Paralayang dan Aktivitas Menarik Lainnya Segera Hadir di Toba Caldera Resort
sentralberita|Toba~Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) bersama tim Kopi Setara (Koperasi Sentra Wisata Alam Nusantara) akhirnya menemukan satu lokasi take off untuk aktivitas wisata dirga paralayang, setelah berkeliling menjelajah Kawasan Toba Caldera Resort (TCR).
Ketua Kopi Setara Eko Binarso, melalui Lodewijk Rainier Korua, pelaku wisata dirga, menyampaikan bahwa terdapat lokasi take off wisata dirga paralayang di kawasan TCR yang memiliki angin yang cukup ideal.
“Setelah dua hari pencarian lokasi, kami merekomendasikan titik take off paralayang di TCR, tepatnya di samping spot Jokowi Point,” ujar Lodewijk, didampingi Tim Wisata Dirga dari Kopi Setara pada hari Minggu (3/11/2024).
Mengingat lokasi yang direkomendasikan beririsan dengan The Kaldera Stage, menurut Lodewijk perlu dilakukan pengembangan lokasi sehingga ideal menjadi lokasi take off paralayang.
“Hanya di spot ini yang anginnya cukup ideal untuk terbang dengan kecepatan dan arah angin, namun lokasinya harus dilakukan penyesuaian sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu saat payung paralayang take off,” lanjutnya.
Selanjutnya, menurut Salwa, atlet paralayang dan anggota Tim Wisata Dirga Kopi Setara, mengatakan bahwa untuk titik landing paralayang telah dilakukan pemetaan lokasi melalui pengamatan dari foto drone dan survei langsung ke Desa Wisata Sigapiton yang berlokasi di lembah yang berhadapan dengan Kawasan TCR.
“Lokasi titik landing paralayang berada di Desa Sigapiton, dimana terdapat dua alternatif lokasi yang akan di rekomemdasikan dan di sampaikan ke BPODT untuk ditindak lanjuti”, ujar Salwa.
Tohonan Nadapdap, warga Desa Wisata Sigapiton menyambut baik adanya perencanaan pengembangan aktivitas paralayang di desanya dan meminta agar titik lokasi yang ditunjuk dapat dibersihkan dan segera di sosialisasikan kepada masyarakat desa.
“Bila benar rencana itu terealisasi, maka atraksi paralayang ini tentu akan menggairahkan kegiatan pariwisata di Sigapiton, namun berhubung Sigapiton masih memegang nilai sosial budaya, perlu segera disosialisasikan dengan masyarakat Sigapiton sebagai pemberitahuan, agar masyarakat berkenan menerima dan mendukung,” ujar Tohonan.
Selain aktivitas paralayang, menurut Ketua Kopi Setara, Eko Binarso, ada tiga aktivitas wisata alam dan petualangan yang bisa di lakukan di Kawasan TCR dan sekitarnya, yaitu camping ground, trekking, bersepeda dan bermain kayak di Teluk Sigapiton.
Pada kesempatan lain, Direktur Utama BPODT, Jimmy Panjaitan, menyampaikan bahwa pengembangan aktivitas di Danau Toba perlu digalakkan mengingat potensi alam yang besar di kawasan danau vulkanik terdalam di dunia ini.
“Aktivitas wisata menjadi strategis mengingat potensi alam yang dimiliki Danau Toba sudah sangat luar biasa. Kita tinggal mengemasnya dengan aktivitas berbasis eco-adventures yang tidak hanya menonjolkan potensi keindahan alam saja, namun juga melakukan kegiatan atau aktivitas di luar ruangan seperti trekking, kayaking dan cycling dengan pelayanan berkelas dunia, sehingga meninggalkan kenangan yang baik untuk wisatawan dan nantinya mereka akan kembali lagi ke Danau Toba mengajak teman-temannya,” kata Jimmy.
Sebelumnya, Kegiatan menjelajah kawasan TCR dan sekitarnya ini merupakan rangkaian survei dan riset yang dilakukan BPODT dengan Kopi Setara setelah menandatangani MoU untuk bekerjasama menggali dan memetakan potensi daya tarik wisata alam dan petualangan di Kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas Danau Toba.(SB/Fer)