Kondisi KM Wisata Samosir Makin Memprihatinkan

sentralberita | Samosir ~ Mantan Bupati Samosir, Rapidin Simbolon sekaligus yang meresmikan KM Wisata Samosir pada bulan Desember 2017 lalu turut prihatin dengan kondisi KM Wisata Samosir yang hampir karam di pantai Hotel Duma Sari, Kelurahan Tuk-tuk Siadong, Kecamatan Simanindo.

“Saya sangat prihatin dengan keadaan kapal wisata Samosir ini yang sudah mampu membangun opini publik terhadap pariwisata Kabupaten Samosir,” kata Rapidin Simbolon, dikutip Minggu (5/9).

Dan ini tanggapan Rapidin Simbolon terhadap kondisi kini kapal berornamen rumah Batak yang hampir karam itu:

  1. Seharusnya Pemerintah Kabupaten Samosir dibawah kepemimpinan Bupati yang baru, harus mampu merawat kapal ini, bahkan harus lebih mampu mengimprovisasi kapal ini agar lebih menarik dalam hal pelayanan para wisatawan yang berkunjung ke Samosir. Karena kapal ini, sudah mampu membangun image positif dari segi culture sebagai ikon pariwisata Kabupaten Samosir, dan sudah mampu menghasilkan PAD ratusan juta rupiah.
  2. Sangat disayangkan, kenapa Pemerintah Kabupaten Samosir memberhentikan pegawai honor yang memasarkan dan yang merawat kapal ini.
  3. Sangat disayangkan, kenapa Pemerintah Kabupaten Samosir me-refocusing anggaran biaya pemeliharaan kapal ini, padahal sangat dibutuhkan, karena kapal ini harus dirawat atau dipelihara dengan baik. 

Justru biaya untuk renovasi atau pemeliharaan rumah dinas Bupati yang ada di APBD 2021 yang seharusnya direfocusing, karena rumah dinas itu masih bagus dan sangat layak ditempati.

Bupati sudah tahu bahwa ada kerusakan kapal sejak  bulan Oktober tahun 2020. Makanya dibuat anggaranya di APBD 2021 untuk pemeliharaan kapal itu. ehh…malah biaya pemeliharaan tersebut direfocusing. 

  1. Kapal wisata Samosir ini, mempunyai efek multiplayer yang luar biasa, yaitu menghasilkan PAD, memberikan lahan pekerjaan bagi warga Samosir, menjadi alat promosi wisata Samosir, mengangkat budaya karena adanya ornamen rumah Bataknya yang sangat indah, dan sering disebut wisatawan Rumah Batak mengapung di Danau Toba.
  2. Ibu Negara, Ibu Iriana  sangat mengapresiasi kapal ini, karena mengangkat dan menampilkan budaya lokal.
  3. Untuk audit kapal ini, tidak boleh lagi oleh inspektorat, harus dengan aparat penegak hukum, agar dapat diperiksa secara menyeluruh, baik pejabat Pemerintah terdahulu maupun  Penerintah yang sekarang ini. Agar terungkap secara  terang benderang.

Pemerintah terdahulu perlu diperiksa, apakah pembuatannya sudah sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan.

Pemerintah sekarang ini, perlu diperiksa karena ada pembiaran. Karena tindakan pembiaran dalam hal tidak merawat dan menjaga aset pemerintah daerah adalah tindakan pidana, bahkan me-refocusing anggaran yang sangat dibutuhkan untuk merawat kapal ini. Padahal dana tersedia, karena pemerintah sebelumnya sudah mendapatkan begitu banyak DID (Dana Insentif Daerah).

  1. Saya minta pemerintah dan masyarakat tidak mempolitisasi karamnya kapal ini, apalagi mempertontonkan pencitraan dengan karamnya kapal ini, dengan membela diri dan cendrung menyalahkan pihak-pihak lain.

Sebelumnya, Bupati Samosir, Vandiko Timotius Gultom telah menyampaikan akan segera melakukan audit.

“Ya saya sudah melihat dan mendengar berita mengenai hampir karamnya kapal wisata tersebut. Saya sudah instruksikan inspektorat untuk mengaudit secara menyeluruh,” ujar Vandiko.

Lebih lanjut jelas Bupati, bahwa informasi dari dinas terkait, kapal tersebut pembuatan tahun 2018 dan sudah sejak Oktober 2020 kapal sudah tidak beroperasi karena rusak.

“Karena dari perencanaan, pengadaan hingga kapal pariwisata rusak tidak beroperasi lagi di Oktober 2020, itu jauh sebelum saya menjabat sebagai Bupati dan sangat disayangkan kapal yang baru berusia 3 tahun di temukan sudah hampir karam,” kata Vandiko.

Untuk informasi lebih lanjut, Vandiko juga menyampaikan agar menunggu dan pasti akan mengambil tindakan.

“Mohon di tunggu saja. Saya pasti akan mengambil tindakan dari laporan tersebut. Saat ini pemeriksaan sedang berjalan,” tutup Vandiko.

Sejak diresmikan pada tanggal 29 Desember 2017 lalu, KM Wisata berornamen rumah batak milik Pemerintah Kabupaten Samosir yang dikelola oleh Dinas Pariwisata itu, hingga awal 2020 telah menyumbang PAD kurang lebih sebesar Rp 600 juta.(gs)