana tali asih kepada 103 atlet dan 39 pelatih. Lima di antaranya merupakan 5 pewushu yang baru sukses mengharumkan nama Indonesia di kejuaraan dunia, yakni Lindswell, Haris Horatius, Freddy, Juwita Niza Wazni dan Charles Sutanto. Satu atlet karate M Fahmi Sanusi (kelas -76) yang merebut medali emas di Kejuaraan Dunia WKF Junior. Selebihnya merupakan para atlet peraih medali di ajang Kejurnas/Pra PON.
Sementara Dispora Medan menyerahkan penghargaan kepada
81 atlet pelajar dan 26 pelatih. Atlet yang meraih penghargaan diantaranya pereli muda Arji yang menjadi juara nasional.
Plt Ketua KONI Medan Drs Eddy H Sibarani menegaskan, hingga saat ini sudah 138 atlet yang sudah lolos PON. Bahkan 102 diantaranya berhasil meraih medali emas, perak, perunggu di ajang Pra PON.
Hal ini semakin menegaskan dominasi atlet Medan dalam kontingen Sumut di PON Jabar 2016 mendatang. Selain itu, Medan punya kekuatan dua cabor unggulan yakni karate dan wushu.
“Bukan cuma jumlahnya saja yang besar tapi atlet Medan harus membuktikan bahwa pada PON XIX, Sumut masih ada (berprestasi),” tegas Eddy pada acara yang dihadiri anggota Dewan Kehormatan KONI Medan Ijeck dan Afifuddin Lubis serta anggota DPRD Kota Medan Ahmad Arief.
Dukungan Pemerintah
Komitmen Menjadi atlet juga disampaikan Plt Walikota Medan, Randiman Tarigan.Pemerintah Kota Medan berkomitmen mendukung program optimalisasi pembinaan atlet yang dilaksanakan KONI Medan bersama sejumlah induk organisasi olahraga.
“Kami akan terus mendorong upaya pembinaan atlet secara berkesinambungan agar Medan mampu berprestasi lebih baik lagi di sejumlah cabang olahraga,” katanya pada acara penyerahan tali asih kepada 103 atlet berprestasi dan 39 pelatih di Medan Club, Sabtu malam.
Randiman melalui sambutan tertulis yang dibacakan Asisten III Setdako Medan Erwin Lubis menyampaikan, penghargaan ini merupakan wujud kepedulian Pemko Medan melalui KONI dan Dispora pada atlet berprestasi.
Randiman berharap para atlet terus berupaya meningkatkan prestasi.
“Jangan berpuas diri pada prestasi yang diraih saat ini. Perjalanan masih panjang. Terus giat dan tekun berlatih,” katanya.
Bukan Sekedar Kota Atlet
Ketua Harian KONI Sumut, John Ismadi Lubis mengakui, dominasi atlet Medan hingga 70 persen bagi Sumut.
Hal itu katanya, tak terlepas dari kontuniutas anggaran dan program pembinaan. Apalagi anggaran KONI Medan sudah bisa mengalahkan anggaran KONI Sumut.
“ Kita harapkan dengan kerjasama yang baik semoga Medan bukan hanya kota atlet tapi juga menjadi kota atlet berprestasi,” tegas John saat menyampaikan sambutan pada malam Pemberian Penghargaan Atlet dan Pelatih, Sabtu Malam (12/120 di Medan Club.
Menurutnya ke depan cabang olah raga perorangan sangat perlu mendapat perhatian seperti cabang renang dan atletik,.
“Kita minim medali Sumut dari dua lumbung atletik dan renang. Kalau kita tidak bisa mendominasi di dua nomor itu, akan sangat sulit untuk menjadi juara umum baik di ajang Porwil Sumatera maupun PON,” ujarnya sedikit mengeluh.
Plt Ketua KONI Medan Eddy H Sibarani menegaskan, hingga saat ini sudah 138 atlet yang sudah lolos PON. Bahkan 102 diantaranya berhasil meraih medali emas, perak, perunggu di ajang Pra PON.
Hal ini semakin menegaskan dominasi atlet Medan dalam kontingen Sumut di PON Jabar 2016 mendatang. Selain itu, Medan punya kekuatan dua cabor unggulan yakni karate dan wushu.
“Bukan cuma jumlahnya saja yang besar tapi atlet Medan harus membuktikan bahwa pada PON XIX, Sumut masih ada (berprestasi),” tegas Eddy pada acara yang dihadiri anggota Dewan Kehormatan KONI Medan Ijeck dan Afifuddin Lubis serta anggota DPRD Kota Medan Ahmad Arief.
