dr Kevin Marpaung Unggah Pemeriksaan Vagina Pasien ke Tiktok Dikecam
sentralberita | Jakarta ~ Unggahan video dr Kevin Samuel Marpaung
tentang persalinan diduga melecehkan perempuan.
Hal ini menambah daftar tenaga kesehatan (nakes) yang tak memperhatikan etika profesi di media sosial.
Lantas apa yang membuat tim medis memamerkan profesinya ini di dunia maya?
Dikutip Minggu (18/4), dr Kevin
mengunggah video itu lewat akun
TikTok-nya, @dr.kepinsamuelmpg, berdurasi 15 detik, pada Sabtu (17/4/2021), namun video itu telah dihapus. Videonya sudah viral di platform media sosial lain, termasuk Twitter.
Video itu berisi adegan dr Kevin sedang memperagakan pemeriksaan vagina dengan teks percakapan dengan bidan. Dalam video itu, muncul teks, “Dok, Tolong Cek Pasien Ny.A udh pembukaan berapa…”
Lalu dr Kevin menjawab, “Oke, kak…” dr Kevin mengernyitkan mata dan menggigit bibir bawah, mengacungkan dua jari (jari telunjuk dan jari tengah) menunjukkan persiapan melakukan pemeriksaan vaginal touche.
Vaginal touche adalah pemeriksaan dengan metode memasukkan dua jari pemeriksa ke dalam vagina ibu untuk memeriksa pembukaan serviks atau leher rahim, apakah telah siap untuk proses kelahiran bayi atau belum.
Dokter tersebut kemudian memutar mata ke atas dan mendongak dengan keterangan ‘Awkward moment’. Sambil bergoyang-goyang, dr Kevin menjawab, “Pembukaan 3 kak.” Demikian isi konten TikTok itu.
Akibat kecaman itu, dr Kevin akhirnya meminta maaf. Dia mengaku salah dan tidak hati-hati dalam melakukan aktivitas di dunia maya.
“Saya dokter Kevin ingin meminta maaf sebesar-besarnya atas video konten saya mengenai pembukaan yang di mana di video tersebut saya tidak berhati-hati dalam memilih soundtrack dan memasang ekspresi wajah yang terkesan melecehkan,” kata dr Kevin Samuel dalam video yang diterima, Sabtu (17/4).
Konten dr Kevin Dikecam
Pemerhati perempuan mengecam konten TikTok dr Kevin dan menuntut agar surat izin praktik dokter (SIP) tersebut dicabut. Hal itu disampaikan oleh Koalisi Masyarakat Sipil Anti Kekerasan Seksual (Kompaks).
“Cabut SIP dan keanggotaan IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dokter yang membuat konten melecehkan pengalaman pasien!” demikian rilis Kompaks.
Kompaks menilai video itu merendahkan perempuan. Konten itu adalah pelecehan terhadap perempuan, yang seharusnya mendapat pelayanan kesehatan.
“Reka adegan tersebut dilakukan dengan memberikan candaan bernuansa seksual yang merendahkan perempuan. Video ini melecehkan perempuan secara umum dan pasien perempuan yang membutuhkan layanan kesehatan secara khusus,” kata Kompaks.
Kompaks juga menilai tindakan dr Kevin tidak sensitif terhadap situasi dan pengalaman pasien perempuan saat menghadapi persalinan. Bahayanya, perempuan bisa tidak percaya lagi terhadap dokter.
Kompaks menilai dr Kevin diduga telah melakukan pelanggaran Kode Etika Dokter Indonesia (KODEKI) serta melanggar sumpah dokter.
“Kami mengecam konten buatan dr Kevin Samuel yang menunjukkan sikap melecehkan dalam reka adegan pemeriksaan pasien sebelum persalinan. Sikap ini bertentangan dengan nilai etis dan kemanusiaan yang dijunjung tinggi dalam profesi dokter,” ungkap dr Gabriella Sandranila Suryadana (Sandra) dari Dokter Tanpa Stigma, sebagaimana tertulis dalam rilis pers Kompaks.
Influencer, dr Tirta, menyayangkan unggahan video dr Kevin itu. Dia meminta agar seorang dokter tidak membuat konten yang menyangkut profesi itu.
“Dengan ekspresi yang seperti itu, ekspresi mesum jadi menurutku it’s not good as a doctor did content like that (tidak baik sebagai seorang dokter membuat konten demikian),” kata pria bernama lengkap Tirta Mandira Hudhi ini saat dihubungi.
dr Tirta merasa wajar jika konten itu menuai kritik dan kecaman. Menurutnya, apa yang ditampilkan oleh dr Kevin di video tersebut memang dinilai tak layak dilakukan oleh seorang dokter.
“Kalau dari saya itu mengecewakan ya. Harusnya kita harus memikirkan konten dua kali ya jangan sampai salah konten. Harus hati-hati untuk membuat konten,” ujarnya.
“Pegang aja, satu sumpah kode etik kedokteran. Nggak boleh membongkar pasien. Jangan kita update pemeriksaan fisik apalagi kita menulis sesuatu yang ambigu,” sambungnya.
Nakes Diminta Jaga Reputasi Profesi
Aksi dokter Kevin yang menampilkan pekerjaannya ini bukanlah pertama kali di media sosial. Tahun lalu, seorang perawat mendadak viral di TikTok setelah mengaku berebut memasangkan kateter pada pasien pria demi bisa melihat Mr P yang akhirnya menuai kontroversi.
Spesialis jantung yang juga influencer kesehatan dr Vito A Damay ikut menanggapi soal konten viral terkait nakes di TikTok. Ia mengatakan konten yang edukatif dalam konteks edukasi kesehatan yaitu memuat informasi mengenai penyakit tertentu.
Termasuk di dalamnya gejala, tanda, dan cara penanganan pertama atau solusi medisnya. Tentunya tanpa perlu memuat wajah atau nama pasien.
Dia mengatakan ada rambu-rambu bagi dokter di medsos. Salah satunya menjaga kesopanan.
“Ada imbauan etik soal dokter di media sosial. Menjaga kesopanan juga termasuk di dalamnya,” katanya saat diwawancarai dan ditulis Sabtu, (31/10/2020).
Dokter yang kerap mem-posting konten edukasi kesehatan di medsos pribadinya ini juga menyebut tenaga kesehatan harus menjaga reputasi profesi. Jangan sampai apa yang ditampilkan ke publik malah menimbulkan persepsi negatif ke masyarakat.
“Ada anjuran juga bahwa kita bisa saja mempunyai dua akun untuk pribadi dan untuk edukasi kesehatan,” pungkasnya.
(dtc)