Sumut Loloskan 10 Pegulat ke PON XIX Jabar 2016
Medan,(Sentraberita)-Pengprov Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Sumatera Utara merasa lega. Sepuluh atlet terbaiknya lolos ke PON XIX-2016 Jawa Barat, setelah meraih satu emas dan tujuh perunggu pada Kejurnas/Pra-PON XIX Gulat dan berakhir Kamis (3/12/2015) malam di GOR Pertamina Universitas Brawijaya, Malang, Jatim.
Sepuluh tiket PON XIX yang berhasil direbut para atletnya, merupakan suatu prestasi cukup membanggakan. “Pertarungan cukup ketat. Peserta seluruh Indonesia dengan kemampuan relatif berimbang. Saya bersyukur dan bangga, ada 10 pegulat yang berhasil lolos dan bahkan mampu merebut emas dan medali perunggu,” ungkap pelatih kepala tim gulat Sumut Daslan Gultom dan Josua Sinurat, tim monitoring KONI Sumut cabang gulat ketika dihubungi via telepon selular tadi malam (3/12/2015).
Pada Kejurnas ini, Sumut berkekuatan 22 pegulat. Di hari pertama Kejurnas (30/11/2015) Sumut menurunkan lima pegulat meraup empat medali perunggu. Empat perunggu dari nomor grego romawi, atas nama Faizal Irwansyah Lase kelas 54 kg, Eperaim kelas 59 kg, Febrianto kelas 66 kg dan Sekda Tarigan kelas 71 kg.
Di hari kedua (1/12/2015), Sumurung Siregar membuka asa Sumut dengan merebut emas pada kelas 85 kg gaya grego romawi. Kemudian medali perunggu disumbangkan Elfita pada kelas 58 kg putri.
Di hari ketiga (2/12/2015), tak satu pun pegulat Sumut yang turun di arena meraih medali. Ada empat bertarung, tapi semuanya tumbang di babak awal. Tapi, di hari terakhir, Sumut dengan enam pegulat berhasil meraih dua perun
Tambahan medali perunggu, dipersembahkan pegulat putra, Khusaini, dari kelas 65kg gaya bebas dan Muqsit Redha, kelas 74 kg gaya bebas.
“Hasil tambahan medali perunggu ini, memantapkan modal kita menatap persaingan pada PON XIX nanti. Setidaknya, kita sudah bisa membaca dimana posisi kita saat ini, dan apa yang harus diperbaiki agar bisa lebih baik lagi pada saat berlaga di arena PON XIX,” ulasnya.
Sedangkan dua tiket PON XIX lainnya, masing-masing atas nama Leornardo sitohang 96 kg dan Dedi Irawan kelas 120kg, seluruhnya berlaga pada gaya grego.
Tentang peta kekuatan gulat tanah air saat ini, Daslan mantan pegulat kebanggaan Sumut itu, mengatakan cukup merata. Namun, dua daerah yakni Kaltim dan Jatim, lebih siap dibanding provinsi lain. “Kaltim dan Jatim cukup dominan pada Pra-PON XIX ini. Meski daerah-daerah lain seperti Kalsel, Bengkulu, Papua, Papua Barat, dan Jabar mampu masuk lingkaran medali, toh belum mampu menembus dominasi Kaltim dan Jatim,” ungkapnya.
Namun, terlepas dari kekuatan itu, dia menyebut mereka cukup optimistis mampu berbicara prestasi pada saat PON XIX mendatang. “Kita masih punya waktu memperbaiki kelemahan dan kekurangan,” tegas dia.
Kejuaraan Nasional Gulat Pra-PON XIX dilaksanakan di GOR Pertamina Universitas Brawijaya, Malang, berlangsung dari tanggal 30 November hingga 4 Desember 2015, diikuti 309 pegulat dari seluruh Indonesia.(BS/01)