Dari sejumlah atlet yang mendapat penghargaan dan tali asih, lima di antaranya merupakan pewushu yang baru sukses mengharumkan nama Indonesia di kejuaraan dunia, yakni Lindswell, Haris Horatius, Freddy, Juwita Niza Wazni dan Charles Sutanto. Satu atlet karate M Fahmi Sanusi (kelas -76) yang merebut medali emas di Kejuaraan Dunia WKF Junior. Selebihnya merupakan para atlet peraih medali di ajang Kejurnas/Pra PON.
Sementara itu Dispora Medan juga menyerahkan penghargaan kepada
81 atlet pelajar dan 26 pelatih. Atlet yang meraih penghargaan diantaranya pereli muda Arji yang menjadi juara nasional
Peran Media
Dalam upa Medan menjadi kota atlet berbagai upaya telah dan akan dilaksakan KONI Medan. Salah satunya dengan amelaksanakan pelatihan wartawan olahraga, karena peran media mass sangat efektif dalam menunjang prestsi atlet.
Plt Ketua Umum KONI Kota Medan Eddy H Sibarani mengatakan, untuk mewujudkan motto Medan Kota Atlet diperlukan peran serta media.
Hal itu sudah diwujudkan di KONI Medan, yang selama ini telah mendapat support pemberitaan dari para wartawan olahraga.
“Menurut Eddy Sibarani, KONI Medan memiliki program-program, seperti di sepanjang 2015 ini yang sangat padat. Begitupun, apa yang diprogramkan tidak akan terdengar gaung atau sosialisasi nya tanpa peran media.
“Setiap program yang kita buat, akan diketahui dan dirasakan oleh masyarakat berkat dukungan dan peran serta media,” ungkap Eddy Sibarani, sembari menambahkan, pelatihan terhadap wartawan olahraga ini, telah menjadi program rutin KONI Medan.
“Karenanya, atas nama KONI Medan, sekali lagi dikesempatan ini, saya ucapkan terima kasih kepada seluruh media yang telah mendukung program KONI Medan. Semoga kerja sama yang telah terjalin selama ini dapat lebih ditingkatkan lagi di masa-masa yang akan datang,” paparnya.
Menumbuhkan Prestasi
Berbagai cara untuk menumbuhkan prestasi atlet, selain Fasilitas dan sarana, pembinaan atlet, memperbanyak kegiatan dan pertandingan, meningkatkan anggaran, kualitas pelatih, juga yang tak kalah penting upya peningkatan yang muncul dari atlet itu sendiri.
Percaya Diri adalah hal penting yang harus dimiliki seorang atlet. Banyak cara untuk menumbuhkan rasa percaya diri bagi atlet olahraga yang akan melakukan pertandingan. Misalnya menanamkan keyakinan akan peluang untuk mendapatkan kemenangan. Namun hal itu harus disertai dengan persiapan sebelum melakukan pertandingan.
Seorang atlet yang sudah melakukan persiapan dengan latihan-latihan secara maksimal sebelum melakukan pertandingan akan mempunyai rasa percaya diri yang lebih tinggi dari pada yang melakukan latihan namun kurang maksimal
Agar percaya diri itu muncul seorang atlet harus bererpikir positif,karena dengan berfikir positif
dapat meningkatkan mentalitas seorang atlet dalam arena pertandingan
Hal lain yang harus tumbuh dalam diri seorang atlet adalah motivasi. Misalnya motivasi karena ditonton oleh sang pejabat atau Presiden. Ditonton oleh para pendukung yang fanatic. Semua dapat menjadi motivasi tersendiri dari para atlet. Namun motivasi yang terbaik adalah yang datang dari diri sendiri.
Pengendalian emosi juga harus menjadi senjata ampuh atlet. Ketidakmampuan mengendalikan emosi bisa mengganggu konsentrasi dan keseimbangan fisiologis. Pengendalian emosi tidak bisa muncul dalam semalam, karena sudah menjadi bagian dari kepribadian atlet.
Daya konsentrasi. Atlet yang punya kemampuan konsentrasi tinggi, cenderung mampu mempertahankan performance meski ada gangguan, interupsi atau masalah. Kalau daya konsetrasi atlet rendah, maka ia mudah melakukan kesalahan kalau terjadi interupsi baik saat tidak akan efektif, malah bisa menimbulkan masalah yang serius (Husni Lubis)