Demo Dugaan Pencemaran Lingkungan, Ketua GMP Sumut : “Tutup PT. KISS dan Kepala DLH Labura Mengundurkan Diri”
sentralbarita| Labura – Gerakan Mahasiswa dan Pemuda (GMP) Sumatera Utara menggelar aksi demonstrasi (demo) di depan kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), Senin (7/03) kemarin.
Disebut-sebut aksi itu dilakukan berdasarkan data dan informasi lapangan yang GMP temukan atas dugaan pencemaran lingkungan sungai di areal seputaran PT. Kwala Intan Sawit Selatan (KISS) yang terletak di Desa Gunung Melayu, Kecamatan Kualuh Selatan, Kabupaten Labuhanbatu Utara.
Dalam pernyataannya saat berorasi, Ketua GMP Sumut, Idris Sarumpaet menyebutkan, banyak kejanggalan-kejanggalan yang mereka temukan saat melihat kondisi lingkungan sungai di dekat areal PT KISS dan mengindikasikan lingkungan sungai itu telah tercemar.
“Dari data lapangan yang kami (GMP-red) temukan dan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 bahwa ada dugaan pencemaran lingkungan air sungai yang berada di dekat PT. Kwala Intan Sawit Selatan, sehingga air sungai tersebut tidak bisa dimanfaatkan dan digunakan oleh masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari dan berdampak buruk pada ekosistem sungai yang kami nilai disebabkan oleh pabrik PT. KISS ini,” terangnya.
Sementara, menurut dia, sungai merupakan salah satu ekosistem perairan yang dipengaruhi oleh banyak faktor, baik oleh aktivitas alam maupun aktivitas manusia. Sungai juga menjadi kebutuhan pokok bagi manusia dalam melakukan aktivitas dan kegiatan sehari-hari.
“Kita ketahui bahwa sumber kehidupan makhluk hidup tergantung pada kebersihan air dan kualitasnya, serta sungai merupakan salah satu bagian penting bagi mahluk hidup,” tutur Idris.
Melihat dugaan pencemaran lingkungan sungai ini, Idris pun menilai ada pembiaran yang mengindikasikan persekongkolan antara pihak PT KISS Gunung Melayu dengan Kepala DLH Labura, H. Imam Ali Harahap, selaku pimpinan instansi pengawas disana.
Buktinya, Idris menjelaskan. jarak antara Pabrik PT KISS dengan Kantor DLH tergolong cukup dekat dan masih dalam satu Kecamatan, namun dugaan pencemaran lingkungan sungai ini terkesan luput dari pantauan DLH.
“Hal-hal itulah yang membuat kami menilai jika Kepala DLH tidak becus memimpin Dinas yang berperan penting menjaga kelestarian ekosistem alam disana,” papar Idris berargumen.
Untuk itu, mahasiswa yang dikenal cukup vokal ini pun berharap, Pemerintah Kabupaten Labura segera menutup Pabrik PT KISS di Desa Gunung Melayu dan meminta Kepala DLH segera mengundurkan diri jika tidak mampu memimpin instansi yang berperan dalan menjaga Lingkungan Hidup dimaksud.
“Tutup PT. KISS dan Kepala DLH mengundurkan diri. Jangan sampai ketidakbecusan Kepala DLH dan berdirinya pabrik PT. KISS dapat memutus kelangsungan hidup orang banyak disepanjang aliran sungai itu,” tegas Idris saat ditemui wartawan usai melakukan demo. (SB/FRD)