Jokowi Tegur Kepala Daerah Sumut Soal Keterisian Tempat Tidur Pasien Covid-19 di RS Masih di Atas 50 Persen


sentralberita | Jakarta ~ Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegur tiga kepala daerah yang memiliki tingkat keterisian tempat tidur untuk pasien Covid-19 di rumah sakit (RS) masih di atas 50%.

Ketiga provinsi tersebut adalah Sumatera Utara (Sumut) yang tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) mencapai 56%, Kepulauan Riau (Kepri) mencapai 53%, dan Riau menyentuh 52%.

“Ini tolong semua gubernur, bupati, wali kota tahu angka-angka ini. Tiga provinsi hati-hati. Sumut BOR 56 persen, Kepri BOR 53 persen dan Riau BORnya 52 persen,” kata Jokowi saat memberikan pengarahan secara virtual kepada kepala daerah se-Indonesia dari Istana Negara, Jakarta, dikutip Rabu (19/5), yang disiarkan melalui youtube Sekretariat Presiden.

Dijelaskan Jokowi, parameter pandemi juga dapat dilihat dari rasio keterisian tempat tidur di rumah sakit (BOR). Pemerintah menargetkan dengan penanganan pandemi yang dilakukan secara baik maka akan membawa dampak BOR di RS berada di bawah 50%.

Saat ini, tingkat BOR secara nasional telah berada di angka 29%. Hal ini menggambarkan jumlah pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit kian menurun. Meski demikian, perlu diakui bahwa masih terdapat BOR yang cukup tinggi di beberapa daerah yang tentunya perlu diwaspadai oleh masing-masing kepala daerah.

“Ada beberapa provinsi yang di atas 29% dan yang masih di atas 50%. Kalau yang masuk ke rumah sakit banyak, artinya memang harus hati-hati, superhati-hati. Karena BOR nasional sudah turun 29%, pernah dulu di angka 80%, dan juga yang sering saya pakai patokan itu Wisma Atlet,” ujar Jokowi.

Hal itu karena RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran banyak menampung pasien Covid-19. Pada September 2020, jumlah pasien Covid-19 di RS ini di atas 90%.

“Saya ingat betul dan saya takut betul, sudah di atas 90%. Artinya dua minggu ke depan tidak bisa turun, bisa collapse rumah sakit kalau sudah di atas angka itu. Tetapi sekarang, pagi tadi saya telepon. Saya kalau telepon malam hari, pagi hari. Pagi tadi saya telepon, Wisma Atlet yang dulu sempat di atas 90%, hari ini di angka 15,5%,” jelas Jokowi.

Terkait hal tersebut, Presiden meminta seluruh jajaran di daerah untuk memantau sejumlah parameter penanganan pandemi secara berkala. Selanjutnya, dapat segera mengambil langkah taktis yang cepat dan tepat dalam mengantisipasi peningkatan kasus di daerah.

“Saya minta gubernur, bupati, wali kota, danrem, dandim, kapolda, kapolres, kejati, kejari, seluruh sekda dan asisten semuanya harus tahu angka-angka (parameter) seperti ini di setiap daerahnya sehingga tahu apa yang harus dilakukan,” tegas Jokowi.

Sehingga mereka tahu langkah apa yang harus dilakukan. Misalnya, bila kekurangan obat, bisa langsung hubungi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin agar segera dikirimkan stok obat.

“Kalau vaksin masih punya kemampuan untuk disuntikkan terutama bagi lansia, vaksinnya tidak ada, telepon Menteri Kesehatan,” tutur Jokowi.(bs)